Zen di perintah kan untuk menghadap ke kantor dosen, Luna dan Coco menjadi saksi Anya begitu pun Rara yang menjadi saksi Zen. Namun sayang dalam hal ini Zen salah, Zen di skor dari kampus tidak mengikuti pelajaran selama dua minggu.
Rara minta maaf karena tidak bisa banyak menolong, Zen pun tidak mempermasalahkan nya. Ponsel Zen berdering, Zen melihat layar ponsel nya lalu mematika ponsel nya.
"Siapa Zen? Kenapa gak di angkat?" Tanya Rara penasaran.
"Ibu, males lah paling ngomongin kenapa aku di skor" Balas Zen santai.
"Kok gitu sih Zen" Tanya Rara.
"Udah deh Ra, aku males kalo ngomongin orang tua" Balas Zen sedikit ketus.
Rara membaca raut wajah Zen, Zen seperti nya marah. Rara mencoba mengejar Zen tapi Zen masuk ke mobil dan melajukan mobilnya. Rara yang sedikit bersalah kesal atas ucapan nya, Kevin dan arul melihat Rara yang sedang berdiri di parkiran.
"Woy! ngapain di sini" Ucap Arul mengagetkan.
"Zen mana?" Tanya Kevin.
Rara menceritakan semua kejadian, dari bertemu nya dengan Anya hingga Zen marah. Arul dan Kevin mencoba untuk menenangkan Rara kalau Zen marah karena sedang banyak masalah saja.
Di dalam mobil Zen berpikir akan pergi kemana, semua nya sudah hancur. Zen menepikan mobil nya di pinggiran jembatan, Zen keluar dari mobil dan berdiri di jembatan yang di bawah nya danau. Zen menangis semua yang terjadi pada nya sangat berat untuk di terima.
Seseorang lelaki berteriak dari belakang Zen.
"Kalo mau mati jangan di sini!" Ucap lelaki tersebut dengan teriakan.
Zen menoleh dan langsung menghampiri lelaki itu.
"Eh kamu" Ucap lelaki itu.
Zen mengingat-ngingat apa Zen mengenal lelaki ini.
"Aku Avin yang tadi pagi kamu tabrak" Ucap Avin.
"Ah iya aku ingat" Balas Zen tersenyum.
"Sedang apa disini?" Tanya Avin.
"Kamu sendiri sedang apa disini?" Tanya balik Zen.
"Rumah ku di bawah jembatan ini" Balas Avin enteng.
"Masa sih?" Tanya Zen tidak percaya.
"Kalo tidak percaya ayo ikut" Ajak Avin.
"Mobil?" Tanya Zen bingung.
"Biar kan di situ, gak ngehalangin jalan juga kan" Balas Avin.
Avin mengajak Zen menuju pemukiman rumah nya, selang 30 menit berjapan akhirnya Avin dan Zen tiba di pemukiman rumah nya. Zen kaget apa yang dilihat nya, rumah yang berdiri dari kain plastik, sampah dimana-mana dan bau yang menyengat.
"Bau yah dan kumuh yah?" Tanya Avin.
"Ah tidak kok Vin" Balas Zen berbohong.
"Tidak usah bohong, aku tau kok" Ucap Avin.
"Maaf Vin" Balas Zen menunduk.
"Tidak apa" Ucap Avin.
Avin mengajak Zen menuju rumah plastik nya Avin, Zen melihat struktur rumah yang berbahan dasar plastik sama seperti yang lain nya.
"Ini rumah ku" Ucap Avin menunjuk rumah nya.
Dari dalam keluar dua wanita, yang satu sudah tuan dan yang satu nya lagi masih nampak muda berjalan menghampiri Avin dan Zen.
"Siapa ini Vin? Kok gak di bawa masuk?" Tanya wanita paruh baya tersebut.
"Temen bu" Balas Avin.
"Kenalin bu aku Zenaya panggil aja Zen biar gampang" Ucap Zen menyodor kan tangan nya.
"Ibu ini ibu nya Avin, Ibu salma dan ini adik nya Avin Sita namanya" Balas Bu Salma mengambil uluran tangan Zen.
"Yasudah ibu pamit ke dalam untuk membuat kan minum" Ucap Bu Salma berlalu.
"Aku kenal wajah mu Sita tapi dimana yah aku pernah melihat nya" Ucap Zen berpikir keras.
"Di kantin kampus" Balas Sita.
"Ah iya betul" Ucap Zen.
"Aku membantu Bi Inah penjual bakso disana sebagai pelayan dan pencuci piring" Balas Sita.
"Kamu hebat Sita, di usia kamu yang seharus nya sekolah kamu malah bekerja menghasilkan uang sendiri" Ucap Zen kagum.
Dari dalam rumah keluar Bu Salma, Bu Salma membawakan air untuk Zen dan menjawab pertanyaan Zen kepada Sita.
"Avin dan Sita tidak bisa sekolah, ibu tidak ada biaya untuk menyekolah kan Avin dan Sita" Balas Bu Salma.
"Ada duit mending di pake buat makan" Timpal Avin.
Zen mendapat banyak pelajaran hari ini dari keluarga nya Avin, keluarga Avin yang harmonis tidak seperti keluarga Zen yang hancur.
Avin mengajak Zen duduk di tepi sungai yang lumayan besar, Avin dan Zen duduk di bangku kayu alakadar nya. Zen menceritakan kepada Avin perihal keluarga nya, Avin terlihat perihatin atas semua yang menimpa Zen termasuk skor di kampus nya.
Zen menceritakan tentang ia mendorong Anya teman satu kampus nya yang sok jago.
"Wah kamu seperti pasukan avengers, sangat berani dan kuat" Ucap Avin kagum.
"Boleh aku memilih hero nya?" Balas Zen bercanda.
"Boleh, tapi aku rekomendasi kan si Hulk" Ucap Avin tertawa.
"Nanti aku jadi kolor ijo bukan super hero" Rengek Zen.
"Aku bercanda Zen" Balas Avin masih tertawa.
Zen dan Avin terus bercanda tertawa riang, tak terasa waktu sudah menjadi sore, Zen pamit kepada keluarga Avin. Avin mengantar Zen ke tempat Zen memarkirkan mobil nya.
Zen masuk kedalam mobil, lalu membuka kaca mobil nya.
"Avin apa aku boleh berkunjung kerumah mu lagi?" Tanya Zen.
"Dengan senang hati boleh sekali" Balas Avin tersenyum.
Zen melajukan mobil nya menuju rumah nya, satu jam Zen baru sampai karena macet yang di sebab kan jam pulang pegawai kantor.
Zen masuk kedalam rumah, rumah yang sepi karena kedua orang tua nya akan bercerai. Di rumah Avin, Zen merasa senang tapi dirumah nya sendiri, Zen merasa kesepian dan terluka akan kehancuran keluarga nya.
Zen melangkah kan kaki nya menuju kamar dan merebah kan tubuh nya di kasur. Zen melamun kam keluarga nya hingga ketukan di pintu kamar Zen membuat lamunan nya buyar. Zen beranjak dari kasur nya lalu berlari kecil membuka pintu kamar nya.
"Eh Ra" Ucap Zen.
"Maaf Zen tadi aku udah ketok di depan tapi tidak ada yang membuka pintu, jadi aku langsung masuk aja karena melihat mobil mu ada" Balas Rara
"Tak apa Ra, sini masuk" Ajak Zen.
Zen dan Rara bercerita kesana kemari hingga Rara memutuskan untuk menginap di rumah Zen. Zen sangat senang karena Rara bisa menemani Zen tidur, Rara pula senang bisa menemani Zen tidur.
Setelah sekian lama Zen kesepian dan kali ini ada Rara sahabatnya yang menemani tidur. Zen sangat beruntung memiliki sahabat seperti Rara, karena Rara selalu ada di saat Zen susah dan Rara juga selalu mengeri keadaan Zen.
Haii readers terimakasih sudah sempatkan mampir jangan lupa komentar like dan vote nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Caramelatte
jangan kasi kendor thorr
semangat terosss
2020-12-03
0
Kiki Sulandari
Hi...aku sudah mampir,nich
Semangaaaat...💖💖💖💖💖💖
2020-06-09
1