Bab 3

Bulan demi bulan berlalu, Zen selalu mengunjungi Avin dan keluarga nya jika ada masalah Zen pun selalu membantu nya, hingga masa skor berakhir dan Zen pun lulus.

Pagi hari yang cerah kebisingan membangunkan Zen, Zen beranjak dari tidur nya dan melihat keluar kamar nya. Zen sontak kaget melihat kedua orang tua nya membawa pasangan masing-masing, mereka berebut memperkenalkan calon nya masing-masing.

Zen geram dengan tingkah kedua orang tua nya, yang sudah lama tidak pulang, sekali nya pulang membawa calon ibu dan ayah baru.

"Cukup ibu ayah, Zen gak mau tau urusan ayah sama ibu. Zen mau pergi ke Inggris ke rumah nenek" Ucap Zen berteriak seraya air mata yang mengalir.

Bu Tari dan Pak Ali yang mendengar ucapan anak nya, bahwa ia akan pergi ke Inggris sontak kaget. Bu Tari dan Pak Ali menyusul Zen ke kamar nya, dilihat nya Zen sedang mengepak barang-barang nya kedalam koper.

"Zen ibu mohon jangan pergi" Ucap Bu Tari.

"Ini semua gara-gara ibu nya yang gak becus ngurus" Ucap Pak Ali marah.

"Bapak nya doyan selingkuh jadi anak sama istri di lupain" Balas Bu Tari ketus.

Zen geram dengan kedua orang tua nya, usai barang terkemas Zen langsung berlalu tanpa berpamitan meninggal kan kedua orang tua nya yang masih adu mulut. Bu Tari dan Pak Ali yang melihat Zen pergi langsung mengejarnya, namun Zen telah berlalu memasuki mobil dan melajukan nya.

Di dalam mobil Zen sangat terpukul dengan sikap ibu dan ayah nya. Zen melajukan mobil nya menuju bandara, sebelumnya Zen sudah memesan tiket online. Selang beberapa menit Zen tiba di bandara, Zen menelpon Rara agar membawa mobil nya pulang, tak menunggu lama Rara datang bersama Kevin dan Arul. Mereka menanyakan mengapa Zen akan pulang ke Inggris tempat kelahiran nya, dengan senang hati Zen menceritakan semuanya, sahabat Zen turut prihatin dengan hancur nya keluarga Zen.

Sahabat Zen ingin mengantar kan Zen sampai penerbangan tiba namun Zen menolak dan memerintah ketiga sahabat nya pulang, dengan berat hati ketiga sahabat Zen pulang dengan Rara yang membawa mobil Zen.

Ketika hendak menunggu, seseorang wanita paruh baya meninggalkan tas nya dengan sigap Zen mengejar dan mengembalikan tas nya.

"Nyonya permisi tas anda tertinggal" Ucap Zen ramah.

Wanita paruh baya tersebut menoleh dan tersenyum.

"Aduh saya lupa, mungkin karena sudah tua" Balas wanita tersebut dengan tawa kecil nya.

"Ah nyonya, nyonya terlihat masih muda kok" Goda Zen meyodorkan tas milik nya.

Ketika menyodorkan tas nyonya tersebut, nyonya itu tidak mengambil tas nya dengan benar sehingga membuat tas jatuh dan isi nya berhamburan. Dengan sigap Zen membantu barang nyonya tersebut yang berceceran, Zen terkesiap melihat foto yang ikut jatuh dalam tas itu Zen memungut dan memperhatikan nya.

"Itu cucu saya, Avin dan yang perumpuan nya Sita" Ucap nyonya tersebut.

"Aku kenal dengan mereka, nyonya siapa nya?" Balas Zen mengembalikan tas nya.

"Benarkah? Dimana saya dapat menemui nya" Tanya nyonya tersebut dengan senang.

Zen menjelaskan keadan rumah nya Avin dan memberikan sebuah petunjuk ada jembatan di jalan XX dan di bawah jembatan ada rumah Avin.

Nyonya tersebut agak sulit mencerna ucapan Zen tapi nyonya tersebut menerima nya dan berterimakasih. Zen tidak lupa berpesan pada nyonya itu kalo ia yang memberi alamat rumah Avin.

Usai percakapan itu pesawat tujuan ke Inggris akan berangkat, Zen berlari dan masuk menuju pesawat bersama penumpang lainnya, selang 30 menit pesawat yang di tumpangi Zen lepas landas, hati Zen sakit harus meninggalkan tanah kelahiran ayah nya itu namun dengan berat hati Zen meninggalkan nya.

~

Nyonya tadi bergegas menuju alamat yang di tuju agak sulit namun akhir nya sampai. Bu Salma dan Sita yang sedang mencuci melihat kedatangan wanita kaya.

"Siapa yang kemari yah bu?" Tanya Sita penasaran.

"Ibu tidak tau Sita" Balas Bu Salma singkat.

"Pasti bukan kak Zen, secara kak Zen kan tidak tua" Ucap Sita cekikikan.

"Huss kamu" Balas Bu Salma.

Dari jauh seorang lelaki memanggil Bu Salma, Bu Salma dan Sita berhenti mencuci dan segera menghampiri lelaki yang memanggil nya.

Bu Salma menghampiri wanita baruh baya dan lelaki yang memanggil nya tadi.

"Ada apa?" Tanya Bu Salma bingung.

"Ada yang ingin bertemu dengan Bu Salma?" Ucap Pak Imron lelaki yang memanggil nya tadi.

"Permisi bu, apa ibu mencari saya?" Tanya Bu Salma.

Wanita paruh baya itu menoleh, seketika wanita paruh baya itu dan Bu Salma kaget.

"Ibu" Ucap Bu Salma memeluk.

"Anak ibu" Balas wanita paruh baya tersebut.

Wanita paruh baya itu adalah ibunya Bu Salma, Nyonya Hellen. Nyonya Hellen pembisnis hebat namun anak nya yang bernama Salma menikah dengan Wirawan. Wirawan mengalami bangkrut karena di fitnah dan akhir nya Wirawan jatuh sakit dan meninggal.

Bu Salma tidak tau harus berbuat apa ia hanya bisa pasrah dan jatuh miskin. Nyonya Hellen tinggal di London, Inggris. Nyonya Hellen tidak bisa memantau dengan jelas anak nya. Hingga bangkrut nya Wirawan Nyonya Hellen baru mengetahui nya hari ini.

Nyonya Hellen menceritakan perjuangan ia mencari alamat rumah anak nya, tak lupa Nyonya Hellen mengatakan bahwa yang memberi tahu kan alamat nya ialah Zenaya.

Kehidupan keluarga Avin kini bangkit berkat Nyonya Hellen, kini Avin dan Sita melanjutkan pembelajarannya. Avin lulus sarjana dan meneruskan bisnis Nyonya Hellen, Avin tumbuh menjadi pria cerdas dan berwibawa namun Avin tidak angkuh dan sombong.

Avin pula selalu mencari keberadaan Zen namun tidak pernah ada hasil, Avin ingin banyak mengucap kan terimakasih kepada Zen, berkat Zen kini Avin menjadi orang yang di segani.

*Inggris.

Zen menatap di Inggris tepat di rumah nenek nya, Zen melanjutkan bisnis Nyonya Lista neneknya. Zen di percaya Nyonya Lista untuk mengembang kan perusahaan nya.

Orang tua Zen selalu berkunjung ke Inggris untuk menemui Zen, namun Nyonya Lista ibunya Tari mama nya Zen selalu menolak untuk mempertemukan nya. Di pikir nya Tari dan Ali mengabaikan Zen dan tidak mengurus nya karena hal pribadi mereka.

Zen tidak kesepian atau menangis karena tidak bertemu orang tua nya, di pikir Zen pula jika bertemu pasti akan ribut. Nyonya Lista tidak ingin jauh dari cucu nya maka dari itu Zen menetap di Inggris. Di Inggris pula Zen merasa tenang dan banyak bergaul, Zen sekarang lebih banyak berintraksi tidak mengurung dan minder.

Haii readers jangan lupa yu vote nya.

Terpopuler

Comments

Caramelatte

Caramelatte

semangat thor!
Salam dari "Belong to Esme"

2020-12-03

0

Nidaa

Nidaa

👍👍👍

2020-12-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!