Akad

Malam itu berlalu, semua kesedihan yang terjadi semalam telah lenyap di bawa angin malam yang terasa dingin mencekram. Berganti hari bahagia dimana acara pernikahan Allena dan Akmal di adakan secara sederhana. Keluarga Handoko tidak mau sepeser pun mengeluarkan uang untuk memeriakan acara pernikahan itu.

Allena terlihat sangat cantik dengan polesan makeup yang natural dan di balut dengan kebaya berwarna putih. Melihat Akmal hanya datang bersama Abbas, tidak ada keluarga Akmal yang datang ke acara pernikahan itu.

"Saya terima nikahnya Allena Saraswati Binti Hantoro dengan mas kawin seperangkat alat solat di bayar tunai!" tegas Akmal Khabi, membuat semua yang menghadiri acara akad pun langsung mengucapkan Alhamdulilah.

Status Allena pun sekarang menjadi istri seorang Akmal pria tampan berasal dari Negri Jiran. Akmal langsung memasangkan cincin di jari manis Allena.

Beberapa tamu yang menghadiri acara itu pun mengucapkan selamat kepada Allena dan Akmal, kebahagiaan terpancar di wajah Allena.

Acara pernikahan pun telah usai, membuat Akmal berpamitan kepada Handoko untuk membawa Allena pergi bersamanya ke apartemen. Handoko dan Dewi dengan berat hati melepaskan Allena.

"Jaga dirimu baik-baik, jangan kecewakan suami mu," Handoko memberi pesan kepada Allena.

Allena menganggukan kepalanya sambil tersenyum, tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Allena, Allena hanya mengatakan terimakasih dengan Handoko karena telah merawat dan mengizinkan Allena tinggal bersamanya.

Allena melangkah kan kaki nya keluar rumah itu bersama Akmal. Akmal langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Kenapa kamu terlihat murung sayang?" tanya Akmal melihat wajah Allena yang hanya diam saja.

"Tidak ada apa-apa kok bang, aku hanya heran sama pak de, padahal uang yang kamu kasih untuk acara resepsi itu cukup banyak, tapi kenapa acara nya jauh dari harapan ku," jawab Allena merasa sedih.

"Sudah gak papa, yang penting kamu udah menjadi milik ku. Mungkin pak de butuh uangnya, acaranya juga sudah selesai dan sekarang kita bisa tinggal bersama," ucap Akmal memegang tangan Allena dan menciumnya.

Allena langsung menatap Akmal dengan senyuman. Sampai di apartemen, Akmal menggendong Allena dan berjalan masuk ke dalam apartemen. Allena pun terkejut mendapat perlakuan yang romantis dari Akmal.

Akmal langsung meletakan Allena di kamar miliknya. Mata Akmal terus memandangi wajah polos Allena dengan penuh gairah pengantin baru. Allena tersipu malu terus di tatapan oleh Akmal, dirinya ingin menghindari tatapan itu tapi tak mampu.

Dengan penuh gairah Akmal langsung mencium bibir Allena dan mulai melepaskan kancing baju Allena satu persatu, Allena yang menerima sentuhan lembut itu tak mampu menolak, meskipun dirinya belom siap untuk melakulan malam pertama.

Suasana malam itu sangat sunyi, terdengar suara air hujan yang begitu deras membasahi seluruh tanah di luar sana.

Dengan keikhlasan dan cinta tulus dari Allena, akhirnya malam itu Allena melepaskan kesuciannya untuk suaminya, ******* demi ******* saling bersautan membuat gairah Akmal semakin menggebu-gebu sampai pada puncaknya.

Akmal pun langsung ambruk di samping Allena, mereka berdua tertidur kenapa sangat kelelahan.

Pagi hari.

Suara dering telpon membangunkan Allena, dengan sayup-sayup Allena mencoba mencari sumber suara itu, dengan berat hati Allena pun terbangun dan melihat ponsel Akmal lah yang berdering. Allena segera bangun tetapi ia meresakan sedikit nyeri di area sensitifnya, membuatnya harus berhati-hati.

Saat Allena melihat ponsel milik Akmal, tertulis nama Terry. Allena berfikir itu teman kerja Akmal, Allena langsung membangunkan Akmal yang masih tertidur.

"Abang bangun."

Suara lembut itu tak dapat mrmbangunkan Akmal yang tertidur seperti orang yang mati suri, Allena langsung mencubit lengan Akmal membuat Akmal membuka matanya dengan rasa kesal.

"Ada apa sih!"

"Ada temen mu menelpon, namanya Terry, sepertinya ini penting. Makanya aku membangunkan mu."

Mendengar Allena mengatakan nama Terry, mata Akmal langsung menatap tajam ponselnya. Dengan perasaan panik, Akmal langsung menjauh dari hadapan Allena untuk mengangkat telpon itu.

Allena pun langsung membereskan tempat tidur itu dan segera membersihkan tubuhnya yang terasa sangat letih akibat kejadian semalam.

Akmal : Kenapa pagi sekali menelpon ku! Ada apa?

Terry : Apa kau sedang bersama seseorang? Kenapa jadi marah dengan ku?

Akmal : Baiklah, maafkan aku ya. Jangan cemberut nanti kau terlihat jelek.

Terry : Sayang, kapan kau pulang?

Akmal menoleh ke arah belakang tidak melihat Allena, Akmal langsung menempelkan ponselnya di telinganya.

Akmal : Tadi kau bicara apa sayang? Aku tidak mendengarnya, di sini cukup berisik.

Terry : Kapan kau pulang, aku sangat merindukan mu. Aku punya kabar bahagia.

Akmal : Kabar apa?

Terry : Aku hamil, apa kau senang.

Akmal sangat terkejut mendengar Terry telah hamil, tetapi dirinya pun merasa senang karena penantiannya sekian tahun akhirnya membuahkan hasil. Akmal pun akan segera menyelesaikan pekerjaannya disini. Akmal mengatakan dengan Terry jika dirinya akan kembali ke Malaysia 3 bulan lagi.

Allena yang sedang memotong daun bawang merasa kesakitan tak sengaja pisau itu menggores sedikit luka di jari tangannya, Allena langsung nyedot darah itu melalui mulutnya dan segera memberi plester untuk menutup lukanya.

"Kenapa hati ku terasa sangat sedih, apa yang sedang terjadi? Harus nya aku bahagia karena sudah terpisah dari keluarga pak de," gumam Allena di dalam hati.

Masakan itu sudah di hidangkan di atas meja makan, aromanya membuat perut semakin lapar. Akmal yang sedari tadi mencium aroma makanan yang sangat lezat langsung mendekat.

"Apa kamu yang memasaknya?" tanya Akmal kepada Allena.

"Untuk suami ku tercinta," jawab Allena.

Akmal pun merasa sangat senang, dan langsung mencium kening Allena, ada sedikit ke khawatiran di dalam hati Akmal saat menatap Allena yang begitu tulus dengannya. Tapi Akmal berusaha menepis rasa itu, Akmal menikmati makanan Allena.

"Apa aku boleh ijin ke makan orang tua ku?" tanya Allena menatap Akmal.

Akmal yang sedang mengunyah makanan itu langsung menghentikan kunyahannya, dan langsung menatap Allena.

"Tentu boleh, nanti akan aku antar," jawab Akmal kembali mengunyah.

Allena merasa senang karena dia merasa sangat di manja oleh Akmal. Allena merasa dia wanita paling beruntung di dunia ini.

Saat di pemakanan, Allena mulai membersihkan batu nisan kedua orang tuanya yang memang kuburan nya bersampingan. Akmal yang melihat makam kedua orang tua Allena langsung ikut membersihkan rumput-rumput yang tumbuh di sekitaran makan itu. Mereka berdua berdoa bersama dan setelah itu kembali ke dalam mobil.

"Lalu kita mau kemana?" tanya Akmal.

"Aku ingin makan es cream di pinggir taman," jawab Allena.

"Baiklah, kita kesana," ucap Akmal dengan nada suara yang penuh dengan semangat.

Berhenti di taman, Allena langsung keluar dari mobil dan langsung membeli ec cream. Akmal yang masih di tinggal di dalam mobil hanya bisa tersenyum melihat Allena sedang mengantri panjang es cream itu.

Akmal pun berjalan mendekati Allena dan berkata.

"Apa es cream ini enak?"

"Aku dengar es cream ini sangat enak, mereka rela mengantri demi mendapatkan ea cream ini, aku jadi penasaran dengan rasanya," jawab Allena dengan wajah yang menggemaskan.

Akmal pun yang ikutan gemas dengan wajah imu Allena langsung mencubit pipinya, " baiklah aku saja yang mengantri, kau duduk di kursi itu," Akmal menunjuk kursi yang kosong.

Allena menganggukan kepalanya, melihat Allena yang berlari menuju kursi kosong itu. Akmal pun tertawa sambil menggelengkan kepalanya.

BERSAMBUNG.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!