Pertemuan dengan Mu 2

"Apa aku bermimpi? Apa yang dia katakan itu benar? Atau aku yang salah dengar, oh astaga aku tidak bisa tenang," gumam Allena dalam hati.

Saat sudah di rumah, Allena melakukan aktivitasnya sepetti biasa. Malam itu Allena yidur dengan nyenyak, membuatnya terus menyunggingkan senyuman di bibir indahnya.

Ke esokan paginya

Allena pun membuka kiosnya, saat dirinya akan masuk. Tiba-tiba ada yang memanggil namanya, "Allena!" seru Dewi langsung mendekat ke arah Allena.

Allena menoleh ke arah sumber suara, "Iya bude, ada apa ya?" jawab Allena.

Melihat kios Allena yang kecil dan sempit membuat Dewi langsung mencela, "kalo punya kios itu yang gede dikit dong, emang bisa napas dengan ruangam sekecil ini?" cela Dewi melihat setiap sudut kios itu.

"Belom ada modal bude, tapi alhamdulilah meskipun ruangan ini kecil selalu ada yang menjahit di sini," jawab Allena.

"Terserah kamu saja, bude ke sini mau minta uang bulanan, mana uangnya!" Dewi menadahkan tangannya ke arah Allena.

Allena langsung mentransfer uang itu ke rekening budenya dan menunjukan tanda bukti bahwa Allena sudah transfer, Dewi yang melihat tanda bukti itu langsung tersenyum.

"Nanti pulang jangan lupa ya, cuciin semua sarung bantal kursi ruang tamu dan tengah juga, soalnya udah kotor," ucap Dewi.

"Iya bude," Allena menjawab dengan singkat.

Dewi langsung pergi meninggalkan Allena, tak menghirauan budenya, Allena langsung membuka buku pesanannya dan langsung mengambil kain yang aka di jait. Terlalu fokus dengan kerjaannya, Allena tidak menyadari jika Akmal datang dan duduk di ruang tunggu.

Akmal terus memandangi Allena tanpa henti sambil tersenyum, Allena yang memulai memasang kancing baju tak di sengaja jarinya tertusuk jarum dan membuat Allena menjerit kaget.

Akmal yang melihat itu langsung mendekat dan memegang tangan Allena, Allena pun ikut kaget saat tangannya di pegang seseorang, ternyata Akmal yang memegang tangannya dan langsung menyusap darah yang keluar dari jari tangan Allena.

"Kenapa tidak hati-hati," ucap Akmal langsung menutup luka itu dengan plester.

"Abang datang kapan? Kok tiba-tiba ada di sini?" tanya Allena menatap Akmal.

"Kamu terlalu sibuk, sehingga tidak menyadari jika aku datang," jawab Akmal mencolek hidung Allen membuat Allena tersipu malu.

"Maaf ya bang, apa abang udah makan?" tanya Allena.

"Sudah, memangnya kenapa?" jawab Akmal.

Allena membuka tempat makanan yang berisikan kue jajanan pasar yang belom pernah di liat oleh Akmal. Akmal langsung melirik kue berwarna hijau di selimuti parutan kelapa membuatnya sangat penasaran dengan kue itu.

"Apa yang kamu bawa?" tanya Akmal menunjuk kue itu.

"Apa kamu tidak mengetahui kue ini?" Akmal menggelengkan kepalanya, "ini kue klepon, aku pikir nama kue iki sudah mendunia, ternyata kamu belom mengetahuinya," ucap Allena.

Akmal mencoba satu dan langsung memasukan satu kue klepon ke dalam mulutnya, saat mengunyah klepon itu merasa ada yang pecah di dalam mulutnya. Cairan manis manis yang membuat Akmal langsung menghentikan kunyahan, Allena yang melihat tingkah Akmal langsung berkata, " kunyah saja, kenapa harus berhenti? Itu rasanya sangat enak bukan?"

"Kamu benar ini rasanya enak," jawab Akmal.

Akmal langsung menatap Allena dengan tatapan yang sangat lembut, membuat nya dalah tingkah.

"Allena, Merry me," ucap Akmal.

◇◇◇

Lisa yang mendengar Allena bercerita merasa Allena sangat beruntung mendapatkan pria yang sangat menyayanginya.

"Mbak, cerita mu sangat romantis, aku jadi iri sama mbak Allena," ucap Lisa.

"Sudah, sana lanjut bekerja, kau ingin segera bisa menjahit bukan?" jawab Allena sedang memisahkan potongan yang akan di jahit menjadi baju.

Allena dan Lusi kembali fokus menjahit pakaian yang memang akan di ambil nanti sore oleh pelanggannya. Hari ini Allena pulang cukup larut malam, karena pekerjaannya yang harus di selesaikan hari ini juga.

Selesai menjahit Allena menyadari jika sudah larut malam, ia mengingat jika Ella sendirian di rumah, karena pakde dan bude nya pergi.

Allena langsung pulang ke rumah, melihat seisi rumah sangat berantakan seperti bekas pesta minuman yang tidak di bereskan, Ia masuk sembari memperhatikan setiap tempat yang di penuhi botol minuman keras berserakan di ruang tengah, Allena yang melihat semua ini langsung mencari Ella, untuk menanyakan apa yang terjadi.

Allen mencari Ella di setiap tempat tetapi tidak menemukan keberadaanya, membuat Allena terus memanggil nama Ella. Sampai akhirnya Allena melirik ke satu pintu yang berada di ujung kolam belakang rumah, dengan rasa penasaran Allena membuka pintu itu, begitu terkejutnya Ia melihat seorang laki-laki yang sedang berciuman dengan Ella sambil tangannya membuka setiap pakaian yang di kenakan Ella.

Allena langsung menarik pakaian pria itu sehingga membuat pria itu terhempas jauh menatap tembok, sampai kepalanya membentur nakas. Allena menghampiri Ella yang terpengaruh dengan alkohol.

Allena menatap ke arah pria itu, dan dirinya tidak melihat pria itu. Allena terus mencari sampai akhirnya pria itu berhasil kabur, napasnya tersendat-sendat mengejar pria itu.

"Jangan pergi! Dasar pria kurang ajar!" triak Allena langsung mengejar pria itu tetapi pria itu sudah berhasil menghilang.

"Cepat sekali dia berlari," ucap Allena.

Allena langsung menghampiri Ella dan memindahkan Ella kekamarnya, terpaksa Allena menggendong nya.

"Astaga punggung ku?" ucap Allena memegang punggungnya yang terasa sakit.

Allena pun langsung membereskan ruangan itu, saat dirinya sedang menyapu, pakde dan bude nya pulang ke rumah. Dewi sangat terkejut melihat rumahnya mau minuman beralkohol membuatnya menatap sinis ke arah Allena.

"Jadi begini ya ... kalo saya gak ada di rumah kamu se enaknya dengan rumah saya?" tanya Dewi mendekati Allena dan menjambak rambutnya.

Allena pun spontan berteriak kesakitan, belom sempat menjelaskan semua yang terjadi  tamparan itu mendarat di pipi Allena dengan keras. Allena pun terkejut dengan sikap Dewi yang tidak mau mendengar penjelasannya.

"Bereskan ruangan ini, cepat!" seru Dewi langsung masuk ke dalam kamarnya.

Allena pun menangis mendapat perlakukan dari bude nya sendiri. Katmojo yang melihat keponakannya di perlakukan tidak adil oleh istrinya, hanya bisa terdiam.

Allena yang merasa tidak di perhatikan sama sekali langsung menenteskan matanya sambil membereskan ruangan itu. Dadanya terasa sangat sakit sehingga air mata itu tak kunjung berenti, dan terus membasahi pipinya.

Allena langsung membersihkan tubuhnya, dan menatap cermin dengan rambut yang basah, terlihat bekas gambar tangan di wajah kanan Allena, Ia berusaha memegang wajah itu tapi dirinya mengeringai kesakitan. Ia bergegas memberi salep agar tidak membekas luka.

Menatap wajahnya sendiri dengan tatapan yang sendu, Allena langsung menangis meratapi nasibnya yang tak pernah mendapatkan perlakuan adil.

Malam itu berlalu, semua kesedihan Allena terbuang jauh di bawa mimpi, hanya tersisa isakan sedikit di dadanya.

BERSAMBUNG.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!