"Maafkan saya pak, saya terburu-buru sehingga tidak melihat bapak ada di depan saya," kata Allena menundukan kepalanya.
"Sudah tidak apa-apa, aku baik-baik saja kok," ucap Akmal dengan ramah.
Allena memandang pria di hadapannya dengan rasa kagum, terlihat sisi baik dari sikapnya, senyumnya, pria itu seketika merobohkan jantung Allena sehingga berdetak kencang saat menatap wajahnya.
Allena pun langsung berjalan menuju toko kain langganananya, saat masuk ke dalam toko itu Allena memilih kain yang di butuhkan, sambil berjalan melihat beberapa kain yang begitu indah dan bagus, tetapi matanya tertuju pada kain kain batik yang berada di ujung, Allena menghampiri kain itu.
Ketika tangan Allena ingin memegang kain batik itu, entah dari mana tangan seorang pria pun ikut memegang kain batik itu, tangan Allena dan pria itu tanpa sengaja saling bersentuhan. Saat mata Allena menatap wajah pria itu, lagi-lagi Allena di kejutkan dengan pria itu.
Dia pria yang tadi di tabrak oleh Allena, pria itu tersenyum manis, membuat Allena langsung salah tingkah. Dengan rasa malu Allena langsung menjauhkan tangannya dari kain batik.
"Ambil lah kain itu pak, jika anda menginginknnya," ucap Allena mempersilahkan pria itu mengambil kain batik itu.
"Baiklah, jika kau tidak mau, maka aku saja yang mengambil ini. Aku butuh berapa meter ya?" sahut Akmal memegang kain batik itu dan akan memanggil penjualnya untuk menanyakan berapa ukuran untuk tubuhnya.
Allena yang mendengar Akmal langsung menjawab, " jika anda ingin membuat seperti kemeja pada umumnya 2 meter di kombinasi dengan puring 1 meter cukup pak," jawab Allena dengan penuh percaya diri.
"Bagaimana kamu bisa mengetahuinya? Apa kamu seorang penjahit?" tanya Akmal.
Allena menjawab dengan senyuman, "iya pak."
"Wah, kebetulan sekali ya, kalo begitu aku boleh menjahit baju dengan mu?" tanya Akmal.
Akhirnya Allena bersama dengan Akmal pulang ke kiosnya untuk mengukur baju yang akan di jahit oleh Allena.
"Aku hampir lupa, siapa nama mu? Sedari tadi di toko kain aku belom mengetahui nama mu?" tanya Akmal mengulurkan tangannya membuat Allena sangat canggung.
"Nama ku Allena pak," jawab Allena membalas uluran tangan Akmal.
"Aku Akmal, aku orang baru di kota ini," sahut Akmal.
Allena pun meminta izin untuk mengukur tubuh Akmal, terlihat bentuk tubuh Akmal sangat tegap seperti pemain film avanger, bahunya yang panjang dan perutnya yang seperti roti sobek membuat Allena sedikit canggung saat mengukurnya.
"Memangnya pak Akmal asli orang mana?" ucap Allena.
"Sudah jangan memanggil ku bapak, apa aku sudah seperti bapak-bapak? Panggil nama ku saja," sahut Akmal.
"Baiklah, aku akan memanggil bang Akmal," sahut Allena tersenyum.
"Aku berasal dari Malaysia, aku di sini bekerja sebagai arsitektur gedung yang sedang di bangun di pusat kota," sahut Akmal.
Mereka berdua pun mengobrol sampai waktu menunjukan sore hari, membuat Akmal harus berpamitan kepada Allena, dan Allena pun segera menutup kiosnya langsung pulang ke rumah pakde Katmojo.
Sampai di rumah, Allena langsung bersih-bersih rumah dan memasak untuk makan malam, rasa lelah tidak di hirauan oleh Allena karena ia terus mengingat wajah Akmal yang sempat tersenyum manis.
Setiap hari Akmal selalu berkunjung ke kios Allena, waktu itu sebelum Allena memiliki karyawan, mereka berdua pun sering keluar jalan-jalan bersama Akmal, mengunjungi tempat bermain dan taman yang ada di pusat kota.
Terlihat dari ke jauhan mereka seperti pasangan yang sangat bahagia, Akmal selalu menciptakan momen bahagia bersama Allena, setiap langkahnya mengundang canda tawa. Merasa lelah karena hampir seharian mereka menghabiskan waktu bersama, mereka memutuskan untuk makan di resto terdekat.
Mereka sudah memesan makanan, dan sedang menunggu makanan itu tiba, senyuman Akmal menatap Allena dengan penuh arti, Allena yang tak seperti biasanya di tatap dengan begitu lekat membuatnya merasa tidak nyaman.
"Jangan menatap ku seperti itu, nanti kamu bisa jatuh hati," sahut Allena.
"Bagaimana jika aku sudah jatuh hati?" tanya Akmal membuat Allena langsung menatapnya.
"Jangan bercanda, itu tidak mungkin," jawab Allena.
"Bagaimana jika itu mungkin? Bagaimana jika aku benar-benar jatuh hati dengan mu?" tanya Akmal mulai memegang tangan Allena.
Saat itu jantung Allena pun berdetak sangat cepat, terasa seperti akan lepas dari tempatnya. Allena bingung harus menjawab apa, di dalam hatinya Ia ingin sekali mengatakan iya, tapi dia sadar bukan wanita yang sepadan jika berdampingan dengan Akmal.
"Kenapa malah diam, apa kau tidak menyukai ku?" tanya Akmal.
"Maaf, aku tidak bermaksud untuk menolak mu, tapi aku sadar bang, aku bukan wanita yang pantas buat kamu," jawab Allena.
"Cinta itu tidak memandang kasta Allena, jika memang dua insan saling mencintai semua itu tidak ada artinya. Kebahagian sesungguhnya itu tidak bisa di beli dengan uang atau kekuasaan," sahut Akmal.
Allena pun hanya terdiam. Di perjalanan pulang menuju kios miliknya, Akmal pun kembali menanyakan tentang perasaannya kepada Allena.
"Bagaimana perasaan mu dengan ku?" tanya Akmal menatap wajah Allena.
"Aku bingung bang, aku memang menyukai mu tapi, rasa tidak pantas ini sangat melekat di dalam diri ku. Membuat ku kesulitan untuk menjawab," jawab Allena.
Akmal pun memengan wajah Allena dan menatapnya dengan rasa penuh cinta, matanya yang tajam menatap mata Allena, Allena yang di perlakukan seperti itu langsung memundurkan tubuhnya, ada rasa takut di dalam hatinya saat itu.
"Sekali lagi aku katakan, aku menyukai mu Allena," ucap Akmal menatap wajah Allena.
Allena yang tak sanggup menjawab langsung memeluk Akmal dan berkata tanpa berani menatap mata indah itu, "aku mencintai mu bang," suara itu terdengar sangat lirih membuat Akmal langsung melepaskan pelukan Allena dan langsung mencium bibir mungil Allena tanpa ragu.
Allena yang terkejut dengan tindakan Akmal, tak mampu menolak sentuhan lembut yang di berikan oleh pria yang sangat Ia cintai. Mereka hampir terbuai oleh suasana yang sangat hening, Allena langsung menyadari jika dirinya sudah hampir melepaskan sebagian bajunya, Allena langsung mendorong Akmal menjauh darinya.
"Hari sudah sore, kau harus pulang," ucap Allena yang terbata-bata.
Akmal menatap Allena yang mencium keningnya, " Aku akan segera melamar mu," Akmal pamit pulang meninggalkan Allena.
Menatap ke pergian Akmal dengan rasa bahagia mendengar bahwa dirinya akan segera di lamar. Allena Menyadari hari sudah sore, dan segera pulang ke rumah dan menutup kios.
"Apa saat ini aku sedang bermimpi? Akmal akan melamar ku dan kita akan segera menikah? Apa itu benar?" gumam Allena di dalam hati.
Saat di rumah Allena terus melakukan aktivitasnya seperti biasa dan di pagi hari nya Allena kembali ke kios untuk menjahit baju pelanggannya.
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments