"Laura kau dari mana Sayang?" Fana mendekati putrinya yang baru saja pulang.
"Aku habis menjenguk Darren Mom." jawab Laura asal.
"Pria itu tidak menyakitimu kan?" Fana menelisik tubuh putrinya mencari sesuatu yang aneh. Untung saja Laura memakai jaker di badannya.
"Tidak Mom. Darren tidak melukaiku. Bagai mana Pria culun itu melukaiku ia sama sekali tidak bisa berdiri, ia hanya bisa duduk sendiri sedangkan untuk berdiri dan berjalan Darren memerlukan bantuan." Laura membunyikan luka di tangan kanannya bekas cengkraman Darren di balik jaketnya.
"Baiklah. Daddymu sedang menemui pengacaranya untuk mengurus berkas-berkas yang di perlukan untuk pernikahanmu." Fana membawa putrinya duduk di kursi ruang tamu.
"Nak, jika Darren ataupun keluargamu menyakitimu jangan diam saja katakan pada Mommy maupun Daddy." Fana tetap menghawatirkan putrinya setelah menikah nanti.
.
"Darren apa sebenarnya tujuanmu berpenampilan Culun? Dengan kacamata tebal padahal Papa tau kau tidak ada riwayat mata min." Regantara tidak habis pikir pada putranya yang berperan dan menyamar menjadi pria culun seperti itu.
Sebelum memulai pembicaraan Darren menghembuskan nafasnya kasar. "Tadinya aku menyukai kepribadian seseorang, lebih tepatnya seorang gadis. Ya Pa, aku menyukai seorang gadis untuk pertama kalinya. Aku ingin melihat dan menilai gadis itu dari penampilan dan kemiskinan yang ku perlihatkan, dan benar gadis itu sangat baik. Tapi sayangnya Laura menghancurkan segalanya. Gadis cantik itu layaknya jelmaan iblis betina." Darren mengepalkan kedua tangannya, karna gadis yang bertama Laura itu menghancurkan setiap rancangannya.
"Kau tau? Setiap yang kau lalui tidak ada kata kebetulan, semua itu tidak lepas dari takdir sang pencipta." ujar Rega pada putranya, ia menepuk pundak Darren yang membisu di tempatnya duduk.
"Jadi maksud Papa, Tuhan sengaja membuatku cacat agar aku berjodoh dengan Laura?" Darren tak habis pikir saat Papanya mengangguk, bagaimana bisa papanya menyimpulkan hal demikian.
"Itu hanya kata kasarnya Darren."
"Terserah kau mau menghukum Laura seperti apa, tapi jangan bermain tangan seperti tadi." Peringat Rega pada putranya.
"Biarkan saja Pa. Asalkan nyawa gadis itu tidak melayang." ungkap Dhira acuh, ia masih kesal dengan Laura yang membuat Darren jadi lumpuh separuh badan.
.
Satu minggu telah berlalu seperti permintaan Darren. Pernikahan ia dan Laura di selenggarakan dengan sangat megah di salah satu gedung terbesar di kota itu.
Laura menangis sedari tadi, ia tak mau menikah dengan si Culun Darren. Air matanya tak mampu berhenti menetes sedari tadi sampai-sampai pihak MUA kesulitan merias wajah cantik Laura.
"Sayang jangan menangis terus Mommy tak tega melihatnya." Sudah banyak tissue yang Fana gunakan untuk mengeka air mata putrinya.
Kenan juga sedari tadi tak beranjak dari hadapan putrinya.
"Sayang jangan membuat Daddy merasa bersalah dan merasa tak berguna seperti ini."
Kenan berlutut di hadapan putri sulungnya ia kecup dalam kedua pergelangan tangan putrinya bergantian.
"Tersenyumlah. Apapun yang akan terjadi nanti, Daddy akan berada di garda terdepan saat ada yang melukaimu." Kenan memeluk erat putrinya dan menyalurkan kekuatan untuk putrinya.
"Berbahagialah, sambutlah hidup barumu Nak. Jangan berpikir jika Daddy tak menyayangimu, jangan berpikir jika Daddy membuangmu jika kau lelah dengannya kau boleh pulang pada Daddy dan Mommymu." Kenan menghujani puncak kepala Laura dengan banyak ciuman.
"Terimakasih. Daddy, dengan doamu aku pasti bahagia." Laura tersenyum lebar sampai matanya nyaris tak terlihat.
"Mari Daddy gandeng." Daddy Laura menyodorkan sebelah tangan kanannya yang langsung di sambut oleh putrinya. Fana tersenyum suaminya memang selalu bisa di andalkan oleh semua anaknya.
.
Di acara pernikahan seorang pria di atas kursi roda di sertai kacamata tebal yang menghiasi wajahnya, juga rambutnya yang di sisir belah tengah benar-benar memuakan bagi Laura.
Bagi Laura masih tampan Darren yang terbaring di rumah sakit seminggu yang lalu, dari pada melihat Darren hari ini. Ya Tuhan jika pria lain akan tampil tampan di hari pernikahannya maka Darren adalah sebaliknya, pria itu terlihat sangat jelek di hari pernikahannya.
"Dad. Padahal Darrenkan sangat kaya. Apa ia tak ingin berdandan di hari pernikahannya. Apa pria itu tak mampu membeli dasi atau jas untuk pria itu kenakan." Laura berbisik pada Daddynya.
"Lihatlah Dad. Kancing bajunya mencekik lehernya. Ya tuhan apa rambutnya tertumpah minyak goreng. Ya Tuhan aku bahkan memutuskan kekasih tampanku demi si Culun itu." Laura terlihat kesal dengan penampilan calon suaminya.
Kenan hanya tersenyum mendengar gerutuan putrinya. Laura benar-benar seperti mentor.
"Astaga, harusnya Darren sadar diri. Sudah cacat, culun juga jelek." jika pengantin wanita lain akan merasa gugup saat akan menikah, berbeda dengan Laura, gadis itu justru merasa emosi dengan penampilan calon suaminya.
Laura sadar jika Darren ingin mempermalukannya.
Di saat semua mata menatap kagum pada Laura yang di balut gaun mewah dan mahal, berbanding terbalik dengan Darren yang hanya mengenakan kemeja putih yang ia kancing sampai sebatas leher.
Darren menyunggingkan seringai setan di bibirnya. Ia sangat puas melihat wajah malu serta tertekan yang di tampilkan Laura.
"Cantik tapi beracun." Gunam Darren pelan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Dewi Nurmalasari
oh suka sm liora
2023-09-10
1
Morna Simanungkalit
Darren tak adagunanya emosi terus terimalah Laura sebagai istri dan sebagai pengasuh ,mungkin itu sudah takdir buat Darren.
2023-08-07
1
Juan Sastra
hati hati daren terjebak permainan mu sendiri
2023-06-28
3