Hanya sepuluh menit waktu yang di berikan Regantara dan istrinya untuk Laura menyampaikan sesuat pada Darren putra nya setelah itu. Rega dan Nadhira memasuki ruangan itu untuk melanjutkan menjaga putranya.
"Kalian sudah selesai membahas sesuatu?" Tanya Regantara tanpa beban.
Darren hanya mengangguk sedangkan Laura hanya diam, mematung di tempat berdirinya sejak tadi.
"Darren katakan seperti apa kansep pernikahan yang kau inginkan?" Rega bertanya. Tadinya Darren ingin pernikahsnnya tertutup tapi karna ia ingin mempermalukan Laura maka ia akan menyelenggarakan pernikahan yang mewah dan besar-besaran. Ia juga ingin Laura di putuskan oleh kekasihnya yang juga sering merundung dirinya.
"Aku ingin pernikahanku, di selenggaran dengan sangat mewah." ujar Darren datar.
Laura langsung membolakan kedua mayanya, ia tak percaya jika acara yang akan di gelar akan sangat mewah saat mendengar sahutan calon ayah serta ibu mertuanya.
"Darren apa tidak sebaiknya kita membicarakan ini dengan keluargaku." tanya Laura takut-takut.
"Tidak, apapun yang ku inginkan itu adalah keputusan yang mutlak. Kau tidak berhak mrngaturku. Ingat kau hanya seorang pengantis pelunas tanggung jawab." Darren menatap sengit Laura.
"Darren kitakan bisa menikah diam-diam kau bisa memperlakukan aku layaknya pelayan." usul Laura, semoga saja kali ini Darren berbaik hati.
"Tidak, aku ingin semua orang di negri ini tau jika kau istriku. Istri dari seorang Darren Suhendi. Bahkan aku ingin melihat reaksi teman-teman dan kekasihmu saat kau bersanding dengan pria culun dan lumpuh di pelaminan." Darren tersenyum kecut, karna ulah gadis itu mimpi indahnya lenyap seketika bergantikan dengan mimpi buruk sejak delapan hari ini.
"Darren." Suara Laura tercekat.
Ini tak adil untuknya, bukan hanya dirinya saja yang membuli pemuda itu tapi kenapa hanya dia yang kena imbasnya. Bahkan Liora juga marah padanya. Adik kembarnya tak mau berbicara dengannya sejak kejadian naas yang menimpa Darren.
Laura tau ia sangat salah. Liora bahkan memakinya habis-habisan, adik kembarnya juga mengaku menyukai Darren, tapi karna ulahnya pria yang di sukai adik kembarnya jadi lumpuh. Apa kalian tau Laura juga menyalahkan dirinya sendiri.
"Laura undang seluruh teman-teman kita di kampus beserta guru-gurunya juga semua orang yang kita kenal, aku ingin kau berbagi penderitaan dengan mereka." Darren menyeringai.
"Dasar pria culun, lumpuh banyak tingkah pula." Laura mengepalkan tangannya erat.
Dalam keadaan normal saja Laura mit-amit nikah sama Darren ini lagi Darren lumpuh, benar-benar sudah jatuh tertimpa tangga pula setelah itu tertimpa bangunan rubuh, benar-benar sial nasib hidupnya.
Pria pasrah dan pendiam kini bertranformasi menjadi pria kejam menyebalkan dan semaunya, sepertinya Darren memang benar-benar dendam padanya.
"Terserah kau saja Darren. Itu saja jika aku masih hidup sampai hari pernikahan." ucap Laura datar. Laura hendak duduk tapi tangannya di cekal Darren.
Satu pertanyaan muncul di benak pemuda lumpuh baru itu. Jangan-jangan Laura mau mengakhiri hidupnya karna tak ingin menikah dengannya. Tidak mungkinkan wanita searogant Laura sangat lemah seperti ini.
"Awas saja jika kau menyakiti dirimu sendiri. Hanya aku! Akulah yang berhak berlaku kejam padamu kau di takdirkan untuk menjadi penebus dari setiap penderitaan yang kau berikan padaku." Darren semakin kasar mencengkram tangan Laura hingga kuku pemuda itu menembus kulit putih Laura hingga darah segar itu mulai merembes di antara cengkraman tangan Darren.
"Lepas Darren, Sakit." Laura mengaduh pelan.
"Sakit?" ledeknya. "Ya, ini memang tujuanku membuatmu sakit dan berdarah. Sehingga tak ada yang bisa menyembuhkan lukamu." Daren kembali menyeringai.
"Aww,." Naura merintih saat tangannya di lepaskan Darren ia juga meniup lukanya beberapa kali.
"Kau bakhan membuat kakiku kehilangan pungsinya dengan tangan iblismu itu. Harusnya aku melakukan hal sama pada tangan mungilmu. Memotongnya mungkin." Ujar Darren kembali.
Laura merasa sedikit terpropokasi oleh kalimat Darren ia langsung menyembunyikan tangannya yang terluka di belakang tubuhnya.
"Jangan Darren. Jangan memotong tangannya." ujar Nadhira. Laura merasa tersanjung saat calon ibu mertuanya melaran Darren melakukan hal itu padanya.
"Maksud Mama, nanti saja kau memotong tangannya setelah ia membayar setiap perbuatannya." Laura semakin ketakutan dengan wajah yang semakin pucat, ia tak perduli lagi dengan tangannya yang terasa perih.
Sebenarnya Laura bisa saja pergi dan melarikan diri tapi ia takut jika itu malah akan menjadi kehancuran keluarganya. Ia juga tak tega jika harus menumbalkan Liora, seperti tantenya yang menumbalkan Mommynya.
"Pa, aku ingin seminggu dari sekarang pernikahanku di lakukan!" tekan Darren kembali.
"Seperti yang kau inginkan Darren." ujar Papanya.
"Bersiaplah Laura kau akan menjadi pengantin Si Culun yang Lumpuh." Darren menelisik tubuh calon istrinya yang ketakutan.
"Aku tidak sabar bagai mana malam pertama kita?" tanpa canggung Darren berkata.
Laura melotot hingga biji bola matanya nyaris keluar.
"Dasar sinting. Kau lumpuh Darren bagai mana kau berpikir sejauh itu?"
"Ya, Laura aku lumpuh, tapi aku pria normal bukan seorang impoten."
"Dasar Gilaa." Laura pergi dan membanting pintu kamar inap calon suaminya.
"Kau yakin akan melakukan malam pertama dengan gadis itu? Dengan kondisimu yang seperti ini." Rega akhirnya bisa membuka suara setelah calon menantunya pergi.
"Entahlah Pa, aku hanya senang mengerjainya." Darren juga tertawa sembari menelisik jemari yang tadi melukai Laura.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Fajar Ayu Kurniawati
.
2023-09-21
0
jagalah hatimu hanya untukku
kayae Daren mencintai Laura dech😂😂😂
2023-09-02
1
Rara Kusumadewi
jangan jangan Daren suka Laura diam" nih
2023-08-08
1