"Fana berat bagiku untuk melepaskan Laura pada pemuda lumpuh itu." Kenan terisak di pelukan istrinya. Sejak tadi dirinya menyembunyikan ketakutan juga air matanya di hadapan putrinya. Hanya agar Laura tidak khawatir padanya.
"Aku gagal melindungi putriku sendiri Fana." Kenan semakin erat meneluk istrinya menenggelamkan wajahnya di antara perpotongan leher istrinya.
"Hey. Ken. Jangan seperti ini, kau ayah yang hebat untuk ketiga anak-anak kita. Apa yang terjadi bukan kesalahanmu, ini takdir semesta. Laura masih akan menjadi putrimu sampai kapanpun." Fana membalas pelukan suaminya.
"Aku tidak masalah jika putriku akan menyayangi pria lain selain aku. Tapi yang ku khawatirkan adalah aku takut putriku di siksa oleh pemuda itu. Aku takut apa yang kulakukan dulu padamu terjadi pada Laura. Aku sangat takut Fana." Kenan bahkan bergetar saat mengatakan itu. Katakan ayah mana yang sudi dan rela mendengar putrinya akan di nikahi orang lain hanya karna dendam sungguh Kenan merasa menjadi ayah yang paling buruk sepanjang jaman karna tak bisa menyelamatkan putrinya.
Fana hanya diam sedangkan ketakutannya sendiri membabi buta dalam diri wanita itu. Fana berfikir pernikahan paksa itu tidak baik dalam sebuah hubungan, bagai mana hubungannya di masa lalu itu sangat buruk.
Lalu bagaimana dengan hubungan putrinya yang menjadi pelaku tindak kejahatan pada calon suaminya sendiri.
Pernikah ini hanya alibi keluarga Darren untuk menghukum dan menghakimi putrinya.
"Ken aku jangan takut Laura sehat, sedangkan suaminya cacat. Laura bisa lari dan menghindar saat suaminya hendak memukulnya." Hibur Fana.
"Tapi Fana, Pemuda itu berasal dari keluarga terpandang dan kaya raya di negri ini bisa saja ia menyuruh orang lain untuk menyiksa putri kita. Dan lagi orang tua Darren sangat membenci Laura karna tindakan anak kita yang membully putra mereka." Kenan melepas pelukannya dan meremas rambutnya frustasi, ia tak pernah merasa tak seberdaya ini. Kenan kalah tak ada penawaran lain dari keluarga Darren. Regantara Ayah Darren bahkan menolak saham yang di tawarkan Kenan pada pria itu sebagai tanda damai. Dan justru ingin tetap menikahkan putranya agar Laura bisa bertanggung jawab pada perbuatannya.
"Hiks ... Hiks ..."
Sekuat mungkin Fana menahan air matanya, nyatanya ia tak setangguh itu, bagai manapuin ia seorang ibu, mendengar kabar jika putrinya akan menikah denan latar belakan dendam, sukses membuat hati Fana tercabik-cabik. Terlepas dari putrinya yang bersalah, naluri ke ibuannya tetap bekerja dengan baik.
"Apa yang harus kita lakukan Ken,? Sangat tidak mungkin jika pemuda itu akan berbaik hati pada putri kita!" Fana lebih parah menangis dari pada Kenan. Ayolah ia seorang ibu, yang airmatanya sangat dangkal jika menyangkut putrinya.
"Putraku telah cacat, tidak ada wanita yang akan mau menjadi pasangannya, maka dari itu aku dan Darren memutuskan putrimu harus menjadi pengantin anakku."
"Itulah yang Regantara ucapkan padaku Fana."
.
Laura mencuri dengar perbincangan orang tuanya. Ia terluka saat mendengar harus bertanggung jawab dengan cara menikahi pria culun itu. Tapi percayalah hatinya lebih terluka saat ayah ibunya dangat menghawatirkannya.
"Aku anak Bodoh. Maafkan Lau Mom, Dad." Laura bersandar di balik dinding dengan badan yang merosot ke bawah, kakinya tak mampu menahan berat badannya sendiri.
Laura sedikit tak percaya bahwa tindakannya menggeser kursi yang akan di duduki Darren membawanya pada neraka di dunia.
Akhirnya Laura menyeret langkahnya ke sebuah rumah sakit tempat Darren di rawat.
Ya Laura harus menemui Darren ia ingin mengajukan satu syarat untuk pria itu demi Mommy dan Daddynya.
.
"Mau apa kau ke sini?" Laura di sambut oleh peranyaan sinis dari ibu sambung Darren yang bernama Nadhira.
"A-aku, aku." Laura gugup, kalimat yang sudah ia rangkai kini tertelan habis oleh pertanyaan ibu Darren itu.
"Kau ingin mencelakai putraku kembali!" Nadhira semakin tajam menatap calon istri dari putra sambungnya, ia tak setuju jika Darren di nikahkan dengan gadis jahat seperti Laura, meskipun ia bukan ibu kandung Darren tapi ia membesarkan pemuda itu sudah delapab belas tahun lamanya, dari Darren berusia dua tahun.
"Ma. Tenang." Rega mengingatkan istrinya agar tetap menjaga emodinya.
"Gadis jahat itu penyebab putra kita cacat Pa." Dhira masih menatap tak suka calon istri putranya.
"Maaf Tante. Laura ingin berbicara sebentar dengan Darren." Laura menunduk, ia tak enak dengan tatapan wanita cantik di usia tak mudanya.
Tanpa bertanya mau berkata apapun Rega dan Dhira meninggalkan Laura dan Darren di kamar inapnya.
"Ada apa?" tanya Darren tak semangat.
Laura menatap wajah teman kampusnya. Ia tampan tanpa kacamata tebal dan kemeja yang ia kancing sampai ke lehernya pikir Laura dalam hati.
"Darren jika kau tetap ingin menikah denganku aku mempunyai syarat untukmu." Luara berbicara tanpa sungkan.
"Ck. Kupikir kau kemari ingin meminta maaf padaku. Aku di sini sudah delapan hari, dua belas jam, tiga puluh empat menit. Dan kau belum meminta maaf langsung padaku. Hanya Ayah, ibu dan saudarimu Liora yang meminta maaf padaku dan keluargaku. Sedangkan dirimu?" Darren tersenyum sinis pada gadis angkuh yang pernah ia temui.
Aneh pikir Darren, Laura dan Liora adalah saudari kembar tapi tingkahnya benar-benar berbeda seperti malaikat dan jelmaan iblis pikir Darren.
"Maaf." Cicit Laura.
"Katakan syaratmu!" Darren tak menanggapi ucapan maaf dari Laura. Baginya sudah terlambat.
"Aku tidak tau tujuanmu ingin menikahiku. Tapi aku minta bersikap baiklah padaku di hadapan keluargaku, terutama Mommy dan Daddyku. Selebihnya aku tidak menuntut apapun darimu. Apa kau bersedia?" Laura langsung berbicara pada intinya.
"Ya aku bersedia." ujar Darren datar. Lagian siapa juga yang akan menjatuhkan harga dirinya sendiri di hadapan calon mertuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Lisa Icha
menarik ceritanya
2023-08-07
1
Juan Sastra
nah sadarkan laura jika perbuatannya malah berdampak pada orang tuanya
2023-06-28
2