“Saya terima nikahnya dan kawinnya Mina Safiyah binti Abdul Aziz dengan mas kawinnya yang tersebut, tunai.”
"Sah,"
Hadirin tampak kagum melihat pasangan Athar Rayhan dan Mina yang tampak serasi.
Berderai air mata Athar melihat Mina kini mencium tangannya. Athar pun mencium kening Mina. Senyum Dan air mata bahagia terpancar dari wajah keluarga yang bersangkutan. Lain halnya dengan isi pikiran Mina yang dipenuhi nostalgia masa masa dimana Athar merusak mentalnya.
Rasa sakit bertubi-tubi yang dulu ia rasakan tak akan sembuh begitu saja, ia teringat saat saat dimana Athar menyiksa dirinya, mulai dari memukulinya, meracuninya, bahkan meludahinya. Sulit dilupakan.
"Selamat Athar, mulai hari ini kamu akan merasakan akibat dari ulah mu, kekejaman mu dulu akan ku balas berlipat-lipat," batin Mina, meski kini ia harus tersenyum pada suami sahnya itu.
...***...
Sebelum memasuki kamar pengantin, malam itu Tante Maya diam-diam menemui Mina, keduanya tampak berbicara serius dengan nada pelan.
"Ingat, jangan sampai kamu di sentuh oleh laki-laki bajingan itu, ingat tujuan awal kita, sebagai wanita kita harus tegas untuk tidak di tindas," bisik Maya ke telinga Mina.
"Iya Tante, aku selalu ingat pesan Tante, jadi apa rencana pertama kita?" tanya Mina, kini ia sudah tak sabar untuk membalaskan dendam pada Athar.
"Sabarlah dulu, jangan gegabah, karena ini baru hari pertama, yang terpenting adalah kamu harus memberi alasan agar dia tidak bisa menyentuh mu, aku tidak ikhlas jika Athar menyentuhmu," jelas Tante Maya.
"Siap Tante, Mina akan melakukan perintah Tante,"
"Kalau gitu Tante pergi dulu, takutnya nanti ada yang lihat," ucap Tante Maya dan bergegas pergi.
Mina masuk ke dalam kamar pengantin, tampak Athar baru saja usai membaca Alquran. Mina tak terlalu memperhatikan, ia hanya bergegas meraih tempat tidur.
"Mina," Athar berdiri dari duduknya di atas sajadah, lalu mendekat ke arah Mina.
"Terimakasih telah memaafkan ku, semoga Allah melimpahkan ampunan nya pada kita," lanjut Athar.
Mina tak memberi jawaban bahkan ia tak menatap Athar, ia mengambil kesibukan mempersiapkan tempat tidurnya.
Athar masih memaklumi sikap cuek Mina, karena mungkin saja Mina masih terlalu canggung. Kini Athar melipat sajadahnya, lalu ia berpindah ke atas ranjang, berniat untuk tidur di samping Mina.
"Kamu mau tidur di sini? oke saya yang tidur di sofa," ucap Mina yang bersikap dingin pada Athar.
"Maksud kamu apa Mina, oh aku mengerti, apa kamu tidak Sudi tidur seranjang dengan ku? baiklah Mina, tidur lah di ranjang ini, biar aku yang tidur di sofa," tutur Athar menatap Mina dengan lembutnya.
"Terimakasih jika kamu mengerti, dan untuk seterusnya tolong mengerti keadaan ku, aku butuh waktu untuk menerima semua ini, iya aku tau aku telah menerima perjodohan ini tanpa paksaan siapapun, tapi tolong beri aku waktu untuk bisa menempatkan diri sebagai istri mu," ucap Mina yang duduk membelakangi Athar di tempat tidur.
"Sampai kapan pun akan ku tunggu Mina, aku tau ini cukup sulit bagi kamu, dan lagi lagi aku minta maaf, karena dulu aku telah menuliskan noda hitam di dalam hidup mu," tutur Athar, ia sangat mengerti akan keadaan Mina yang tak mungkin dengan instan menerimanya.
Dengan ikhlas, Athar berdiri dan berpindah ke Sofa hanya membawa bantal tanpa sehelai selimut pun. Athar memejamkan mata meski ia belum kantuk. Menunggu Mina tertidur pulas. Hingga satu jam kemudian, Mina tertidur pulas. Athar membuka matanya, lalu di tatapnya wajah manis Mina yang tertidur lelap.
"Istri ku, aku akan menunggu hingga kamu bisa dengan ikhlas menerima ku, jadilah bidadari Surgaku," batin Athar sembari memandang wajah Mina dari Sofa.
Setelah memandangi Mina, barulah ia bisa tertidur lelap. Tapi kini Mina yang membuka matanya, ternyata ia belum tertidur. Mina menatap wajah Athar, "Bersiaplah untuk menerima balasan dari ku, tak perduli seberapa baik kamu di mata orang saat ini, dimata ku kamu tetap sampah yang pengecut," batin Mina berderai air mata mengingat pilunya masa lalu.
...***...
"Mina..sudah mau azan subuh, ayok bangun," ucap Athar sembari menepuk lengan Mina. Mina tersadar, ia terkejut melihat Athar berada di sebelahnya.
"Iya..iya.." cetus Mina dengan raut wajah masam. "Lain kali nggak usah di bangunin, aku bakal bangun sendiri," tegas Mina. Melihat Mina yang sudah bangun, barulah Athar mengambil sajadahnya dan bergegas ke mesjid, karena ia harus tiba tepat waktu untuk menjadi imam mesjid yang ia dirikan sendiri.
Kini Mina tinggal sendiri di kamar, ia iseng memperhatikan barang milik Athar. Matanya tak sengaja menoleh ke HP Athar di atas meja. Ia menyalakan Hp itu, tentu ia terkejut melihat Foto profil Athar adalah foto pernikahan semalam. "Lebai bangat sih, baru juga nikah udah di jadiin profil," batin Mina. Mina tak melakukan banyak hal pada Hp itu karena ia tak tau pin-nya.
Matahari mulai terbit menyapa pagi, kini keluarga Athar tampak sarapan bersama, termasuk Mina yang tampak kalem saat sarapan.
"Mina kayaknya belum pernah ke panti, nanti kamu ajak Mina ke sana ya nak," suruh bunda pada Athar.
"Iya bun, aku yakin Mina pasti suka, iya kan!" Athar menoleh ke arah Mina.
Mina pun terpaksa bersikap manis di hadapan orang tua Athar, "I-iya mas," ucap Mina singkat.
"Rumah baru kamu sudah jadi Thar?" tanya Ayah.
"Insyaallah Allah dua hari lagi sudah bisa di tempati Ayah," tutur Athar.
"HM.. padahal bunda udah senang kalau kalian bisa tinggal di sini," tutur Bunda.
Athar membalas perkataan bunda dengan senyuman, "Bun..kan dekat rumahnya, kita bisa bolak balik ke sini, bunda juga bisa ke sana kok," ujar Athar.
...***...
Sebenarnya Mina sangat malas keluar hari ini, tapi karena perkataan bunda Athar tadi ia harus bersiap siap pergi ke Panti Asuhan bersama Athar.
Baru saja Mina memasuki kamar, ternyata sudah ada Athar yang sedang sholat Dhuha. Mina benar benar tak habis pikir ternyata manusia seperti Athar bisa berubah seperti ini. Tapi Mina tetap beranggapan bahwa Athar tidak benar-benar berubah.
Usai sholat, Athar menoleh ke arah Mina yang sedang membenarkan jilbabnya di hadapan kaca. "Aku sangat senang ketika tadi kamu memanggilku dengan panggilan 'mas', makasih ya," ucap Athar mendekati Mina.
Mina tersenyum tipis tanpa membalas perkataan Athar itu. "Sekarang panti bukan hanya punya Abi, tetapi mulai sekarang mereka akan memanggilmu umi," lanjut Athar.
Mina tetap tak berkutik, buru-buru ia keluar kamar setelah memperbaiki jilbabnya. "Tak perduli seberapa banyak orang yang beranggapan bahwa kamu berubah, bagiku tetap saja kamu adalah Athar yang kejam," batin Mina sembari berjalan menuju mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Memyr 67
kekejman yg terlnjur melekat di otak, nggak mungkin bisa merubah sikap orang yg dikejami langsung baik, hanya karena orang orang bilang dia baik.
2023-03-27
2