Cantik

Begitu aku sampai di lantai bawah, aku berjalan kebelakang, karena biasanya seorang pembantu selalu berada di belakang. Mengerjakan pekerjaan rumah yang tiada habisnya, karena itu memang sudah menjadi tugas mereka.

Dan benar saja, saat aku sudah berada di dapur, aku melihat seorang wanita tengah sibuk mengaduk-ngaduk sesuatu di dalam wajan dengan menggunakan spatula. Aroma wangi masakan begitu menguar menusuk indera penciuman, seketika membuat perut ku bergejolak lapar. Tidak hanya itu, di atas meja yang ada di dapur, terlihat beberapa menu hidangan sudah terhidang sempurna di dalam piring kaca.

Ternyata pembantu baru kami ini begitu cekatan, Namira tidak salah mencarikan pembantu pengganti Bik Siti.

Aku belum bisa melihat wajah sang pembantu baru, karena posisinya membelakangi aku.

''Ehm . . .'' aku berdehem, memberi kode kalau aku berada dibelakangnya.

Dan seketika saja, pembantu yang bernama Ayu tersebut menoleh, ia mengecilkan api kompor, lalu membalikkan tubuhnya menghadap ke arah aku.

Aku menatap wajahnya serta bentuk tubuhnya beberapa saat, ternyata benar apa yang dikatakan oleh Namira, Ayu memanglah sangat ayu parasnya. Matanya bulat dengan iris bewarna hitam pekat, hidupnya mancung kecil, bibirnya tidak tebal dan tidak tipis, tetapi terlihat begitu seksi dengan warna merah muda, rambut nya lurus berwarna hitam pekat, serta . . . Pipi nya putih mulus.

Ia tersenyum melihat kehadiran aku, dan saat itu aku bisa melihat dua lesung di pipinya, dan itu terlihat manis sekali.

''Em, Pak Emran, ya?'' tanya nya. Suaranya terdengar lembut di telinga.

''Iya, kamu Ayu?''

''Iya, Pak.'' Ayu mengangguk kecil.

''Tadi istri saya sudah mengatakan kepada saya tentang siapa kamu. Semoga kamu betah bekerja di rumah ini Ayu,'' ucapku ramah. Lalu aku duduk di kursi yang ada di dapur.

''Insya Allah aku akan betah Pak, dan aku juga akan bekerja dengan baik,'' Jawabnya, ''Em, aku sambung lagi masak nya Pak. Aku lagi masak untuk makan malam,'' sambung nya lagi terlihat sungkan. Aku pun mengiyakan dengan mengangguk kepala.

Ayu mulai melanjutkan lagi pekerjaan nya, dan aku masih duduk, diam-diam memperhatikan nya dari belakang.

Ayu tidak hanya cantik parasnya, tetapi dia juga memiliki bentuk tubuh yang sempurna. Tinggi nya pas, perutnya rata tanpa lemak, serta pinggulnya berisi. Aku bisa menilai seperti itu, karena Ayu memakai pakaian yang cukup terbuka, rok ketat di bawah lutut di padukan dengan atasan kaos bewarna biru muda yang ngepas di tubuh nya.

''Bapak mau dibuatkan teh atau kopi?'' tanya Ayu. Dan seketika aku pura-pura tidak memperhatikan nya.

''Tidak usah. Saya akan mandi dulu,'' ucapku, lalu berdiri.

''Baiklah Pak,'' sahutnya.

Lalu aku berjalan ke lantai atas lagi, aku akan membersihkan tubuh ku, karena sebentar lagi waktu magrib akan tiba.

Setibanya aku di dalam kamar, Namira terlihat masih berbaring di atas tempat tidur, wajah terlihat pucat.

''Bagaimana Mas? Ayu cantik, 'kan?'' tanya Namira.

''Hm cantik Sayang. Semua wanita 'kan cantik,'' jawab ku sekenanya.

''Kamu bisa saja,'' ujarnya lagi.

Aku tak membalas perkataan istri ku lagi, aku masuk ke kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, aku melepaskan satu persatu pakaian ku, lalu aku berdiri di bawah shower, mengguyur tubuh ku dengan air yang terasa begitu sejuk menyegarkan.

Entah kenapa, tiba-tiba saja bayang-bayang wajah Ayu menari-nari di pikiran ku.

''Ah, apaan aku ini? Kenapa aku malah kepikiran dia,'' gumam ku.

Tapi aku akui sih, Ayu bukan seperti seorang pembantu, dia bak seorang model terkenal. Dia sangat cantik, dan harus aku akui, bahkan kecantikan Namira kalah jauh dibandingkan Ayu.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

jangan jadi pelakor ya ayu

2023-03-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!