Tidak kuat melihat penampakan jin mengerikan, Kasni pingsan di angkat oleh Brojo pulang ke rumah mereka. Di masih tidak habis pikir mengapa pria itu berpesan malam ini hanya Kasni yang di perbolehkan masuk ke dalam kamar rahasia.
“Ah sudah lah, untuk apa aku memikirkan hal yang memusingkan. Yang penting sebentar lagi aku kaya! Ahahah!”
Pria gila itu membaringkan tubuh istrinya yang masih basah di atas kasur. Selembar kain kafan masih menempel di tubuhnya. Dia meletakkan semua sesajian di atas sebuah meja. Setelah selesai perlahan mengunci pintu dari luar.
“Ayah, aku lapar!” ucap Ega.
“Ibu mana? Aku mau di temenin tidur” Sarah menarik ujung bajunya.
“Ayah sedang sibuk. Pergi main saja sana, hush!”
Di dalam ruang rahasia, sosok jin yang memiliki banyak tanduk di kepalanya itu berdiri menyentuh tubuhnya. Dia menikmati tubuh Kasni menjelma menjadi sosok Brojo. Terbangun di pagi hari, Kasni bermandikan tumpukan uang dan emas yang berserakan di lantai. Berpikir tadi malam dia bersama suaminya. Dia terkejut melihat Brojo tertidur pulas di atas kasur.
“Bangun mas! Cepat sekali pindahnya”
“Ha? Pindah kemana? Aku semalaman tidur disini menunggu mu”
“Apa? Aku pikir tadi malam bersama mu. Lihat di kamar itu bagai harta karun”
“Benarkah? Ahaha akhirnya kita kaya!”
Brojo tidak memperdulikan perkataan Kasni tadi. Dia berlari meraup semua uang sambil tertawa bahagia. Kekayaan instan tercipta dari jin kafir. Kasni membersihkan dirinya di kamar mandi, dia keramas sebanyak tiga kali. Menyadari tadi malam bukanlah suaminya, dia menangis tersedu-sedu. Dia menuju ke kamar anak-anaknya. Pretty sedang berlenggak-lenggok di depan kaca memilih baju. Ega dan Sarah tertidur pulas, perlahan di mendekati Pretty.
“Anak ku yang cantik, kamu mau kemana?”
“Bu, hari ini aku pamit pergi liburan bareng Ganda dan teman-teman kuliah ya__”
Siapa yang mengira hari itu adalah hari terakhir bagi Pretty? Waktu pengambilan tumbal jatuh pada anak kesayangannya, si Pretty sukma ayu. Walau jasadnya tidak utuh, dia tetap di kebumikan menurut tata cara yang semestinya, Tangisan para sahabat tidak percaya Pretty meninggal dunia. Para pelayat masib hilir mudik memberikan ucapan bela sungkawa.
Udara yang semakin amis menghentikan para warga yang masih membacakan yasin di dalam rumah mereka. Angin kencang, hujan deras, para warga berdesakan berpamitan pulang.
......................
Belum genap empat puluh hari, Brojo membeli rumah seorang saudagar yang jaraknya dekat dengan rumah lamanya. Dua mobil mewah mejeng di depan halaman. Rumah itu terdapat seorang penjaga rumah, tukang kebun yang setiap pagi membersihkan halaman dan dua pekerja rumah. Orang-orang sangat heran mengapa Brojo bisa kaya mendadak setelah anaknya meninggal.
“Pak RT, ini uang yang pernah aku pinjam pada mu. Aku mengembalikan dua kali lipat di dalam amplop” kata Brojo.
“Terimakasih pak Brojo, tapi mengembalikan uang saya saja sudah lebih dari cukup”
“Pak RT nggak boleh menolak rezeki. Aku ingat bapak menolong ku dalam keadaan mendesak”
“Bapak terima saja ya saya pamit.”
Dia adalah pria pengangguran yang semakin hari tampak semakin kaya raya. Pakaian bermerek, jam tangan terbuat dari emas, dua cincin melingkar di jarinya. Dia mendongak mengangkat wajahnya, di dalam mobil membuang uang di sepanjang jalan. Tidak semua mau memungut uang itu. Beberapa dari mereka berbisik mengatakan bahwa uang itu adalah hasil dari pesugihan.
“Brojo kaya mendadak, anaknya meninggal pasti korban pesugihannya!”
“Aku juga sependapat dengan mu pak Tuji. Dia pasti bersekutu dengan jin di Titi kuning. Aku saja sudah tidak berani lewat disana lagi ” ucap Doyok.
“Anak si Brojo memang meninggalnya tidak wajar. Tapi kita tidak bisa berasumsi kematiannya karena pesugihan. Jangan su’udzhon pak__” kata Pak RT.
Brojo membangun sebuah minimarket dan rumah makan yang bersebelahan di dekat rumahnya. Karyawan yang banyak, fasilitas isi bangunan di penuhi barang-barang mewah. Jeki pulang dari perantauan, meski kedua orang tuanya sudah bisa membiayai sekolahnya tapi dia tetap saja tidak ingin melanjut ke jenjang SMA. Setiap hari bermalas-malasan, semua keinginannya terpenuhi. Dia lupa diri hidup berfoya-foya hingga berani memasuki sebuah diskotik.
“Jeki minum dikit, cobain pasti kamu ketagihan” ucap Bob setengah mabuk menyodorkan segelas whisky.
“Apaan nih? Rasanya membakar tenggorokan ku!”
“Mas habisin dong, buktiin kalau kamu jantan!” ucap salah satu wanita berpakaian seksi mendekatinya.
“Apa kamu bilang? Aku si jeki pria kaya yang jantan! Tuangkan aku satu gelas lagi!” ucapnya yang sudah mulai mabuk.
Dia di bawa Rika ke salah satu kamar hotel. Jeki mabuk berat tidak merasakan apapun yang sudah di perbuat Rika padanya. Dia terbangun tanpa busana satu selimut dengan perempuan asing di sampingnya.
“Mas!” ucapnya mengusap mata lalu menempel ke tubuhnya.
“Kamu siapa?”
“Aku Rika mas, kamu mabuk berat tadi malam maksa aku sampai___"
Tok, tok, tok
“Jeki keluar lu!” panggil Bob.
Dia mendobrak pintu, mengamera bahkan mem video keduanya. Di balik layar mereka sudah bekerjasama untuk menjebak Jeki demi mendapatkan uangnya.
“Apa-apaan kamu Bob!”
“Dasar pria mesum! Cepat bayar lima puluh juta sebelum aku mengekspos semua bukti ini!” bentak Bob.
“Mas, nikahin saja aku. Kau harus bertanggung jawab telah menodai ku!” ucap Rika.
Jeki tidak mau di marah kedua orang tuanya. Diam-diam dia mengambil semua uang di dalam brankas. Dia mengingat kode yang selalu dia perhatikan ketika melihat ayahnya memasukkan tumpukan uang kedalamnya.
“Kalau Cuma lima puluh juta saja mungkin ayah tidak tau, tumpukan uang ini masih menjulang tinggi” gumam Jeki memasang pandangan waspada takut ada yang melihat.
Jeki melemparkan uang ke Bob, dia bersama Rika menunggunya kamar hotel. Wajah bahagia mendapatkan keinginannya, melihat transaksi sudah selesai Rika mendekati Jeki mengusap dadanya sambil membisikkan sesuatu.
"Ingat ya mas, urusan kita belum selesai. Kamu harus bertanggung jawab.”
Uang jin tetap di makan si setan. Panggilan jiwa kembali ke club malam, bermain judi, minum air keras hingga pulang dalam keadaan mabuk meracau.
“Jeki! Kenapa kau jadi anak nakal seperti ini!” bentak Kasni.
“Ibu sudah lah, aku sangat mengantuk. Tadi malam aku melihat ada pria besar menatapku. Dia pakai kostum setan. Ada lampu kecil di dekat matanya. Tepat di dekat kamar yang selalu terkunci itu” ucap Jeki menunjuk.
“Bi Mar! bawa Jeki ke kamarnya!” teriak Kasni.
“ Pasti si Jeki melihat penunggu Titi Kuning” gumamnya.
“Bi Mar, panggilkan si Yani. Aku ada urusan penting dengannya.”
“Ya den..”
Yani mengetuk pintu, dia mendorong gagang masuk ke dalam. Kamar Jeki gelap gulita, tiba-tiba mulutnya di tutup rapat. Jeki mengunci pintu lalu mengikat tangan dan kakinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Nona Mirna
lanjut
2023-03-12
0
AD Daffa kodim1
Miss
2023-03-12
0
Cika
Si brojo udah ga mikir anak istri. Kasni jadi istri si jin pesu nya? pengen nampol si author
2023-03-12
0