Hasan yang ingin tidur di sofa ruang tengah akhirnya mengurungkan niatnya karena mendapat teguran dari sang Ayah. Dengan langkah gontai Hasan memasuki kamarnya, Ia memandangi wajah cantik Istrinya yang tertidur dengan pulas, mungkin karena kelelahan selama dua hari ini. Gadis cantik itu ikut turun tangan langsung menyiapkan persiapan pernikahannya.
Hasan mengambil satu bantal dan juga selimut, kemudian beralih ke sofa dan berbaring disana. Ia membayangkan wajah cantik wanita yang sangat dicintai nya, perlahan matanya mulai ngantuk dan memasuki alam mimpinya.
Raisya mengerjabkan mata dan meraba posisi di sampingnya namun tidak menemukan apapun, Ia perlahan duduk dan mencari dimana keberadaan suaminya itu.
Matanya tertuju pada sofa dimana suaminya itu tidur, Ia melangkah pelan dan jongkok di depan suaminya.
Dalam hati Ia bertanya apa yang terjadi pada suaminya sehingga memilih tidur di sofa, di bandingkan tidur dengannya.
Ingin membangunkan namun hati kecilnya tak tega, Ia berpikir kalau suaminya saat ini sedang lelah, sama seperti dirinya.
Raisya hanya memperbaiki selimut Hasan dan kembali tidur di ranjang.
Pagi-pagi sekali Raisya sudah bangun, Ia membangunkan suaminya untuk menunaikan ibadah berjamaah.
" Mas Hasan, bangun Mas. "
Dua tiga kali Raisya membangunkan suaminya akhirnya Hasan membuka mata, Ia terkejut melihat kehadiran wanita lain di kamarnya dan dekat dengannya.
" Pergi, jangan mendekat. " Usir Hasan spontan.
Raisya sampai terdorong kebelakang, untung saja kepalanya tidak terbentur meja kecil yang tidak jauh dari sana.
" Mas, ada apa. Aku ini Istrimu, aku Raisya. "
Raisya bangkit dan menatap suaminya bingung, begitu juga dengan Hasan. Ia mulai menyadari kekeliruan nya namun tidak ingin minta maaf.
" Jangan terlalu dekat- dekat. " Ucap Hasan yang seolah ilfeel pada Raisya.
Raisya mengangguk dan mengangkat kedua tangannya kedepan.
" Oke, Oke. Aku tidak akan mendekat. Mas, aku hanya mengingatkan, waktu subuh sebentar lagi habis. Mas mau sholat atau mau lanjut tidur. "
Hasan bangun dari tidurnya namun bukan berdiri, Ia memilih duduk di sofa.
" Kamu duluan saja, nanti aku nyusul. "
Raisya enggan berdebat atau bahkan sekedar bertanya mengapa suaminya itu tidak ingin sholat berjamaah dengannya.
Hasan memandang gerak gerik Raisya, setiap gerakan sholat Istrinya tak luput dari pandangannya. Sampai Raisya menyudahi sholatnya, Hasan tetap tidak beranjak dari sana.
" Aku kebawah dulu, mau bantuin Umi. Mas mau sarapan apa. "
Hasan menatap Raisya dengan tatapan aneh, Ia tidak yakin kalau makanan yng di masak wanita itu akan enak.
" Masak apa saja, aku tidak pilih- pilih kalau soal makanan. " Jawab Hasan.
Raisya mengangguk dan berjalan keluar, sementara Hasan hanya menatap kepergian Raisya dengan tatapan tidak yakin.
"Hm, kita lihat saja bagaimana hasilnya. " Ucap Hasan dengan bahu terangkat keatas begitu juga dengan bibirnya yang masa bodoh.
Raisya menuju dapur ternyata disana sudah ada Umi dan juga seorang asisten rumah tangga yang di pekerjaan di rumah itu.
" Assalamu'alaikum Umi. "
Umi Salamah terkejut, Ia menoleh dan melihat Raisya yang tersenyum padanya.
" Waalaikum salam Nak, kok kamu turun sih. Di kamar saja sama Hasan, biar nanti Umi panggil kalau sudah waktunya sarapan. "
Raisya menggeleng pelan, Ia sudah terbiasa di rumahnya menyiapkan sarapan pagi untuk dirinya dan semua penghuni rumah. Raisya adalah anak orang berada, bahkan lebih terpandang di bandingkan dengan keluarga Hasan.
Namun Raisya anak yang mandiri, Ia tidak pernah ingin merepotkan orang lain. Semua keperluan nya Ia siapkan sendiri.
" Nggak apa- apa Umi, Sya sudah terbiasa di rumah Umi. Oh ya, biasanya Mas Hasan sarapan apa, biar Sya saja yang buat. "
Bibi dan juga Umi Salamah saling pandang, keduanya antara yakin dan tak yakin alias ragu bahwa Raisya akan mampu mengeksekusi menu sarapan pagi ini.
Umi mengatakan pada Raisya menu apa yang di sukai suaminya dan wajib ada di setiap harinya.
" Bisa Sya saja yang buat Umi, InsyaAllah rasanya tidak akan terlalu buruk. "
Umi Salamah akhirnya mengijinkan, Ia meminta Bibi mengambilkan semua bahan- bahan yang ada di kulkas.
Dengan lihai Raisya mengeksekusi menu sarapan pagi ini, kebetulan apa yang di sukai suaminya Dia pun menyukainya, jadi tidak terlalu sulit.
Umi dan juga Bibi hanya menjadi penonton, keduanya tak henti- hentinya memberi kode satu sama lain.
Tiga puluh menit kemudian, beberapa menu masakan sudah tersaji di meja makan.
" Dari wanginya sih enak, tapi belum tau bagaimana rasanya. " Batin Umi Salamah.
Tidak lama kemudian, dua Pria di rumah itu keluar hampir bersamaan. Seperti biasa mereka duduk di meja makan tanpa ada yang bersuara.
Umi dan juga Raisya sama- sama melayani suami mereka dengan baik. Umi deg- deg menunggu reaksi suami dan juga Putranya, nnum kemudian Ia merasa lega karena baik suami maupun anaknya sangat menikmati sarapan pagi ini.
Husein menudahi makannya dan menelungkupkan sendok dan garpu di atas piring, meneguk air pitih yang juga sudah tersaji di meja.
" Ehm..... ehmmm.... Umi besok masak lagi seperti ini, Ayah ingin makan seperti ini lagi besok. Rasanya pas, pokonya enak. "
Hal yang sama juga di utarakan oleh Hasan, dua pria itu memuji masakan Raisya. Raisya tersenyum karena akhirnya usahanya mengeksekusi bumbu dapur di hari pertamanya berhasil, Lagi-lagi semua yang menikmati nya menyukainya.
" Ayah tanyakan saja sama menantu Ayah. Apa dia masih mau membuat masakan untuk Ayah lagi, sebelum mereka kembali kerumah mereka. "
Hasan dan Husein terkejut mendengar ucapan Umi, apalagi Hasan. Ia yang tadinya ragu sekarang tidak bisa berkutik, karena tidak bisa di pungkiri kalau masakan Istrinya memang patut di acungi jempol.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟIRATSEL🎀JINDA🍒⃞⃟🦅
hoo ya pasti enak juga lah, coba saja pasti akan ketagihan kalian dengan masakannya
2023-07-04
0
☠ᵏᵋᶜᶟIRATSEL🎀JINDA🍒⃞⃟🦅
wah sungguh istri yang idaman harusnya si Hasan beruntung nih bisa punya istri kaya Raisya yang mandiri begini
2023-07-04
0
☠ᵏᵋᶜᶟIRATSEL🎀JINDA🍒⃞⃟🦅
ngapa kamu ngelihatin si Raisya sholat terkesima kau dengannya, dan buruan waktu subuh dah hampir lewat lho masih bengong aja dah
2023-07-04
0