Ke TKP

Menjelang siang ini menjadi saksi Lilia yang berdoa. Ditemani Angelina, Lilia pun mulai mengembalikan kondisi tubuhnya. Ia ingin lekas pulih dan tidak merepotkan Angelina. Karena Lilia tahu Angelina harus mengurus restorannya.

Sementara itu...

Jake baru saja tiba di lokasi kejadian dan melihat sendiri bangunan proyek yang runtuh. Ia kemudian mengerahkan detektif untuk mencari tahu duduk permasalahannya. Tampak sang bos besar berwajah muram kembali. Ia meminta semua pekerja proyek segera menghadapnya siang ini. Jake ingin mengetahui langsung perkara yang terjadi.

Kerugian yang dicapai akibat runtuhnya bangunan proyek ditaksir mencapai ratusan juta. Yang mana nilai itu sangat merugikan Jake dan perusahaannya. Jake sudah menghitung baik-baik bahan baku beserta total biaya yang dikeluarkan agar tetap meraih keuntungan. Tapi siang ini harapannya itu seakan sirna saja. Jake harus menanggung kerugian ratusan juta dan menggantinya. Dan tentu saja hal ini bak shock terapi untuknya.

Untungnya saja tidak ada korban jiwa dalam runtuhnya bangunan semalam. Jika iya, Jake pasti akan lebih banyak mendapat masalah. Pihak keluarga pekerja pasti menuntut ganti rugi yang besar kepadanya. Yang mana hal itu akan menyebar ke publik dan menjatuhkan nama baiknya. Tapi Jake segera bertindak lalu menutup kejadian ini dari media. Terbukti dengan tidak adanya pihak luar yang datang ke pulau itu. Semuanya merupakan pekerja Jake sendiri.

Di lain tempat, di waktu yang bersamaan, tampak seorang pria bermantel hitam sedang meneropong apa yang terjadi di pulau itu. Ia melihatnya dari balik kaca jendela kamar hotel sebuah resort terdekat dari pulau tersebut. Ialah Biden yang tampak memerhatikan keadaan terkini. Dengan menggunakan teropong canggih ia mampu mengetahui apa yang ada di sana. Namun, ia tidak sendiri, melainkan bersama dua anak buah kepercayaannya.

"Semua berjalan dengan baik. Kita tinggal menunggu respon Jake saja. Apakah dia langsung menuduhku atau tidak. Karena hal ini akan menjadi boomerang bagi dirinya sendiri." Biden duduk di antara kedua anak buahnya.

"Saya rasa tuan Jake tidak akan menuduh Tuan secara langsung. Pasti dia juga tahu dengan dampak yang ditimbulkannya. Namanya akan tercoreng karena menuduh orang tanpa bukti. Dan pasti dia juga sudah memikirkannya," terang salah satu anak buah Biden.

Biden menghidupkan cerutunya. "Dia pasti sedang frustrasi saat ini. Setelah Lilia, giliran proyek pembangunan miliknya yang terkena getahnya." Biden menghisap asap cerutunya.

"Lalu apa yang harus kami lakukan selanjutnya, Tuan?" tanya anak buah satunya.

Biden mengembuskan asap rokoknya ke atas. "Tetap bermain cantik dan bentuk formasi untuk menerobos rumah keluarga besar. Temukan celah dan habisi semua yang ada di sana. Jangan sampai ada yang terlewatkan," perintah Biden kepada anak buahnya.

"Baik, Tuan." Anak buahnya pun segera menyanggupi.

Biden telah menabuhkan genderang perang dengan Jake. Ia tidak lagi bisa menunggu untuk menghancurkan Petrus beserta bala sekutunya. Biden sudah naik pitam terhadap kekalahan yang selama ini diterimanya. Dan ia ingin mengakhirinya. Biden ingin kembali berjaya dengan hidup bergelimpangan harta dan wanita. Ia tidak ingin ada yang mengusiknya. Karena menurutnya, selama Petrus dan sekutunya masih hidup, itu sama saja dengan mengganggu ketenangan hidupnya. Biden ingin mengakhiri semuanya.

Dendam, permusuhan, perebutan harta dan kekuasaan bukan hal yang tabu untuk sekelas Biden. Cinta dunia begitu membutakan mata hatinya. Sampai tidak bisa lagi menimbang dan memilih baik-buruknya. Karena yang ada hanya ambisi dan ambisi. Tidak ada celah untuk cinta kasih bersemayam di dadanya. Lantas mampukah Jake mengatasi semuanya?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!