Bab 5. Mulai menjalani pekerjaan baru

Arumi terpaksa menerima penawaran dari Arga, dia pun mendatangi kantor Arga tetapi sebelum itu, dirinya menghubungi Arga terlebih dahulu. Masih dengan pakaian biasa dan membawa tas, Arumi masuk ke dalam lobi kantor.

Satpam menghentikan langkah Arumi karena heran dengan kedatangan dirinya.

"Maaf, Anda cari siapa ya?" tanya satpam sopan.

"Apa Tuan Arga ada? Saya datang kesini karena perintah dari beliau." jawab Rumi.

Satpam masuk ke dalam dan meminta kepada Arumi agar menunggu di luar terlebih dahulu. Beberapa saat kemudian, dirinya kembali dan mempersilakan Arumi masuk ke dalam ruangan Arga.

Arumi pun menuju ke ruangan Arga dengan di temani oleh sang resepsionis. Sesampainya di depan ruangan Arga, Arumi segera masuk karena Arga sudah menunggunya di dalam sana.

"Permisi," sapa Rumi sambil membuka pintu ruangan.

Arga tersenyum melihat kedatangan gadis muda itu, dia berdiri dari tempat duduk dan berjalan menghampiri Arumi.

"Halo, baby. Kau akhirnya datang juga, aku pikir kau berubah pikiran lagi." ucap Arga sumringah.

Arumi hanya tersenyum tipis, dia mematung di tempat sambil menunduk.

"Kemarin, baby. Kenapa kau harus takut? Tenang saja, aku tidak akan memakanmu di tempat ini." panggil Arga agar Rumi mendekat.

Mau tidak mau, Arumi pun berjalan menghampiri Arga. Dia menelan ludah dengan kasar saat berada di dekat Arga.

Perlahan, tangan Arga terangkat. Dia membelai rambut Arumi dan menyelipkan anak rambut di belakang telinga Arumi. Dirinya menelan ludah dengan kasar karena mendapatkan mangsa daun muda seperti Arumi.

"Tuan, apa yang harus saya lakukan?"

"Sst. Pertama-tama, jangan bicara dengan kata saya atau Anda. Itu terdengar formal di telingaku. Kau bisa menggantinya dengan ucapan kau dan aku. Apa kau mengerti?" tanya Arga lembut hingga napasnya terasa menyapu kulit wajah Arumi.

Arumi hanya mengangguk paham, dia benar-benar takut dan gugup.

''Baik, berhubung hari sudah sore maka aku akan menyudahi pekerjaan ini," Arga menutup laptopnya dan memasukkan ke dalam tas. Dia bahkan dengan cepat membereskan barang-barangnya dan meja itu kini sudah terlihat rapi.

"Ayo!" ajaknya pada Arumi yang kebingungan.

"Tuan, kita mau kemana?" tanya Arumi memastikan.

"Jangan panggil aku Tuan, kau bisa memanggilku dengan sebutan Mas atau sayang." Arga tersenyum menggoda. "Kau akan tahu sendiri nanti kita pergi kemana. Ikut saja denganku," lanjutnya sambil berjalan mendahului Arumi.

Arumi mengikuti langkah Arga keluar dari kantor tersebut.

****

Dua puluh menit kemudian.

Mereka sampai di sebuah butik, disana Arga meminta kepada Arumi agar mencari pakaian yang cukup terbuka dan bisa terbilang seksi.

"Arumi, kau cari pakaian yang bisa membuatku tergoda padamu. Ya, malam ini kita akan langsung bersenang-senang." ucap Arga.

Arumi menggigit bibir bawahnya, dia benar-benar sedang dilanda kebingungan.

'Apa aku harus meneruskan ini semua? Tetapi mau bagaimana lagi, aku butuh uang itu dan waktunya juga sudah mepet. Aku ingin meminta bantuan kepada Diana, namun aku malu.' batin Rumi dilema.

Lamunannya buyar karena suara dari Arga.

"Baby, kenapa kau hanya diam saja? Ayo cepat, kita tidak punya banyak waktu disini." perintah Arga dan langsung di turuti oleh Arumi.

Setelah memilih beberapa pakaian seksi dengan bantuan pegawai butik, akhirnya tiga buah gaun terbuka berhasil menjadi pilihan terbaik Arumi. Arga segera membayar total belanjaan itu dan menghabiskan dua juta rupiah. Arumi melongo, baru belanja saja Arga sudah menghabiskan uang yang cukup banyak. Ya, bagi Arumi, dua juta cukup banyak.

"Tuan—" Arumi segera meralat panggilannya. "Mas, apa kita sudah selesai?"

"Belum, sekarang kita akan ke salon karena aku ingin dirimu terlihat tampil memukau dan menawan. Ya, meskipun polos begini kau tetap terlihat cantik tetapi aku ingin mengubah penampilanmu sedikit." jawab Arga masih fokus menyetir.

Lima belas menit kemudian, mereka sampai di salon yang terbaik disana. Arga membawa Arumi masuk dan mulai meminta kepada para pegawai salon agar membuat Arumi terlihat segar, memukau, cukup dewasa dan menggoda.

Para pegawai mengerti, mereka sudah terbiasa menerima customer seperti ini.

Beberapa jam kemudian, Arumi keluar dari ruangan salon dengan penampilan barunya yang mana mampu membuat Arga meneteskan air liur.

"Kau, kau sangat cantik, baby." puji Arga tanpa melepaskan tatapan matanya dari Arumi.

Bagaimana tidak, rambut di Curly, wajahnya di poles oleh sedikit make-up yang membuat Arumi terlihat sedikit dewasa, di tambah gaun malam yang tadi mereka beli membuat Arumi tambah terlihat menggoda dan mempesona. Arumi hanya menunduk malu, dia tidak pernah memakai pakaian seksi seperti ini.

"Mas, apa kita bisa pergi sekarang juga? Aku, aku merasa tidak nyaman memakai pakaian seperti ini di tempat terbuka." ucap Rumi jujur dan merasa risih.

"Kau pasti akan terbiasa nantinya," Arga berdiri dari tempat duduknya, dia memasukkan ponsel ke dalam kantong celana dan merangkul pundak Arumi.

Arga sudah membayar biaya perawatan Arumi, mereka pun akhirnya pergi dari tempat itu.

Di dalam mobil.

Tak henti-hentinya Arga menatap ke arah Arumi, dia bahkan lupa jika saat ini mereka sedang dalam perjalanan hingga bisa saja terjadi kecelakaan jika Arga terus seperti itu.

"Mas, fokus saja menyetir. Keselamatan kita lebih penting dari apa pun." ucap Rumi tanpa menatap lawan bicaranya.

Arga tersenyum manis. "Aku hanya tidak menyangka jika dirimu memiliki kesempurnaan yang tersembunyi seperti ini."

Arumi hanya tersenyum tipis.

TBC

Penampakan wajah Arumi setelah di make over 🌹

Gaun milik Arumi 💅

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!