Memiliki

Dan tentu saja sorot mata Iko tidak seperti biasanya. Ada rasa ketertarikan yang begitu besar di dadanya. Ia melihat Nana begitu indah di matanya.

"Iko?" Nana pun terheran dengan sikap Iko yang menghentikan kompresannya.

Iko membelai wajah Nana. Ia kemudian menarik Nana agar lebih mendekat ke tubuhnya. Kedua wajah itu pun berdekatan dengan jarak yang dekat. Nana belum mengerti ke mana arah tindakan ini. Ia masih terlalu polos untuk menerkanya. Namun, tak lama Iko segera meraih bibir peach yang ada di hadapannya. Iko mencium Nana dalam setengah sadarnya.

Iko?!

Nana pun terperanjat dalam sekejap. Ciuman pertamanya akhirnya jatuh ke Iko.

"Nana, tubuhku panas sekali. Bantu aku mendinginkannya."

Pada akhirnya Iko pun meminta lebih kepada Nana. Di malam yang selarut ini, di malam yang dingin ini. Sofa tamu itupun menjadi saksi.

Esok harinya...

Pagi hari yang indah telah datang. Cahaya mentari menyorot perkotaan dengan terang. Burung-burung berterbangan di angkasa dengan bebasnya. Begitu indah membentuk formasi barisan. Tapi tidak seindah raut wajah Iko dan Nana. Keduanya tampak kelelahan setelah menghabiskan malam bersama.

Kasur yang bersih itu tiba-tiba kotor terkena bercak darah. Nana pun masih terlelap di dada Iko yang bidang. Malam yang panjang telah keduanya lalui bersama. Hingga akhirnya dering ponsel membangunkan keduanya.

Iko mengucek matanya lalu melihat di mana gerangan ponselnya berada. Iko pun segera mengangkat telepon masuknya.

"Halo?" Dengan suara serak ia mengangkat telepon itu.

"Iko, kau di mana?" Suara dari seberang mengagetkan Iko yang baru saja terbangun.

Iko mengucek matanya. "Em, aku di rumah. Ada apa pagi-pagi meneleponku?" tanya Iko kepada seseorang yang meneleponnya.

"Aku telah menransfer sepuluh ribu dolar pagi ini ke rekeningmu. Nanti malam datanglah ke markas. Kita bekerja lagi," ucap suara dari seberang.

"Baiklah, aku pasti datang, " sahut Iko kemudian.

Nana pun memerhatikan Iko yang baru saja menerima telepon. "Ada apa?" tanyanya ingin tahu sambil memandangi wajah prianya itu.

"Tak apa." Iko pun menjawabnya. "Mari kita mandi, Peri Kecilku," ucap Iko kemudian.

"Baiklah aku pergi mandi," sahut Nana sambil beranjak bangun dari kasurnya.

"Ehm!" Iko berdehem. Nana pun menoleh ke arah Iko. "Kenapa?" tanya Nana yang penasaran dengan maksud dehem Iko.

"Tak apa, Peri. Tapi apakah kau akan pergi mandi tanpaku?" tanya Iko sambil menyilangkan kedua tangannya.

Sontak saja Nana pun menggeleng-gelengkan kepala saat mendengarnya. Ia segera mengerti maksud dibalik dehem Iko itu. Nana kemudian menganggukkan kepala kepada Iko. Saat itu juga Iko segera menggendong Nana. Mereka masuk ke dalam kamar mandi bersama.

"Jangan lagi."

Nana pun pasrah di gendongan Iko. Kedua tangannya melingkar di leher Iko. Sedang Iko...

"Aku tidak bisa." Iko menolaknya.

Keduanya pun masuk ke kamar mandi lalu mengunci pintunya. Shower air juga lekas dihidupkan. Dan apa yang terjadi semalam akhirnya terulang kembali. Mereka melakukannya sampai lelah sendiri.

Iko dulunya adalah seorang butuh serabutan. Tapi semenjak bergabung dengan kelompok hacker, ia jadi banyak mendapatkan uang. Dan kini penampilan Iko berubah 180 derajat. Iko bak artis Kpop yang terkenal.

Nana sendiri adalah gadis desa yang sederhana. Tapi mulai hari ini ia akan segera melakukan perawatan tubuhnya. Tak lain karena Iko yang memintanya. Iko ingin Nana jadi lebih cantik dari sebelumnya. Semua itu karena kekuatan uang yang sesungguhnya. Bisa merubah apa saja dan dalam sekejap saja. Iko pun tidak perhitungan mengeluarkan uangnya untuk Nana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!