Kultivator Jenius Penentang Langit
"Akhh!" jerit seorang gadis kala tubuhnya dilempar oleh seseorang berpakaian serba hitam hingga menghantam dinding dengan keras.
Gadis dengan rambut putih perak dan mata biru itu tak bisa menyembunyikan kekesalannya, "siapa orang yang ada di belakang ini semua baji*ngan! Siapa yang memerintahkan mu?"
Dibalik masker hitamnya, tercetak senyum seringai di wajah pria dihadapannya, "apa itu penting, nona Zhishu?"
"Kau berniat untuk balas dendam? Itu percuma saja, karena hari ini pada tahun depan akan diperingati sebagai hari kematianmu," ujar pria itu dengan tawa merendahkan.
Gadis bernama Zhishu itu menatap pria dihadapannya dengan tajam, dia meremas bagian lengannya yang terluka karena serangan dari pria itu yang sudah pasti adalah seorang pembunuh bayaran.
Rambut perak sepanjang pinggang miliknya tampak terurai hingga menyentuh tanah gudang yang kotor.Helai-helaian rambutnya seakan bercahaya, memantulkan cahaya bulan yang bersinar terang malam itu.
Mata biru miliknya menatap lurus ke depan, dengan tajam menatap pria dihadapannya seakan ingin menggertak dan menerkam.
Namun sayangnya, laki-laki berpakaian serba hitam itu hanya menampilkan senyum seringai yang tercetak dibalik masker hitamnya, "baiklah, karena kau sudah pasti akan mati hari ini, aku akan memberitahumu."
"Orang yang menugaskan ku untuk membunuhmu adalah putri dari Selir Jia.."
"Ziong Ying."
Pupil mata Zhishu mengecil, dia menggertakkan giginya dengan keras, "Ziong Ying, makhluk rendahan itu, berani-beraninya dia..."
"Oh? Kau marah? Aku akan memberitahumu hal yang lebih menyenangkan, apa kau mau, Nona Zhishu?" tanya pria itu, Zhishu tidak merespon dan hanya menunjukkan tatapan tajam seakan-akan ingin mencabik nya.
"Ibumu, Nyonya besar Han Wei (Istri Utama kepala keluarga Ziong) juga mengetahui hal ini, tetapi apa kau tahu apa yang dia ucapkan?"
"Dia bilang bahwa kau hanya sampah yang pantas mati dan dia sama sekali tidak menginginkanmu.Hal yang paling ku sukai, dia bahkan mempersilakan ku untuk membunuhmu! Hahaha!" kata pria itu dengan puas.
Zhishu yang mendengarnya hanya bisa diam, tatapan bencinya perlahan berubah menjadi kecewa, "apa yang kau katakan, bajingan?! Kau kira aku gampang kau bodohi?! Ibuku bukanlah orang dengan pemikiran kecil dan rendah sepertimu, idiot."
Pembunuh itu mengepalkan tangannya, pupil mata berwarna cokelat miliknya menatap lurus ke arah Zhishu "mengapa gadis ini tidak seperti anak kecil?! Kenapa dia tidak putus asa saat dihadapkan oleh kematian?! Dia adalah gadis yang diabaikan oleh ibunya, seharusnya mengatakan hal seperti itu bisa membuatnya hancur," batinnya.
Dari luar ruangan tempat Zhishu dan pembunuh itu berada, terjadi kericuhan yang disebabkan karena hilangnya nona pertama, yang tak lain adalah Ziong Zhishu, dirinya sendiri.
Pembunuh itu terlihat panik, dia mengeluarkan pisau yang cukup panjang dan memusatkan energi spiritual nya pada pisau itu, dia mengeluarkan senyum penuh kemenangan, "selamat jalan, nona--"
Sreet!
Belum sempat pedang milik pembunuh itu menggores leher Zhishu, pembunuh itu sudah lebih dahulu mati terpenggal oleh seorang pria tua yang tiba-tiba muncul entah dari mana dan menyelamatkan Zhishu.
Zhishu yang melihat secara langsung kepala pria itu terpisah dari tubuhnya menjadi sedikit mual, bahkan cipratan darah dari pemenggalan pembunuh itu juga ikut mengenai wajahnya.
Kepala pembunuh bayaran itu menggelinding menjauhi tubuh tanpa kepala yang kini tersungkur di tanah. Zhishu menutup matanya dari kejadian berdarah itu sembari menarik napas dalam.
"Zhishu, kau harus terbiasa dengan situasi seperti ini ke depannya.Kau terlalu lemah untuk disebut sebagai keturunanku," ucap seorang pria tua yang sudah tak asing lagi bagi Zhishu. Dia adalah kakeknya, Ziong Cheng.
Zhishu tertunduk kesal, setelah semua yang terjadi, dia menjadi sedikit sedih dan merasa rendah diri.Apalagi setelah pembunuh bayaran tadi mengatakan bahwa ibunya bahkan tidak peduli jika dirinya terbunuh.
"Aku tahu, aku memang tidak pantas menjadi keturunanmu.Kalau begitu, silakan bunuh aku, ibu juga tidak peduli jika aku mati."
Ziong Cheng melihat Zhishu dengan penuh selidik, alisnya mengerut penuh tanda tanya, "aku tidak percaya ini, selain seorang sampah, kau juga tidak memiliki tekad? apalagi yang bisa ku harapkan darimu?"
"Kakek, apa maksudmu aku tak memiliki tekad? Aku memilikinya, bahkan lebih besar dari yang kau bayangkan.Aku akan tetap berusaha mati-matian untuk menjadi lebih kuat, meski itu terasa sia-sia."
Ziong Cheng tersenyum puas, dia menatap Zhishu dengan penuh bangga, "itu yang ku harapkan dari penerus yang sudah ditakdirkan sepertimu."
Salah satu alis Zhishu terangkat tinggi, "takdir apa?"
"Kau tidak perlu terlalu memikirkannya sekarang.Saat ini, kau harus keluar dari kediaman Ziong.Terlalu banyak orang yang ingin menyingkirkanmu di sini.Ku harap kau bisa bertahan hidup di luar kediaman," ucap Ziong Cheng sembari memukul pundak Zhishu.
"Ugh.." erang Zhishu karena Ziong Cheng memukul pundaknya dengan cukup keras dan memberi dampak yang cukup besar pada luka di lengannya.
Ziong Cheng memijat pelipisnya, dia menghela napas dalam, dia memasukkan tangan kanannya disaku pakaiannya dan mengeluarkan sebuah pil biru kecil dan melemparkannya pada Zhishu.
Tanpa basa basi, Zhishu menelannya dan seketika luka di lengannya sembuh, diikuti dengan staminanya yang kembali stabil.Kini tubuhnya terasa ringan dan sehat.
"Terima kasih kakek," tutur Zhishu dengan sedikit senyum.
"Apa-apaan senyum itu.Jangan tersenyum di depanku, itu membuatku tidak rela untuk membiarkanmu pergi."
Zhishu hanya melihat kakeknya sendu.Selama ini dia selalu ditindas dan dihina oleh orang-orang disekitarnya.Ayahnya, kepala keluarga Ziong sedang pergi ke perbatasan kekaisaran atas kemauannya sendiri untuk membantu melindungi Kekaisaran, dia juga sering sekali pergi ke Kekaisaran lain untuk melakukan pertemuan-pertemuan penting.
Ayah Zhishu bernama Ziong Meng, di pikiran Zhishu merekam kenangan indah bersama ayahnya sewaktu ayahnya belum sibuk bepergian ke luar Kekaisaran. Dulu, Zhishu pernah menjadi putri kesayangan ayahnya.Ziong Meng rela melakukan apapun demi Zhishu bisa bahagia.
Namun itu hanya cerita dulu, sebelum Zhishu berubah menjadi seorang sampah dan lahirlah adik laki-laki Zhishu, Ziong Fei. Dia sangat berbakat dan sudah diterima menjadi murid dari Akademi Jixuan di umurnya yang ke 9 tahun. Belum lagi keberadaan Ziong Ying yang juga dianggap sebagai anak berbakat dan sudah mencapai Ranah Alam Jendral di Umur 15 tahun. Zhishu berubah menjadi anak yang tidak dipandang.
Sedangkan Ibunya yang bernama Han Wei sibuk mengurus urusan Kediaman Ziong.Karena Ayahnya tidak pernah dirumah, pekerjaan Han Wei menjadi dua kali lipat, belum lagi urusan bisnis Keluarga Ziong yang tidak pernah ada habisnya.Oleh karena itu, Han Wei tidak pernah punya waktu untuk Zhishu.
Tapi meski tidak mendapat kasih sayang yang cukup dari ayah dan ibunya.Zhishu tetaplah nona pertama keluarga Ziong.Dia tumbuh di lingkungan yang bergelimang harta dan tidak pernah kekurangan.Bahkan setelah dia menjadi sampah sekalipun, kekayaan tidak pernah berhenti mengalir di hidupnya.Ayah dan Ibunya tetap menunjang kehidupan Zhishu dengan materi yang tidak terbatas.
Awalnya, Zhishu adalah seorang yang jenius.Diumur nya yang ke dua tahun, dia sudah membentuk fondasi qi, di mana orang-orang pada umumnya memulai pada umur empat atau lima tahun.
Diumur nya yang ke 5 tahun, dia sudah menembus batasan dan menjadi petarung level 2.Namun seiring berjalannya waktu, entah karena alasan apa Zhishu tidak mengalami perkembangan dan terhenti di petarung level 2 sampai saat ini, dia sudah berumur 14 tahun.
Mulai dari sanalah seluruh anggota keluarga Ziong, termasuk paman, bibi, dan sepupunya mulai menghinanya sebagai sampah.Dan yang lebih menyakitkan ayah dan ibunya tidak hadir di saat terpuruknya, kecuali Ziong Cheng.
Kakeknya ini selalu membela Zhishu, tidak peduli siapa pun yang menyakitinya, Ziong Cheng akan selalu memberi pelajaran yang pantas.Namun 3 tahun lalu, Ziong Cheng melakukan kultivasi tertutup.
Orang-orang yang mengetahui itu mulai mencari masalah dengan Zhishu dan puncaknya ada di hari ini. Ziong Ying yang hanya seorang anak selir bahkan berani mengirim seorang pembunuh bayaran untuk menghabisi nona pertama keluarga Ziong.
"Tanpa di duga kakekku rela keluar dari pengasingan-nya untuk membantu cucu tak berguna sepertiku," batin Zhishu sembari menatap kakeknya dengan tatapan tulus.
"Kakek, kakek tenang saja, aku akan menjadi kuat seperti yang kakek harapkan. Berlian putih akan kembali!" teriak Zhishu meyakinkan kakeknya.
Berlian putih adalah sebutan Zhishu saat kecil.Berlian bermakna sesuatu yang berharga dan putih mengajuk pada Zhishu (karena Zhishu memiliki rambut yang terlihat berwarna putih meski sebenarnya berwarna perak)
"Ini baru cucuku! Jangan biarkan jala*ng Ying itu menjadi kebanggaan keluarga Ziong, kau harus membuatnya terlihat seperti semut," ujar Ziong Cheng, dia tersenyum sembari menyentuh lembut kepala cucunya.
"Semut masih terlalu besar.Di masa depan, dia hanya akan terlihat seperti debu bila berhadapan denganku."
Zhishu mengeluarkan tatapan penuh ambisi yang terbalut dengan dendam, dia membayangkan wajah dan tatapan merendahkan dari Ziong Ying saat menindas dirinya.
Tentu saja, tatapan merendahkan itu akan ku ubah menjadi tatapan penuh ketakutan, batinnya bertekad.
Ziong Cheng mematung, alisnya mengerut sesaat dia melihat tatapan Zhishu yang tak jauh beda seperti orang yang memiliki hasrat membunuh.
Ziong Cheng kembali tersenyum puas, dengan tawa yang jauh lebih menggelegar dari sebelumnya, dia mengeluarkan sebuah buku jurus yang mengeluarkan aura ungu dari cincin dimensi miliknya.
"Ini cucuku.Buat jala*ng itu merasa bahwa kematian lebih baik daripada harus bertarung denganmu."
"Wah! Ini adalah buku jurus tingkat ungu! Terima kasih kakek, aku tidak akan mengecewakanmu," balas Zhishu sembari mengambil buku jurus itu.
Ziong Cheng mengangguk, "kau sebaiknya cepat pergi sebelum atasan dari pembunuh ini menyadari suatu kejanggalan.Kakek akan kembali ke pengasingan untuk berkultivasi karena sebentar lagi kakek akan tembus ke ranah Alam Raja!"
Zhishu hanya mengangguk dan tak lupa memberi salam perpisahan pada kakeknya.Zhishu dengan tenang menyaksikan kakeknya yang melesat menuju ke tempat pengasingan nya sebelum dia tersadar akan sesuatu.
Tiba-tiba tubuhnya mematung, "apa katanya tadi? Alam Raja? Baji*ngan! mengapa aku harus menjadi cucu dari monster sepertinya? Aku jadi merasa sangat terbebani."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
azka aldric Pratama
hadir Thor
2023-09-29
1
Frando Kanan
jika begitu mka.......BALASKAN DENDAM!!!!!!
2023-06-01
0
AK_Wiedhiyaa16
Awalan yg sangat menarik!
Kakeknya aja monster kultivasi berarti cucunya bisa lebih dari itu👍
2023-03-25
1