Kultivator Jenius Penentang Langit
"Akhh!" jerit seorang gadis kala tubuhnya dilempar oleh seseorang berpakaian serba hitam hingga menghantam dinding dengan keras.
Gadis dengan rambut putih perak dan mata biru itu tak bisa menyembunyikan kekesalannya, "siapa orang yang ada dibelakang ini semua baji*ngan! Siapa yang memerintahkan mu?"
Dibalik masker hitamnya, terlihat senyum seringai di wajah pria dihadapannya, "apa itu penting, nona Zhishu?"
"Apa kau berniat balas dendam? Itu percuma saja, karena hari ini di tahun depan akan diperingati sebagai hari kematianmu," ujar pria itu dengan tawa menggelegar.
Gadis bernama Zhishu itu menatap pria dihadapannya dengan tajam, ia meremas bagian lengannya yang terluka karena serangan dari pria itu yang sudah pasti adalah seorang pembunuh bayaran.
"Baiklah, karena kau sudah pasti akan mati hari ini, aku akan memberitahumu."
"Orang yang menugaskan ku untuk membunuhmu adalah putri dari Selir Jia.."
"Ziong Ying."
Pupil mata Zhishu mengecil, ia menggertakkan giginya dengan keras, "Ziong Ying, makhluk rendahan itu, berani-beraninya dia..."
"Oh? Kau marah? Aku akan memberitahumu hal yang lebih menyenangkan, apa kau mau, Nona Zhishu?" tanya pria itu, Zhishu tidak merespon dan hanya menunjukkan tatapan tajam seakan-akan ingin mencabik nya.
"Ibumu, Nyonya besar Han Wei (Istri Utama kepala keluarga Ziong) juga mengetahui hal ini, tapi apa kau tau apa yang dia ucapkan?"
"Dia bilang bahwa kau hanya sampah yang pantas mati dan dia sama sekali tidak menginginkan mu.Hal yang paling ku sukai, dia bahkan mempersilakan ku untuk membunuhmu! Hahaha!" kata pria itu dengan puas.
Zhishu yang mendengarnya hanya bisa diam, tatapan bencinya perlahan berubah menjadi kecewa, "bahkan ibuku tidak menginginkanku.Ya, memang lebih baik aku mati, lagipula apa gunanya aku hidup? Aku hanyalah sampah yang tidak bisa berkultivasi dan menjadi benalu yang merusak reputasi keluarga Ziong."
Dari luar ruangan tempat Zhishu dan pembunuh itu berada, terjadi kericuhan yang disebabkan karena hilangnya nona pertama, yang tak lain adalah Ziong Zhishu, dirinya sendiri.
Pembunuh itu terlihat panik, ia mengeluarkan pisau yang cukup panjang dan memusatkan energi spiritual nya pada pisau itu, ia mengeluarkan senyum penuh kemenangan, "selamat jalan, nona--"
Siing!!
Kepala pria itu terpisah dari tubuhnya, Zhishu merasa sedikit mual melihat peristiwa itu tepat di depan matanya, bahkan darah dari kejadian pemenggalan pembunuh itu juga ikut mengenai wajahnya.
"Zhishu, kau harus terbiasa dengan situasi seperti ini ke depannya.Kau terlalu lemah untuk disebut sebagai keturunanku," ucap seorang pria tua yang sudah tak asing lagi bagi Zhishu. Dia adalah kakeknya, Ziong Cheng.
Zhishu tertunduk kesal, "aku tau, kalau begitu silakan bunuh aku."
Ziong Cheng melihat Zhishu dengan penuh selidik, alisnya mengerut penuh tanda tanya, "aku tidak percaya ini, selain seorang sampah, kau juga tidak memiliki tekad? Apa lagi yang bisa ku harapkan darimu?"
"Kakek, apa maksudmu aku tak memiliki tekad? Aku memilikinya, bahkan lebih besar dari yang kau bayangkan.Tapi aku juga adalah orang yang bisa berpikir, walau aku punya tekad kuat, tak mungkin juga aku bisa lari darimu jika kau benar-benar berniat membunuhku."
Ziong Cheng tersenyum puas, ia menatap Zhishu dengan penuh bangga, "itu yang ku harapkan dari penerus yang sudah ditakdirkan sepertimu."
Salah satu alis Zhishu terangkat tinggi, "takdir.. apa?"
"Kau tidak perlu terlalu memikirkannya sekarang.Saat ini, kau harus keluar dari kediaman Ziong.Terlalu banyak orang yang ingin menyingkirkan mu disini.Ku harap kau bisa bertahan hidup diluar kediaman," ucap Ziong Cheng sembari memukul pundak Zhishu.
"Ugh.." erang Zhishu karena Ziong Cheng memukul pundaknya dengan cukup keras dan memberi dampak yang cukup besar pada luka di lengannya.
Ziong Cheng memijat pelipisnya, ia menghela napas dalam.Ia memasukkan tangan kanannya disaku pakaiannya dan mengeluarkan sebuah pil biru kecil dan melemparkannya pada Zhishu.
Tanpa basa basi, Zhishu menelannya dan seketika luka di lengannya sembuh, diikuti dengan staminanya yang kembali stabil.Kini tubuhnya terasa ringan dan sehat.
"Terima kasih kakek," tutur Zhishu dengan sedikit senyum.
"Apa-apaan senyum itu.Jangan tersenyum di depanku, itu membuatku tidak rela untuk membiarkanmu pergi."
Zhishu hanya melihat kakeknya sendu.Selama ini ia selalu ditindas dan dihina oleh orang-orang disekitarnya, baik itu ayah ataupun ibunya juga tidak ada yang mempedulikannya.Dan kakek nya lah yang selalu membelanya.
Awalnya, Zhishu adalah seorang yang jenius.Diumur nya yang ke dua tahun, ia sudah membentuk fondasi qi, dimana orang-orang pada umumnya memulai pada umur empat atau lima tahun.
Diumur nya yang ke 5 tahun, ia sudah menembus batasan dan menjadi petarung level 2.Namun seiring berjalannya waktu, entah karena alasan apa Zhishu tidak mengalami perkembangan dan terhenti di petarung level 2 sampai saat ini, ia sudah berumur 14 tahun.
Mulai dari sanalah seluruh anggota keluarga Ziong mulai menghinanya sebagai sampah.Dan yang lebih menyakitkan ayah dan ibunya sama sekali tidak peduli dengannya, kecuali Ziong Cheng.
Kakeknya ini selalu membela Zhishu, tidak peduli siapapun yang menyakitinya, Ziong Cheng akan selalu memberi pelajaran yang pantas.Namun 3 tahun lalu, Ziong Cheng melakukan kultivasi tertutup.
Orang-orang yang mengetahui itu mulai mencari masalah dengan Zhishu dan puncaknya ada di hari ini. Ziong Ying yang hanya seorang anak selir bahkan berani mengirim seorang pembunuh bayaran untuk menghabisi nona pertama keluarga Ziong.
"Tanpa di duga kakek ku rela keluar dari pengasingan-nya untuk membantu cucu tak berguna sepertiku."
"Kakek tenang saja, aku akan menjadi kuat seperti yang kakek harapkan. Berlian putih akan kembali!" teriak Zhishu meyakinkan kakeknya.
*Berlian putih adalah sebutan Zhishu saat kecil.Berlian bermakna sesuatu yang berharga dan putih mengajuk pada Zhishu (karena Zhishu memiliki rambut putih)
"Ini baru cucuku! Jangan biarkan jala*ng Ying itu menjadi kebanggaan keluarga Ziong, kau harus membuatnya terlihat seperti semut," ujar Ziong Cheng, ia tersenyum sembari menyentuh lembut kepala cucunya.
"Semut masih terlalu besar.Dimasa depan, dia hanya akan terlihat seperti debu bila berhadapan denganku."
Zhishu mengeluarkan tatapan intimidasi penuh dendam, ia membayangkan wajah Ziong Ying saat sedang menindas dirinya.
Tentu saja, tatapan merendahkan itu akan ku ubah menjadi tatapan penuh ketakutan, batinnya bertekad.
Ziong Cheng mematung, mulutnya sedikit terbuka dan alisnya mengerut sesaat ia melihat tatapan Zhishu yang tak jauh beda seperti orang yang memiliki hasrat membunuh.
Ziong Cheng kembali tersenyum puas, dengan tawa yang jauh lebih menggelegar dari sebelumnya, ia mengeluarkan sebuah buku jurus yang mengeluarkan aura ungu dari cincin dimensi miliknya.
"Ini cucuku.Buat jala*ng itu merasa bahwa kematian lebih baik daripada harus bertarung denganmu."
"Ini adalah buku jurus tingkat ungu! Terima kasih kakek, aku tidak akan mengecewakanmu," balas Zhishu sembari mengambil buku jurus itu.
Ziong Cheng mengangguk, "kau sebaiknya cepat pergi sebelum atasan dari pembunuh ini menyadari suatu kejanggalan.Kakek akan kembali ke pengasingan untuk berkultivasi karena sebentar lagi kakek akan tembus ke ranah Alam Raja!"
Zhishu hanya mengangguk dan tak lupa memberi salam perpisahan pada kakeknya.Zhishu dengan tenang menyaksikan kakeknya yang melesat menuju ke tempat pengasingan nya sebelum ia tersadar akan sesuatu.
Tiba-tiba tubuhnya mematung, "apa katanya tadi? Alam Raja? Baji*ngan! Kenapa aku harus menjadi cucu dari monster sepertinya? Aku jadi merasa sangat terbebani."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
...Halo semua! Kalau suka dengan ceritanya, jangan lupa beri dukungan dengan like bab ini, beri komentar dan tambahkan ke favorit ^_^...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
azka aldric Pratama
hadir Thor
2023-09-29
1
Frando Kanan
jika begitu mka.......BALASKAN DENDAM!!!!!!
2023-06-01
0
AK_Wiedhiyaa16
Awalan yg sangat menarik!
Kakeknya aja monster kultivasi berarti cucunya bisa lebih dari itu👍
2023-03-25
1