5. Hilang

"Niiing, Ningsiiih, buatkan teh Niing,"

Kata Emak pada anak perempuannya yang sepertinya berada di dalam kamarnya,

Ningsih, yang merupakan adiknya Slamet itupun tampak terburu-buru keluar dari kamarnya yang letaknya di ada di bagian tengah rumah tersebut,

Ya, rumah Slamet ini di bagian depan adalah ruangan tamu dan di sebelahnya ada sebuah kamar, sedangkan masuk lagi ada ruangan yang terdiri dari tiga kamar tidur lagi yang dua bersebelahan, dan yang satu berhadapan dengan kamar ke tiga, sedangkan kamar kedua berhadapan dengan ruangan untuk lesehan menonton TV dan sepertinya juga untuk makan karena di sana tampak sudah ada tumpukan piring, air mineral gelasan, dan juga tisu makan,

"Duduk dulu Nak, duduk dulu, atau mau cuci muka dulu?"

Emak nya Slamet begitu ramah, khas orang-orang kampung di seluruh Indonesia, yang memang selalu ada kehangatan dan keramahan tatkala menyambut tamu,

"Iya Bu, saya ikut ke belakang dulu,"

Kata Fredi masih sedikit malu-malu meskipun sebetulnya biasanya juga malu-maluin,

"Oh iya Nak, monggo... monggo..."

Kata Emak,

"Tas nya simpen di kamar dulu saja Bro,"

Ujar Slamet pada Fredi yang hendak pergi ke belakang,

Slamet lantas menunjukkan kamar paling depan yang memang disediakan untuk siapapun yang datang berkunjung dan ingin menginap,

Fredi pun lantas mengikuti Slamet menuju kamar yang ditunjuk teman barunya, sedangkan Emak menyuruh Ningsih untuk membuatkan teh dan juga membantu Emak menyiapkan hidangan ke ruang tengah,

Meooong... meooong...

Seekor kucing berusia sekitar tiga bulan tampak lari dari luar dan masuk ke dalam rumah, ia melompat ke arah Slamet untuk kemudian digendong pemuda itu,

"Wah melihara kucing ternyata Met,"

Kata Fredi sambil mengusap kepala kucing warna hitam sepenuhnya,

"Iya ini dulu ditolong dari semak-semak di dalam dus tanpa induk, tadinya ada tiga, tapi yang dua diminta temannya Ningsih,"

Slamet bercerita,

"Semula sih mau tiga-tiganya, tapi sama orangtuanya yang hitam ini dikembalikan, takut bawa hantu katanya,"

Tambah Slamet pula,

Meooong...

Si kucing hitam dalam gendongan Slamet menampol bibir Slamet dengan kaki depannya, membuat Fredi tertawa,

Mereka lantas masuk ke dalam kamar, yang merupakan hanya kamar yang sederhana saja,

Hanya tikar yang di gelar dan di atasnya ada kasur kapuk yang ditutup seprei motif batik warna biru, dan satu lemari susun dari plastik serta cermin ukuran sekitar satu kali satu meter yang di paku di dinding,

"Silahkan ditempati Mas bro, sebetahnya di sini,"

Kata Slamet pada teman barunya itu, sikapnya yang begitu ramah seolah mereka benar-benar telah lama saling kenal bahkan macam mereka adalah saudara,

"Makasih Met,"

Kata Fredi yang lantas melepaskan ranselnya dari gendongan, sedangkan Slamet keluar dari kamar sambil tetap menggendong kucingnya,

Fredi lantas membuka ranselnya untuk mengeluarkan satu kaos dan juga celana pendek serta handuk dan perlengkapan mandi, rasanya tubuhnya kini terasa lengket karena perjalanan yang cukup lama, apalagi mengingat saat akan berangkat ia juga belum sempat mandi, maka Fredi pun memutuskan untuk langsung mandi dulu saja dan menunda acara makannya,

Saat mengeluarkan beberapa kaos dan celana serta ***** bengek lainnya dari dalam tas ransel, Fredi pun kembali melihat buku harian bergambar kartun gadis dengan rambut warna kuning,

Buku Harian Amelia, yang baru ia baca sepersekian halaman saja,

Fredi yang entah kenapa jadi tertarik membukanya lagi sebentar, akhirnya memutuskan duduk di tepi kasur dan kemudian membuka buku harian Amelia tersebut,

Bukan, bukan untuk membaca, namun hanya sekedar membuka saja karena iseng dan penasaran penampakan-penampakan halaman selanjutnya,

Dan saat Fredi membuka bagian tengah buku harian, tampak di sana ada foto perempuan yang ditempel,

Foto perempuan dengan rambut keriting sebahu, yang duduk dengan menyilangkan kaki sedangkan di sampingnya berdiri seorang laki-laki memakai kemeja putih garis-garis dan celana kain biasa warna krem,

Perempuan itu bajunya rok dan atasan warna hijau motif bunga-bunga kecil warna hitam model tahun 90an, wajahnya kaku dengan kedua matanya yang tampak berkacamata,

Sekilas, sungguh tak ada yang aneh pada foto itu, namun jika diperhatikan dengan seksama, ada sebuah tulisan kecil di sudut kiri atas,

Dia bukan Ibuku...

Dan, saat Fredi kemudian menatap sosok laki-laki yang ada di dalam foto tersebut, tiba-tiba...

Sebuah cahaya yang entah apa memancar dari dalam buku tersebut, bersamaan dengan itu sebuah pusaran dengan energi yang sangat besar seolah menarik kuat Fredi,

"To..."

Fredi yang ditarik oleh pusaran kuat tersebut berusaha meminta tolong namun suaranya belum selesai ia sudah lebih dulu tenggelam dalam pusaran yang entah apa,

Meooong... meooong... meooong...

Kucing berwarna hitam yang ada di gendongan Slamet tiba-tiba melompat turun dan berlari ke arah kamar depan rumah di mana Fredi berada,

Slamet yang melihat gerakan anabul nya yang tiba-tiba itupun segera mengejar karena takut anabul nya itu akan mengganggu Fredi,

"Boli... Boli-boli, jangan ganggu Mas Fredi,"

Kata Slamet pada kucingnya yang bernama Boli-boli yang kini masuk menyusup lewat bawah gorden pintu kamar tamu,

Dan saat Slamet mendekati kamar, tampak ia melihat pendar cahaya aneh yang seperti berada di dalam kamar tamu rumahnya itu,

Pendar cahaya yang begitu menyilaukan itu hanya sekian detik saja Slamet melihatnya, sebelum kemudian akhirnya menghilang,

Slamet pun setengah berlari ke arah kamar yang ditempati Fredi, yang betapa kemudian Slamet kaget tatkala di dalam kamar kini tak ada siapapun kecuali si Boli-boli yang mengendus-endus ransel milik Fredi,

Slamet tampak celingak-celinguk,

"Mas... Mas broooo, ke mana kau?"

Slamet berjalan ke belakang pintu, dikira Fredi sedang mengajaknya bercanda pura-pura menghilang,

Tapi...

Kosong! Tak ada siapapun di sana,

Slamet pun cepat keluar dari kamar, bertepatan dengan Emak nya yang melongok dari pintu pembatas ruang tengah,

"Mana temanmu Met? Itu Ningsih sudah siapkan teh dan suruh sekalian makan,"

Kata Emak,

Slamet yang tampak panik tampak menggeleng,

"Mas bro hilang Mak,"

Kata Slamet, yang tentu saja membuat Enaknya mengerutkan kening,

"Apa? Maksudnya hilang bagaimana?"

Tanya Emak,

Slamet tampak keluar dari rumah, ia menoleh ke kanan dan ke kiri,

Tentu saja ia tahu ini terlalu mustahil jika Fredi keluar tanpa sepengetahuannya, karena ia meskipun dalam keadaan berada di ruang tengah, tapi posisinya persis lurus dengan pintu utama,

"Met, ada apa sih Met? Yang jelas dong kamu itu ngomongnya,"

Emak mengejar Slamet keluar rumah,

"Slamet cari Mas Fredi dulu Mak, dia tiba-tiba menghilang,"

Kata Slamet yang kemudian lari ke jalanan kampung di depan sana,

"Ada apa Mak?"

Tanya Ningsih pada Emak yang tampak menatap bingung Slamet yang menjauh,

"Tidak tahu Slamet, katanya temannya hilang, pergi ke mana ya,"

Kata Emak pada Ningsih yang berdiri di belakangnya.

...****************...

Terpopuler

Comments

ALNIE

ALNIE

luar biasa si othor ada aja ide cerita nya jadi makin sayang deh 🥰🥰 apa lagi kalo crazy up ....hmmmm tambah sayang bangeeeetttttt 🥰🥰🥰🥰

2023-03-14

0

Susan

Susan

Fredi...dimana kah kau berada...

2023-03-13

0

Ela Jutek

Ela Jutek

lah kok ilang, bikin si mpus panik aja lu ah😂

2023-03-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!