4. Disambut Hangat

Tepat sekitar habis adzan Asar, mobil travel yang ditumpangi Fredi akhirnya sampai juga di kota Bawang, dan sebagaimana yang telah ditentukan sebagai tempat pertemuan, Fredi pun diantarkan oleh driver travel ke toko oleh-oleh yang memang cukup terkenal di sana,

Tuuuuut...

Tuuuuut...

Fredi tampak mencoba menghubungi nomor hp Slamet selagi mobil travel kini mulai mendekati tempat mereka akan bertemu,

Dan untungnya, tak usah menunggu lama, tampak seorang pemuda berambut keriting mengembang tampak berjalan dari arah depan toko menuju pinggir jalan dan menoleh ke arah datangnya mobil travel,

"Ini aku mau berhenti Met,"

Kata Fredi saat panggilannya diangkat dan mobil pun pelahan berhenti hingga benar-benar berhenti begitu tepat di depan pelataran parkiran toko oleh-oleh,

Slamet tampak mengangkat telapak tangannya, bersamaan dengan Fredi yang membuka kaca jendela pintu mobil travel di samping ia duduk,

"Selamat datang di kota Bawang, bro,"

Sapa Slamet menyambut kedatangan Fredi dengan senyuman lebar, Fredi pun lantas membayar biaya travelnya pada sang driver,

"Terimakasih Bang,"

Kata Fredi sambil berjabatan tangan dengan sang driver,

Tampak sang driver mengangguk sambil tersenyum,

"Selamat liburan Mas Fredi, kabar-kabar saja nanti kalau mau pulang,"

Ujar sang Driver pula,

"Siap,"

Sahut Fredi, yang kemudian menyempatkan diri pula berpamitan pada suami isteri yang duduk di kursi kedua, sebelum akhirnya turun,

"Nunggu lama ya?"

Tanya Fredi pada Slamet saat akhirnya mereka saling berjabat tangan,

"Oh tidak Mas, cuma setengah jam saja, tidak apa-apa, sekalian cuci mata Mas di sini, lihat-lihat mobil lewat dan cewek-cewek juga,"

Kata Slamet, membuat Fredi tergelak lebar,

"Ya... ya... biasalah kita laki-laki butuhnya cuci mata yang bening-bening,"

Kata Fredi yang mengundang gelak tawa Slamet juga jadinya,

"Jadi kita langsung saja ini Mas?"

Slamet bertanya lagi pada tamu nya, yang datang jauh-jauh dari ibu kota untuk merasakan berlibur di desa ia tinggal,

"Ya sekarang saja, kayaknya mau hujan kan itu,"

Ujar Fredi, tampak Slamet pun mengacungkan ibu jarinya, setelah itu ia tampak cepat berjalan menuju parkiran toko oleh-oleh untuk mengambil motornya,

Fredi sendiri menunggu Slamet di pinggir jalan sambil menyalakan satu batang rokok yang ia baru ambil dari wadah rokok yang sama sekali tak ia sentuh sejak pagi,

Selain karena tak mungkin merokok di dalam mobil yang tertutup dan posisinya ac menyala, di dalam travel juga ada lima anak-anak yang bagaimanapun Fredi sangat menjaga diri untuk tidak merokok di dekat anak kecil,

Maka, sepanjang jalan iapun merelakan diri mulutnya sampai terasa asam karena menahan diri untuk tidak merokok,

"Ayuk Mas,"

Kata Slamet sambil memberhentikan motornya di dekat Fredi,

Tampak Fredi pun langsung naik ke atas boncengan, dan motor pun melaju kencang.

Matahari di langit telah mulai condong ke barat, sedangkan angin berhembus sedikit lembab karena gerimis mulai turun ke bawah,

Fredi tampak asik duduk di boncengan sambil menikmati suasana jalanan kota Bawang yang baru ia kenal,

Suasana yang tentu sama sekali baru karena memang baru kali ini Fredi menapakkan kakinya di atas kota yang terkenal dengan produk telor asin dan juga Bawang tersebut,

"Keluarga ku sangat senang Mas tahu ada orang kota mau main,"

Tutur Slamet bercerita,

"Wah, kota apanya Met, aku juga orang daerah, hanya tinggalnya saja sekarang di Ibu kota, karena harus mengadu nasib,"

Kata Fredi,

Slamet terus melajukan motornya menyusuri jalanan kota Brebes yang belum sepadat Jakarta,

Hingga motor yang dikemudikan Slamet semakin lama semakin seperti masuk ke pinggiran kota dan kemudian menuju sebuah perkampungan-perkampungan kecil, sebelum akhirnya melalui jalanan kecil yang hanya bisa dilewati dua motor yang papasan, atau jika untuk mobil hanya bisa untuk lewat satu mobil saja,

Dan, bentangan sawah pun mulai terlihat di kanan kiri jalanan yang dilalui motor Slamet, jalanan yang di beberapa bagian tampak berlubang digenangi air hujan yang sepertinya baru turun semalam,

"Masih lima belas menit lagi Mas dari sini, kalau Mas Fredi ingin istirahat dulu tidak apa-apa, kita bisa berhenti dulu di warung mie ayam nya Pak Tono,"

Kata Slamet,

Tampak Fredi yang dibonceng oleh Slamet cepat menolak, ia justeru kini sibuk mengeluarkan kembali hp nya dari kantong tas ransel yang ada di gendongan,

Tampak kini bentangan sawah yang mulai sedikit menguning tampak disinari matahari yang mulai surut karena hari telah sore,

Di pinggir jalan yang dekat sawah, tampak seorang pemuda berjalan menggiring bebek-bebek di depannya,

Barisan bebek yang tampak begitu kompak itu menarik Fredi untuk mengabadikannya dengan merekamnya menjadi video-video pendek, termasuk pastinya panorama indah sore hari menuju desa tempat tinggal Slamet,

"Indah banget Met pemandangannya, kalau tinggal di sini pasti rasanya akan jauh dari stres Met,"

Kata Fredi sambil asik merekam perjalanannya dengan hp,

"Ah, itu kan karena Mas Fredi tinggal di Jakarta, pasti kampung halaman Mas Fredi meskipun di daerah juga tidak berupa pedesaan seperti ini, jadi bisa ngomong begitu Mas, karena belum bosan,"

Ujar Slamet terkekeh,

"Eh tidak percaya, aku asli mau sekali kalau harus tinggal disini, bila perlu nyari cewek sini saja deh, biar bisa jadi orang sini,"

Seloroh Fredi sambil tertawa, yang membuat Slamet juga kembali tertawa,

"Baiklah, nanti tek carikan Mas, pokoknya beres wis,"

Dan keduanya pun kembali tertawa bersama,

Pukul empat sore lebih, bahkan sudah nyaris pukul setengah lima, motor Slamet akhirnya pun sampai di halaman sebuah rumah yang bangunannya masih bangunan model lama,

Yang rumah itu baru bagian depannya saja yang terbuat dari tembok sepenuhnya, sementara bagian tengah hingga ke belakang masih separuhnya tembok, dan separuhnya lagi hanya bilik dari anyaman bambu,

"Ini rumah saya Mas,"

Kata Slamet begitu motor yang ia kemudikan akhirnya berhenti, tampak Fredi mengangguk dan bersiap turun dari boncengan,

Tampak dari dalam seorang perempuan separuh baya muncul menyambut dengan senyuman hangat dan ramah,

Fredi tanpa harus dijelaskan rasanya sudah langsung bisa menebak jika perempuan itu adalah Emak nya Slamet,

Merasa akan merepotkan perempuan itu, Fredi pun cepat menghampiri sang perempuan separuh baya itu,

Berjabat tangan dengan nya, dan tak lupa mencium punggung tangannya dengan sopan,

"Ini Nak Fredi?"

Tanya si Emak nya Slamet, membuat Fredi mengangguk mengiyakan,

"Tamu istimewa dari Jakarta,"

Kata Slamet yang kini menyusul Fredi turun dari motor,

Emak nya Slamet pun tersenyum, lalu cepat mempersilahkan Fredi masuk,

Fredi yang sebetulnya saat ini adalah kunjungannya yang pertama namun langsung disambut sehangat itupun tentu saja jadi merasa terharu,

"Terimakasih Bu, terimakasih..."

Kata Fredi, lalu...

...****************...

Terpopuler

Comments

Irma Tjondroharto

Irma Tjondroharto

laluuuuuuu... lanjut dl...

2023-03-13

0

ALNIE

ALNIE

kupat blengong juga thor 😂

2023-03-12

0

Ela Jutek

Ela Jutek

seneng nya di sambut dengan ramah dan hangat, betah betah dah😄

2023-03-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!