Setelah cuci muka ala kucing, Fredi kemudian langsung memakai celana yang bekas ia pakai kemarin tanpa menanggalkan kolornya,
Dengan cekatan ia menyambar buntelan londrian yang belum sempat dibuka, diambilnya kaos yang paling atas untuk menggantikan kaos yang ia pakai semalam karena sudah bau iler,
Aroma wangi khas cucian dari tempat londri pun tercium sampai ke kutub utara, membuat Fredi yang belum mandi merasa percaya diri jika nanti di mobil travel ada cewek cantik sekalipun,
Fredi menyisir rambut gondrongnya sebentar, setelah itu mengikatnya sembarang sambil memakai jam tangan, mengambil hp dan chas-chasan memasukkannya ke dalam tas ransel hitam kebanggaannya yang ia isi dengan dua celana kolor, satu celana jeans panjang, tiga kaos oblong dan tiga ****** *****, hihihi...
Setelah merasa semua siap, Fredi pun kemudian bergegas menuju pintu kontrakannya,
Keluar dari rumah kontrakan, mengunci pintu dan kemudian memakai sepatunya sambil berjalan ke arah mobil travel yang telah setia menunggunya,
Driver travel yang tengah menghabiskan rokoknya tampak membuang puntung rokoknya dan menggilasnya hingga mati,
Setelah itu berjalan ke arah mobil sambil menyuruh Fredi duduk di kursi paling depan karena di kursi kedua dan ketiga sudah penuh,
Fredi pun lumayan lega karena ia justeru mendapatkan kursi idamannya, tentu ini adalah suatu pertanda baik jika semua sepertinya akan berjalan lancar ke depannya,
"Maaf Pak, Bu, maaf jadi ikut menunggu,"
Kata Fredi tak enak manakala ia masuk ke dalam mobil travel dan di kursi kedua dan ketiga ternyata satu keluarga,
Sepasang suami isteri dan lima anaknya yang masih kecil, dua anak kembar sekitar umur sepuluh tahun dan satu anak lagi sekitar dua belas tahun duduk di kursi paling belakang, sementara dua anak lagi yang sepertinya masih TK dan satu masih dua tahunan duduk di kursi kedua bersama orangtua mereka,
"Tidak apa Mas, sudah biasa bujangan bangunnya susah, belum ada yang ngerecokin,"
Kata laki-laki yang merupakan Bapak dari kelima anak yang sibuk dengan hp mereka, kecuali yang dua tahun saja yang sibuk makan coklat di samping sang Ibu,
Fredi tampak nyengir, nyatanya memang menjadi bujangan, hal yang paling sulit memang bangun pagi,
Kecuali jika sebagai bujangan hidupnya bersama Emak, itu tentu saja lain cerita, karena saat matahari bersinar, maka suara Emak seketika akan bergemuruh,
Driver mobil travel masuk ke dalam mobil dan duduk di belakang kemudi, setelah memastikan penumpangnya tidak ada yang turun dan tertinggal, maka sang Driver pun menyalakan mesin mobilnya,
Tak usah menunggu lama saat kemudian travel pun meluncur meninggalkan depan kontrakan Fredi, menjauh menuju jalan raya utama lagi untuk kemudian langsung menuju ke Jawa,
"Nanti dekat perempatan saya turun sebentar ya Bang, belum sarapan nih, mau beli kopi sama gorengan,"
Kata Fredi,
Ya, meski si Edi begitu merantau namanya sudah menjadi Fredi, tapi sarapannya tak lantas menjadi roti,
Edi alias Fredi tetap setia dengan tahu isi, bakwan dan gorengan tempe sebagai teman ngopi di pagi hari,
"Siap Mas, saya juga belum sarapan, nanti saya nitip sekalian,"
Kata sang Driver,
"Oh kita juga ya Mas, nitip,"
Kata si perempuan yang duduk di kursi kedua, Fredi pun tampak mantuk-mantuk, ia sama sekali tak keberatan dimintai tolong beli gorengan untuk mereka sekalian, ini malah ia jadi merasa seperti pergi bersama keluarga sendiri,
Mobil meluncur menyusuri jalan raya, sang driver untuk menemani perjalanan mereka tampak kemudian menyetel lagu melukis senja nya Budi Doremi,
Alunan musik yang ringan dan syair yang menawan mengalun memenuhi mobil, mengisi pagi yang kini tampak matahari bersinar cerah,
Sampai di perempatan, seperti yang diminta Fredi, driver travel pun menepikan mobilnya ke dekat minimarket berwarna merah,
Di pelataran depan minimalis tampak gerobak gorengan bertengger memamerkan setumpuk gorengan yang menggoda iman dan takwa,
Tiga orang tampak mengantri pula di sana, menunjuk-nunjuk beberapa pilihan gorengan yang ada,
Fredi pun bersiap turun, si Ibu yang duduk di kursi kedua mengulurkan uang dua puluh ribuan, sementara driver mobil tampak mengulurkan uang sepuluh ribuan,
"Nanti saja Bu, Bang, saya talangi dulu saja,"
Kata Fredi sambil turun dari mobil,
"Oh mau kopi juga tidak Bang?"
Tanya Fredi pada bang Driver, tampak Bang Driver menggelengkan kepalanya,
"Tidak Mas, terimakasih, tadi sudah ngopi, ini tinggal minum air mineral agar ginjal tetap sehat,"
Kata si Driver sambil menunjukkan sebotol air mineral miliknya,
Tampak Fredi mengacungkan ibu jari,
"Mantap,"
Kata Fredi nyengir, lalu menutup pintu mobil travel yang ia tumpangi,
Fredi lantas berjalan menuju gerobak gorengan, mengantri satu orang pembeli lagi,
Setelah si pembeli selesai dilayani, barulah Fredi memesan tiga bungkus gorengan campur aduk,
"Wah kebetulan ada cabe rawit nih,"
Kata Fredi,
"Iya ini Mas Fredi, harga cabe lagi turun, jadi isteri belikan cabe rawit untuk pelanggan yang suka cabe rawit,"
Kata si abang penjual gorengan,
"Hmm betul itu, soalnya pakai saos kurang mantap Pak,"
Ujar Fredi sambil mencomot satu gorengan tempe yang terlihat begitu kriuk-kriuk,
"Tapi ini bakwannya nunggu sebentar ya Mas, lagi digoreng ini,"
Kata si bapak penjual gorengan,
"Iya Pak, tidak apa-apa, saya juga mau beli kopi dulu,"
Kata Fredi sambil menunjuk minimarket merah, Bapak penjual gorengan mengangguk,
"Oke Mas Fredi,"
Kata si Bapak,
Fredi cepat melangkah menuju minimarket merah sambil menggendong ransel hitam nya,
Ia juga tampak mengeluarkan hp nya dari saku ransel untuk mengirimkan pesan pada Slamet, kawan media sosialnya,
Bro, otw nih gue,
Begitu tulis Fredi pada pesan singkat yang ia kirimkan pada si kawan media sosialnya,
Meskipun Fredi tahu, jika di jam sepagi ini Slamet tidak bakal online karena ia katanya harus pergi mencari rumput untuk makan kambing-kambing peliharaannya,
Fredi masuk minimarket merah, dan seperti hari-hari biasanya, ia langsung menuju mesin pembuat kopi,
Pelayan minimarket yang sudah hafal dengan Fredi karena sering datang tampak menyapa ramah,
"Mau pergi Mas?"
Fredi yang tampak sedang sibuk menyeduh kopi sekilas menoleh ke arah pelayan minimarket yang sedang menyapu lantai,
"Oh iya Mbak, mau liburan,"
Sahut Fredi,
"Hiling ya Mas,"
Kata pelayan minimarket, Fredi pun nyengir,
Setelah selesai menyeduh kopi sesuai selera sendiri, Fredi pun menuju meja kasir, sebelum membayar, Fredi pergi ke deretan rak yang menyajikan makanan-makanan ringan untuk kemudian dipilihnya beberapa macam termasuk juga biskuit coklat merk berlapis ratusan yang fenomenal,
"Sekalian Mas roti sobek nya, beli dua gratis satu,"
Ujar si kasir saat Fredi akan membayar,
"Wah saya lebih suka gorengan Mbak, kalau roti takutnya hidung saya nanti jadi tambah mancung,"
Seloroh Fredi membuat Mbak kasir jadi cengar-cengir,
Fredi membayar belanjaannya, lalu menenteng satu kresek belanjaannya dan satu cup kopi yang masih kebul-kebul keluar minimarket,
Tepat saat Fredi sampai ke penjual gorengan, tampak bakwan baru saja selesai diangkat,
Bakwan yang potongan kobisnya terlihat berintik asik karena kering, dan warnanya juga matang sempurna,
Fredi menyeruput kopi instannya dengan nikmat, membayangkan minum kopi dengan gorengan di dalam mobil travel yang jendelanya akan ia biarkan terbuka agar angin alam masuk saja itu sudah nikmat tiada tara,
"Ini semuanya sama ya Mas? Campur-campur?"
Tanya Pak penjual, Fredi mengangguk,
Pak penjual kemudian mengambil bungkusan gorengan dari kantong kertas, lalu memasukkan gorengan-gorengan jualannya,
Sementara itu, Fredi pun bersiap mengambil uang lagi dari dompetnya, karena susah, ia pun berjalan sebentar ke belakang pak penjual di mana di sana ada bangku kayu panjang,
Fredi yang bermaksud meletakkan cup kopinya dan kresek jajanan yang ia beli di minimarket di atas bangku kayu panjang itu tiba-tiba tanpa sengaja melihat sebuah buku bergambar kartun anak perempuan yang rambutnya sedikit ikal berwarna kuning,
Buku yang seperti buku harian itu tampak terongok di atas bangku panjang pak penjual gorengan,
"Saya beli kertas dari orang ada bukunya itu Mas, tapi orangnya ditanya katanya bukan milik dia,"
Kata si bapak penjual gorengan tiba-tiba,
Fredi menoleh ke arah bapak penjual,
"Tidak ada pemiliknya?"
Tanya Fredi,
"Iya Mas, tidak ada, bawa saja Mas, kali butuh bacaan di mobil, kalau saya mah tidak suka baca,"
Kata pak penjual gorengan yang lalu terkekeh,
Fredi menatap si buku harian yang memang lumayan membuatnya tertarik,
Tapi, apa tidak apa-apa membaca buku harian orang lain?
"Kalau di travel kan suka bete Mas, main hp juga matanya kan cepat lelah,"
Kata si penjual gorengan lagi, yang kini sudah selesai dengan empat bungkus gorengan pesanan Fredi,
"Hmm baiklah, tek bawa saja Pak, bener juga bisa untuk dibaca-baca pas perjalanan,"
Kata Fredi akhirnya memutuskan,
Kebetulan memang Fredi bukan tipe orang yang candu dengan hp, jadi membaca buku memang masih menjadi salah satu kesukaannya, maka diambilnya si buku harian milik orang tak dikenal itu,
Ya, buku harian bergambar kartun gadis berambut kuning, yang saat Fredi membuka sampulnya, tertera nama si pemilik di sana,
AMELIA.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Irma Tjondroharto
oh amelia gadis cantik lincah nian... wkwkkwkw... jadi nyanyi deh.. lagu jadul... dan jadi awal cerita...
2023-03-11
0
Susan
awal cerita yg menarik...
2023-03-10
0
Ela Jutek
cantik tuh nama
2023-03-10
0