Sebagian memori

Seorang pemuda berpakaian tipis terlihat termenung seorang diri di bangku halte bis.

Walau itu sweater tapi sweater milik remaja itu terlihat seperti kaos dan beberapa robekan dan entah kenapa wajahnya nampak murung meski dia tetap terlihat tampan dan cocok dengan gaya rambutnya.

Hingga seseorang datang menegur pemuda itu.

"Halo?maaf boleh aku bertanya?"tanya sosok itu.

Pemuda yang tengah melamun itu tak menggubris atau menjawab orang itu.

Membuat sosok yang ternyata seorang pemuda berperawakan tubuh tinggi itu mendengus lalu duduk di sebelah pemuda lain.

"Hei jika kau ada masalah kau bisa bercerita denganku walau aku ini hanya orang asing yang baru bertemu dan menyapamu."ucap Kai.

Dia adalah Kai, seorang pemuda blesteran tampan yang entah bagaimana bisa ada di negara ginseng. Mungkin orang akan melihat ia seperti pahatan patung yang sempurna karna parasnya dan memiliki senyum manis seperti angel akan tetapi Daniel masih tak menyadari kehadirannya hingga ia tersentak merasakan perih di bibirnya yang terluka karna tak sengaja menggigitnya.

...

Kai POV.

"Ssstt..."ringisnya.

"Hei kau baik- baik saja?"tanya ku sedikit khawatir melihatnya.

Jujur saja kenapa aku menjadi sangat penasaran dengannya walau aku tak sengaja melihat kearahnya dengan penampilan seperti itu.

Ya bagiamana tidak?pemuda bodoh mana yang keluar malam-malam begini dengan pakaian tipis itu walau terlihat seperti sweater, dan lagi aku sedikit terpaku melihat wajah di bawah rembulan itu.

Dia memiliki wajah kecil hingga mungkin saat aku menangkup wajah itu dengan kedua telapak tanganku akan sangat pas tapi aku tersadar dan menghilangkan pemikiran itu.

Lagi pula dia seorang pemuda sama sepertiku.

Hingga tatapan rubah itu menatapku tajam namun dengan ekspresi yang menurutku...lugu?

"Kau siapa?"tanyanya.

"Aku."

"Lupakan, dan aku baik-baik saja terima kasih sudah bertanya."ucapnya.

Aku mengangguk, sebenarnya dia lebih tua atau muda dariku?jujur saja aku sangat penasaran di tambah penyebab bibirnya bisa terluka seperti itu membuatku curiga apa ada seseorang yang berani memukulnya.

"Apa kau habis berkelahi?"

Aku merutuki diriku sendiri setelah pertanyaan konyol itu keluar dari mulutku, tapi dia malah menunjukan ekspresi binggung dan masih menatap kearah ku.

"Aku tidak berkelahi dengan siapapun."

"Sorry aku tidak bermaksud menanyakan hal itu..."

"Tidak apa-apa lagi pula aku tak merasa terganggu, hanya rasanya aneh kenapa remaja sepertimu malam-malam begini keluar?"tanyanya.

Hei dia kan juga.

"Daniel."ucapnya membuatku tertegun.

Jadi namanya Daniel.

Dia menyugar rambutnya kebelakang entah kenapa itu terlihat keren di mataku.

Di sisi ini dia terlihat manly.

"Wajahmu pucat?kau benar baik-baik saja?"tanyaku sekali lagi.

Ini bisa di bilang lancang tapi ekspresinya seolah menunjukkan dia sama sekali tak mempermasalahkannya.

Apa dia begini setiap bertemu dengan orang lain?aku bahkan sempat salah mengira di balik wajahnya yang dingin itu ternyata sikap temperamen nya tak seburuk itu malah dia itu....

Sangat ramah.

"Mungkin aku kedinginan, tapi aku malas pulang."ucapnya seolah membaca pikiranku.

Aku terdiam, tapi aku tau saat dia mulai mengusap kedua tangannya dan dia menggigil, samar-samar aku mendengar giginya bergemelatuk.

Udara malam ini juga sangat dingin tapi kenapa dia tetap kukuh untuk tak mau pulang?

Apa ada masalah di rumahnya?

Tiba-tiba aku teringat kalau aku memakai sweater dan jaket yang cukup tebal di banding dirinya, segera aku melepas jaketku dan memberikan padanya.

Dia tampak terkejut.

"Untuk apa?"tanyanya.

"Em...agar Hyung tak kedinginan."ucapku entah kenapa aku memanggilku Hyung ini hanya perasaanku kalau aku harus bersikap menghormatinya walau tak mengetahui usianya.

Dia tersenyum tipis sambil memakai jaketku, aku senang karna dia tak menolaknya dan saat dia memakainya ah rupanya jaketku terlihat pas dan cocok untuknya, jujur saja di mataku dia terlihat keren.

"Terima kasih."

"Sama-sama."

"Kau juga tak pulang ke rumahmu?"tanyanya.

Aku mengeleng, tapi sambil menjawabnya.

"Aku baru saja pulang dari les malam, dan aku menunggu bis."jawabku.

Dia menganggukkan kepalanya.

"Kau kelas berapa?"

"Aku kelas 6 Hyung."

"Ah masih SD ya, aku sudah SMP dan sebentar lagi akan lulus ada hal yang membuatku sedikit stress di masa pertumbuhanku, aku tau bahwa semakin dewasa kita juga harus semakin bijak tetapi ketika kau di hadapkan masalah besar rasanya itu tidak adil."ucapnya.

Apa dia berada dalam masalah yang membuatnya sampai kesulitan seperti ini?pikirku.

Dia menoleh ke arahku dan tersenyum manis.

Astaga apa aku baru melihatnya kalau dia memiliki aura seorang kakak?

"Kuharap kau menikmati masa bermain mu dengan teman-temanmu sebelum beranjak dewasa tapi ingatlah ini mencari teman itu mudah yang susah adalah menemukan sahabat sejati dan waktu dewasa orang akan berpikir lebih berat terkadang binggung mencari jati diri dan ceroboh karna kebodohan sendiri."ucapnya.

Aku membalas senyumannya.

Dia memberiku petuah yang sangat bijak.

"Baik Hyung aku akan selalu mengingat perkataan mu."ucapku.

Dia menepuk bahuku beberapa kali lalu berdiri, dia memandang kearah langit yang gelap.

"Em...sepertinya kau benar aku harus pulang tapi aku tak bisa lama menunggu bis sepertimu karna rumahku dekat sini."ucapnya terkekeh.

"Hyung tidak perlu menemaniku, sebentar lagi bis akan datang."jawabku sambil melirik ke arah jam tangan di pergelangan tanganku.

Dia mengangguk lalu melambaikan tangannya dan aku membalas lambaiannya juga.

"Seandainya aku tau...

Kalau itu kau Hyung."

...

Deg!

Daniel tersentak dalam tidurnya, matanya terbuka sepenuhnya saat dia terbangun dari mimpi anehnya.

Tunggu?bagaimana bisa dia bermimpi tentang itu?

Bukannya biasanya orang akan bilang kuharap mereka bisa bertemu lagi tapi dia ingat perkataan terakhir remaja di mimpinya seolah remaja itu telah mengenalnya lama.

"Tapi itu seperti bukan mimpi?apa itu sebagian ingatanku lagi?"gumam Daniel, dia merasa di mimpinya pertemuan dengan remaja yang belum ia ketahui namanya itu sangat nyata terlebih lagi....

Ada hal yang membuatnya tak bisa mengingat tentang semua masa lalunya.

Dan setiap dia tertidur maka ia akan bermimpi itu aneh seperti bagian dari kejadian masa lampau atau memorinya yang hilang.

Wajar saja karna mimpi itu memang bagian dari imajinasi dan otak kerja manusia yang mengalami beberapa tahap sebelum memasuki alam bahwa sadarnya.

Daniel mengelengkan kepalanya karna merasa lehernya sakit dan bahunya pegal.

Ternyata dia masih di dalam perpustakaan.

Bagaimana mungkin dia tertidur di sana?

Tak mau ambil pusing, dia bergegas keluar setelah mengumpulkan nyawanya sepenuhnya.

Namun saat dia melewati ruangan musik dia mendengar suara piano seperti ada seseorang yang sedang memainkannya.

Siapa itu?

Terpopuler

Comments

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨

Ya ampun... Mimpi yang terasa nyata dong itu jadinya, bagaimana kalau kedepannya itu malah menjadi kenyataan.

2023-04-19

1

@Risa Virgo Always Beautiful

@Risa Virgo Always Beautiful

Daniel ternyata kamu tidur di perpustakaan

2023-03-12

0

❣️ᴍᴜᴛɪ Hiat

❣️ᴍᴜᴛɪ Hiat

Kenapa daniel selalu bermimpi yang sama tentang hyung padahal daniel sedang berada di perpustakaan yg ketiduran,,,,apa hubungan daniel dengan hyung yang selalu datang di setiap mimpi daniel,,,,
Kira² siapa yang main piano,,,???
Cuuzzlaah lanjut lagi ke bab selanjutnya🏃🏃

2023-03-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!