Sayang.. kamu kenapa?" Tanya wanita paruh baya yang dengan kaget nya
"Di rumah ada Bondan"
Deg
Bukan hanya ana yang ketakutan, rupanya mama litha, mamanya elgara pun ketakutan dengan nama itu
Bedanya, jika ana ketakutan dengan sifat mesum teman mama nya itu, mama nya elgara sangat takut terjadi sesuatu pada anak tetangga nya
Sedari kecil, bahkan sedari umur 8 bulan, mama litha yang mengurus ana, bahkan dengan relanya mama litha membagi asi nya sewaktu dulu yang hanya untuk elgara
"Kamu ke kamar Abang, kamu boleh pulang kalo laki laki itu sudah tidak ada, mama yang akan lihat kondisi rumah kamu di depan" bujuk mama nya
Belum sempat mama litha beranjak dari duduk nya, suara elgara langsung memecah kepanikan mereka
"Gak ada balik rumah itu lagi, mulai sekarang Lo tinggal di sini, di sini aman ada abang, mama dan papa . Dari pada di rumah ibu Lo yang gila itu, Lo bakal terluka lagi" tekan elgara
Ana tak bisa menentang perkataan elgara lagi saat ini, meski hati nya sangat ingin berada di dekat mama kandung nya, namun kali ini ana tidak bisa menolak perintah elgara lagi karena dirinya juga sangat takut berhadapan dengan Bondan
"Kalo itu mama setuju, kalo bisa kita pindah dari rumah ini, biar kamu jauh dari mama kamu nak" timpal mama litha
Ana masih terdiam, jauh dari mama kandung nya bukan lah impian nya, saudara satu satu nya hanya mama nya salah satu kunci untuk bisa bertemu ayah nya hanya mama nya
"Jika ana ikut kalian, pasti mama melaporkan kalian, ana gak mau" kata ana cepat
"Terus mau Lo tetap ada di sisi nya meski Lo sering di kasarin nyokap gila Lo itu heh" gemas elgara
Ana hanya diam, elgara menatap gemas adik satu persusuan nya itu, keluarga nya hanya keluarga menengah, tidak banyak teman atau orang dalam dari kepolisian untuk membantu nya
Pernah dulu papa nya melaporkan tentang penganiayaan anak, namun entah bagaimana laporan nya di tentang, elgara tau dan sadar jika teman main nya dari mama adik nya itu banyak para penjabat tinggi hingga susah untuk mereka lawan
"Gue janji dek, suatu saat gue bakalan bawa Lo jauh dari nyonya lampir itu" tekan elgara
Ana hanya diam, wajah kesal Abang nya sangat takut hingga dirinya membenamkan wajahnya pada lengan mama litha
"Sudah.. sekarang kalian istirahat sana? di sini mama yang jaga, takut si Bondan bakalan ke rumah" titah mama litha
"Mama tenang aja ma, pintu sudah gara kunci, jadi mama tenang aja" kata anak nya
Sedangkan di kediaman Collins, papa kenan menentang keras dengan permintaan anak sulung nya itu
"Kenapa pa? setidak nya papa kasih penjelasan kenapa papa tidak mau nyari tau tentang adik nya Dave?" Tanya Dave frustasi
"Menurut kamu, apa selama ini papa selalu diam tanpa mencari tau tentang adik kamu?" Tanya balik papa kenan
"Setelah berpisah pun papa selalu berusaha untuk bertemu Deva Dave, bahkan setiap bulan nya papa selalu kasih uang untuk Deva, tapi setelah dua bulan saat kita berpisah kenyataan yang papa gak bisa untuk mencari kebenaran Deva lagi" lanjut nya
"Kenapa pah?" Tanya Dave penasaran
"Ka..ta mama kamu, de..va sudah meninggal dunia, bahkan papa sudah lihat bukti buktinya" lirih papa kenan menangis
Luka lama yang sudah dia rapat dan kubur, kembali menganga saat mendengar permintaan dari anak nya
"Tapi nama dan tanggal lahirnya sama seperti Dave, bahkan nama ibu nya pun sama, hanya satu yang beda, nama wali nya pa" jelas Dave
Papa kenan tertegun dengan perkataan Dave, ia teringat di saat dirinya menengok makam dari anak nya itu, dia mengatakan akan pindah dari Indonesia dan tidak akan kembali lagi pada Indonesia pada mantan istrinya itu
Padahal selama ini Dave dan kenan belum ada rencana untuk ke luar negeri
"Papa akan mulai menyelidiki lagi, demi kamu nak" kata papa kenan mantap
Pikiran papa kenan melayang saat melintas dekat rumah mantan istri nya itu, rupa dan bayang sosok gadis kecil yang tengah berlari ke arah wanita paruh baya
Dapat kenan simpulkan saat itu wanita paruh itu mama dari gadis kecil yang menggemaskan
Terbukti kenan mendengar gadis kecil itu menyebut nya dengan sebutan mama
Malam ini ana dengan cemberut nya ikut bersama gara menuju basecamp anak elang, padahal suasana Jakarta malam ini hangat, mungkin karena banyak nya penduduk atau karena masih banyak orang yang berkeliaran meskipun sedang malam
Ana cemberut kepada Abang nya yang sudah memakai kan jaket ketubuh ana, jaket tebal yang membuat ana merasa kepanasan
"Itu lebih baik dek dari pada pake bikini" kekeh elgara melihat wajah manyun adik nya
"Kalo bukan Abang nyogok makan baso, ana gak mau ikut ke basecamp wolf" ketus ana
Elgara tak menanggapi ucapan dari adik nya itu, hanya langsung menjalankan motor nya dengan kecepatan sedang karena membawa adik nya itu
Di jalan motor gara bersisian dengan segerombolan Genk motor yang di ketahui oleh gara
"Mampus gue, ini Genk Elang, mau apa? gue bawa ana lagi" gumam gara di dalam hati
"Abang ... Mereka siapa?" Tanya ana
"Teman Abang, kamu jangan khawatir dek" jawab elgara spontan
Edgar yang mendengar jawaban dari elgara langsung tersenyum tipis, dia sangat tau gara sangat menjaga wanita yang di bawa nya sehingga mengatakan Genk Elang teman nya
Di belakang Edgar, Dave memandang penuh kerinduan pada gadis yang di bawa anak wolf
Dengan kode dari Edgar, anak elang langsung melajukan motornya kembali
"Hati hati bro, jangan lewat merpati, banyak anak lentera, gue tau wolf pernah bersinggungan dengan lentera, jaga cewe nya" tepuk Rafael pada bahu elgara
Elgara hanya mengangguk dan menatap bingung pada gerombolan anak Elang
"Abang .. bawa motor nya kaya mereka dong" rengek ana membuyarkan lamunan gara
"Gak boleh, mereka semua gak bawa cewek jadi jalan nya kenceng, Abang bawa kamu, ntar kalo jatuh kamu juga ikut jatuh" jawab gara
Ana memanyunkan kembali bibirnya, Abang nya itu dikit dikit gak boleh
Dengan tanpa aba aba elgara langsung melajukan motornya membuat ana hampir terjengkang jika tangan nya tidak memeluk pinggang gara dengan erat
"Aaaaaaa" teriak ana
Gara tertawa kencang dengan wajah terkejut adik nya itu, bahkan dengan jail nya gara mengerem mendadak membuat gara semakin tertawa terbahak
Di depan sana Dave yang sengaja memelankan laju motor nya melihat interaksi ana dan anak wolf
Ada rasa iri dalam hati nya melihat tawa dari ana, seharusnya dirinya yang melindungi dan membuat tawa dari mulut ana
"Gue yakin Lo adik gue ana" gumam Dave dengan senyum getir nya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments