Brak
Gebrakan di meja membuat ana dan teman teman nya langsung terlonjak kaget
"Kenapa kalian pada ketawa?
Atensi seluruh penghuni kantin langsung tertuju pada kami
"Sorry kak tadi kita kelepasan" jawab Deni
"Ouh" jawab nya simple, namun netranya langsung mengarah ke arah ana yang notabene masih menggunakan seragam sekolah lain
"Lo anak baru? Kenapa gak pake seragam sekolah sini?" Tanya nya dengan suara tegas
Ana memejamkan mata nya sebentar, impian nya untuk hidup damai di sekolah ini seperti nya tidak terkabul, di hari pertama saja dia sudah menabrak orang dan sekarang senior nya tengah melabrak nya menunjukan sisi senioritas nya
"Iya kak, maaf seragam nya masih baru toko, makan nya besok aja di pake nya" jawab ana
Tak ada jawaban dari mulut kakak kelas nya itu, hanya netranya yang terus memperhatikan ana sedari tadi
Dan kali ini ana langsung menunduk kepala nya, bukan nya takut tapi ana lebih ke malas, bahkan sangat malas harus berurusan dengan kakak kelas nya
"Untuk saat ini Lo gue maafin, tapi untuk lain kali? Awas Lo!" Peringat nya menunjuk wajah ana
"Hah?" Ana bengong dengan situasi ini
"Emang gue salah apa ya kak? sorry kalo gue salah tapi gue gak tau kak" jawab polos ana membuat Deni langsung menahan tawanya
Angel kesal dengan Deni yang seolah ingin menertawakan nya membuat nya langsung menyentak Deni
"Diem Lo" sentak nya
"Udah deh, kalian sana pergi ke urusan masing masing.. ini teman baru gue dan Lo gak usah ganggu dia, kalo enggak? Lo tau siapa gue?" Kata Reza dengan songong nya
Tak ada jawaban dari angel dan malah mendengus dan meninggalkan kelima orang tadi
"Wuuuu" dengan berani Deni meneriaki kakak kelas nya itu
"Udah den, Lo bisa di hajar sama tuh lampir" tenang Nita pada teman sekong nya itu
"Udah lanjut makan" titah Reza
Sedangkan di pojok kantin, ke enam anak inti geng Elang melihat dari awal pertunjukan dari angel
"Kaya anak baru itu?" Tanya Angga yang di angguki oleh Dimas
"Mungkin" jawab Rafael yang langsung meneruskan makanan nya
Bugh
Tanpa berperasaan Riki menepuk pundak Rafael yang sedang makan, membuat sang empu nya melayangkan tatapan tajam pada Riki
"Sorry kelepasan" kekeh nya "lagian lo, masa anak baru gak tau? Lo kan ketua OSIS masa gak tau?" Cibir Riki
"Gue tadi sibuk dengan para siswa yang kesiangan"jawab kesal Rafael
Dengan terburu buru Rafael langsung meminum minuman nya, meninggalkan makanan nya yang belum habis
"Gue tanya anak baru dulu sebentar" pamit Rafael beranjak dari duduk nya
Saat Rafael tengah berjalan menuju ke anak baru dari sekolah garuda, tatapang tajam milik sang ketua Elang tengah memandangi punggung anak baru itu
"Sorry gue ganggu" kata Rafael langsung duduk di hadapan Reza
Atensi ana dan teman yang lain langsung mengarah kepada cowok jangkung yang menjabat sebagai ketua OSIS
"Eh, kak rafael ..Duduk kak" titah Nita
Dapat ana lihat tingkah Nita yang langsung senyam senyum sendiri memandang wajah orang di depan nya
"Muka Lo asem" cibir Deni mengusap kasar muka Nita
"Deni... Sialan Lo" desis Nita
Ana terkekeh dengan tingkah kedua teman barunya, dan ana lirik kedua teman nya lagi malah asik makan tak menghiraukan keadaan
"Gue ketua OSIS di sini, gue rasa Lo anak baru, di sini peraturan nya buat anak baru harus menghadap ke anak OSIS terlebih dahulu buat di data" jelas Rafael
"Oups sorry gue lupa raf" bukan ana yang menjawab, tapi Reza yang menjawab seakan mereka dekat
"Tak masalah, tadi gue sibuk juga, nanti anter teman baru Lo buat ke ruang OSIS" titah Rafael yang di angguki Reza
"Ya udah gue balik lagi" kata Rafael beranjak
"Kak rafael enggak duduk dulu di sini?" Tanya Nita Mesam mesem
Rafael tersenyum manis membuat pipi Nita bersemu merah, Deni sudah memutar bola matanya sedang-kan gendis dan Reza lagi lagi langsung fokus ke makanan nya
Itu yang dapat ana tangkap saat melihat teman barunya itu
"Lain kali aja, kasian teman gue di sana" kata Rafael menunjuk dimana teman teman nya berada
Ana reflek memutar kepala nya untuk melihat dimana teman teman nya
Deg
Netra nya bersibobrok dengan pemuda manis yang juga tengah menatap nya
Entah apa yang rasa dalam diri ana, seakan hati ini dekat dengan pemuda itu
Dengan cepat ana langsung memalingkan kembali mengontrol suasana hati nya yang tiba tiba entah kenapa
Sedangkan di tempat geng Elang juga dirasai oleh pemuda yang tadi netranya bersibobrok dengan anak baru itu
"Wajah nya sekilas mirip Dave ya" celetuk Angga
"Deva..." Lirih Dave tanpa sadar
"Lo tau dia Dave?" Tanya Dimas yang mendengar gumaman Dave
"Ehh.. engga dim, tapi entah kenapa hati gue merasa itu adik kembaran gue Deva" jawab nya melihat punggung anak baru itu
"Kembaran Lo? bukan nya itu anak kelas XI, kalo kembaran kan harusnya kelas XII? Tanya Angga sembari menggaruk kepalanya
Dave melayangkan tatapan tajam nya pada Angga "Lo lupa gue kan masuk sekolah nya kecepatan bareng Rafael" jawab Dave dengan sinis membuat Angga mengacungkan jarinya tanda minta maaf
"Santai bro.. kita tanya aja dulu siapa dia sama Rafael nanti" lerai Riki
Edgar sedari tadi hanya menyimak perkataan dari teman teman nya, dan berharap benar kalo anak baru itu kembaran dari teman nya, Edgar tau gimana sedih nya saat teman nya itu lagi lagi susah mencari kembaran nya
"Kenapa Lo Dave?" Tanya Rafael yang baru sampai
"Siapa namanya anak baru itu raf?" bukan nya menjawab pertanyaan Rafael, Dave langsung menanyakan nama dari anak baru itu
"Kalo gak salah sih tadi namanya ana, teman teman nya panggil dia ana" jawab Rafael membuat Dave langsung murung seketika
Melihat perubahan dari wajah Dave, membuat Rafael keheranan ada apa dengan sepupu nya itu?
"Kenapa Lo Dave?" Tanya Rafael
"Dia kira anak barunya kembaran nya Dave" jawab Riki
Rafael langsung terdiam, dia sangat tau gimana sepupunya itu yang selalu merindukan kembaran nya, begitu pun Rafael meskipun tidak ingat karena mereka terpisah saat umur Dave dan Deva berusia 8bulan dan saat itu Rafael sudah berusia setahun lebih
"Kita bakal cari kembaran Lo Dave, Lo tenang aja" hibur Rafael yang di angguki mereka
Tawa renyah dari meja depan sana sampai terdengar ke gendang telinga Dave, entah mengapa Dave merasa tenang dengan tawa anak baru itu
Dan gak ada yang tau suasana hati Dave saat ini ingin sekali menerjang memeluk, mencium menyalurkan kerinduan nya selama ini, entah kenapa hati nya lagi lagi menyuruh nya untuk menatap lagi gadis baru itu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments