Waktu pulang sekolah membuat para siswa bergegas langsung keluar sekolah
Begitupun dengan ana yang sedang berjalan menuju gerbang bersama teman baru nya
Sedangkan anak Elang langsung memfokuskan perhatian nya saat melihat salah satu geng motor yang mereka kenali berada di depan gerbang sekolah
"Logo jaket nya milik wolf" kata Riki
"Kita lihat aja, nyari siapa di sekolah garuda?" Titah Edgar yang di angguki Dave
"Lagian Genk kita tidak pernah cari masalah sama Genk wolf" timpal Rafael
"Terus ngapain tuh anak wolf ke Garuda?" Tanya Dimas yang di angguki Angga
"Perhatikan dan tetap waspada" titah Ethan
Setelah lama mengamati terlihat seorang gadis tengah berlari menghampiri sosok yang tengah di amati
Rahang Dave langsung mengeras saat tau siapa gadis itu, tangan Dave langsung di tahan oleh Rafael saat Dave ingin sekali menghampiri gadis itu
"Jangan Dave, kita belum tau itu benar Deva yang kita cari atau bukan" kata Rafael
"Tapi bukan nya Lo yang bilang nama dari gadis itu Deva Liana Collins? terus sekarang Lo bilang dia bukan adek gue?" Tanya Dave
Terlihat kesal dari wajah Dave, kesal sekaligus marah, tampak urat urat lehernya mengeras di rahang tegap nya
Flashback on
"Maaf kak, saya ana anak baru" kata ana saat masuk ke dalam ruang OSIS
"Ouh iya masuk aja" titah Andre sang sekertaris OSIS
Dengan senyum ramahnya ana memasuki ruang OSIS, dapat ana lihat wajah pemuda yang di ketahui nya sebagai ketua OSIS ada dalam ruangan itu
"Jadi siapa nama Lo?" Tanya Andre yang siap akan mencatat nama anak baru itu
"Deva Liana Collins kak"
Brak
Suara gebrakan di meja yang di layangkan Rafael setelah ana menyebutkan nama aslinya
"Sorry.. gak sengaja" kata Rafael setelah melihat ana dan yang lain nya tampak kaget
"Siapa tadi Lo nama nya?" Ulang Rafael mendekati ana
"Deva Liana Collins kak, kenapa emang nya?" Tanya ana heran
"Ada akte atau surat keluarga kalo nama Lo bener Deva Liana Collins?" Tanya Rafael menggebu
Ana yang mendapat pertanyaan seperti itu merasa tersindir atau bahkan di tuduh mengaku ngaku dengan nama dirinya sendiri
"Maksud Lo apaan?" Tanya ana tanpa sadar sudah meninggikan suara nya
Rafael baru tersadar akan pertanyaan nya yang justru malah membuat lawan bicara nya tersinggung
"Sorry .. maksud gue-" Rafael tidak melanjutkan perkataannya, bingung harus jawab apa
"Tak masalah, kalo gak percaya bisa tanya bagian T.U atau kepala sekolah yang kemarin kemarin menerima berkas berkas gue" jawab ana ketus
Jujur ana masih kesal dengan pemuda yang sedang menjabat sebagai ketua OSIS itu
"Ekhem"
"Oke, ana ini buku panduan tentang peraturan di sekolah ini, jangan lupa di baca dan semoga Lo gak dapat masalah di sekolah ini, oke semoga betah di sekolah ini" kata Andre
Dengan sopan ana pamit dan keluar dari ruangan OSIS tanpa melihat ke arah Rafael
"Lo kenapa sih raf?" Tanya Andre pada sang ketua OSIS
"Sorry bro, tapi ini penting, gue nyari Dave terlebih dahulu" kata Rafael beranjak dari duduknya
"Eh Dre.. gue bisa minta tolong?" Tanya Rafael sebelum keluar dari ruangan OSIS
"Apa?" Tanya Andre
"Boleh minta salinan surat keluarga nya anak baru tadi atau surat pindah atau apalah .. yang penting identitas nya" kata Rafael
Andre menaikkan satu alis nya bingung, namun sedetik kemudian mengiyakan permintaan dari ketua OSIS nya itu
Flashback off
"Bang El.. tadi nya ana mau pulang sama teman baru nya ana" kata ana dengan menampilkan wajah imut nya
Tanpa memperdulikan wajah memelas dari ana, dengan cekatan elgara memakaikan jaket pada tubuh adik nya itu, bahkan sampai helm pun di pakaian oleh elgara
Semua gerak gerik yang di lakukan gara dan ana di saksikan langsung oleh anak Elang dan para siswa yang masih berkeliaran di depan gerbang
"Udah.. ayo naik dek, Abang mau ke basecamp" titah gara
"Kalo Abang sibuk kenapa harus jemput ana sih?" Tanya ana, namun dengan sigap menaiki motor sport milik gara
"Lo tau dek, kalo mama Abang itu sangat sayang nih anak nya orang gila, dari orok Lo sama mama makannya mama pasti ngomel kalo Abang gak becus jaga Lo" jawab gara
Ana tak membantah ucapan gara, memang dirinya malah dekat dengan keluarga elgara dari pada mama nya sendiri
Cerita dari mama elgara dulu saat beliau menyaksikan dimana ana tengah menangis dalam keadaan lapar sedang kan mama kandung nya malah membentak pada balita yang berusia 8 bulan
Hati mama elgara yang tergerak untuk menolong anak malang itu dari bentakan mama kandung nya, dan yang paling menyakitkan saat mama kandung nya malah dengan suka rela memberikan anak nya pada orang lain
"Udah gak usah melamun, entar kesambet, takuttt" kata gara membuat badan nya seolah takut membuat ana tertawa lepas dengan tingkah gara
Anak Elang yang sedari tadi memperhatikan tingkah ana, membuat mereka bertanya tanya apa hubungan nya bersama anak wolf?
Meskipun Genk wolf tidak pernah bersinggungan secara negatif dengan Elang, tapi mereka tetap harus waspada akan ada nya pengintai
"Adek gue gak mungkin seperti itu" sanggah Dave
"Dave, alangkah baik nya Lo dan Rafael nyari tau tentang kehidupan nya" sela Riki
"Buat apa?" Tanya Angga yang Lola
"Eh Lo dodol" sanggah Dimas memukul kepala Angga "ya buat mastiin benar gak ana itu kembaran nya dari Dave" lanjut Dimas
Dave mengangguk kan kepala nya dengan penuturan dari teman nya, netranya langsung melirik Rafael yang sedari tadi diam
"Kita harus bicara sama papa kenan Dave, gak mungkin kita cari sendiri" kata Rafael
Usulan dari Rafael membuat nya terdiam dan hanya anggukan kepala nya oleh Dave
"Udah selesai?" Tanya Edgar "langsung ke markas" titah nya yang hanya di angguki oleh mereka
Sedangkan ana yang baru turun dari motor besar nya elgara langsung mencengkram lengan gara dengan kuat saat netra nya bersibobrok dengan mama nya yang tengah memeluk erat lengan laki laki paruh baya
Laki laki itu langsung tersenyum miring saat melihat ana di depan nya, elgara yang sadar akan sikap ana langsung menyuruh nya naik motor
"Kita pulang ke rumah Abang, Abang gak mau kamu dalam bahaya" titah nya dengan suara dingin nya
Tak ada penolakan dari ana, sejujur nya memang ana merasa takut di rumah nya jika ada laki laki yang di bawa mama nya
Mata elgara menatap tajam laki laki paruh baya yang tengah bermesraan di teras rumah ana
Rumah yang hanya bersebrangan membuat ana tanpa membuang waktu berlari mencari dimana mama gara berada
"Ma... Ma" seru nya berteriak
Dengan air mata yang sudah mengucur dan hati yang merasa takut, tanpa basa basi ana langsung menerjang tubuh wanita yang sudah membesarkan nya, wanita yang dengan sukarela ikut dalam keadaan yang di ciptakan oleh mama nya ana
"Sayang.. kamu kenapa?" Tanya wanita paruh baya yang dengan kaget nya
"Di rumah ada Bondan"
Deg
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments