"Hai kalian ayo cepat, kalian lupa ya kalau jam 8 kita sudah harus berkumpul di aula perusahaan," kata Mita salah satu teman mereka namun berbeda divisi.
"Ha... Astaghfirullah aku lupa kasih tahu kalian semua, untung kamu ingat kan sekarang kalau tidak...." kata Vera cengengesan tak berani melanjutkan ucapannya.
"Dasar...." Kata Bima dan Tiara bersama.
"He he he he he he, maaf," kata Vera menggaruk hidungnya yang tak gatal.
"Cie cie cie cie, sehati nih," kata Reyhan menggoda Tiara dan Bima.
"Ck jangan kompor deh, ayo kita harus cepat ke sana sebelum terlambat," ajak Tiara menarik tangan Mita.
"Eh betul tuh apalagi nanti CEO kantor pusat ke sini, bisa mampus kita kalau telat bisa potong gaji kita," kata Vera menyahuti dengan panik.
"Yups benar bisa kena sp," jawab Mutia setuju.
"Sudah jangan bicara terus, ayo," ajak Reyhan mengikuti langkah Mita, Tiara dan Bima yang sudah berada di depan nya.
Tap tap tap tap tap....
Mereka semua berlari tergesa-gesa menuju aula perusahaan. Langkah kaki mereka menggema karena ketukan sepatu berhak tinggi dengan kerasnya lantai.
Hos hos hos hos hos hos.... Tiara dan yang lainnya mengatur nafasnya yang memburu.
"Stop..." Tiara memberhentikan teman-teman nya padahal mereka belum sampai di aula.
"Kenapa?" Tanya Vera dan Reyhan bersama.
"Kalian bisa tidak sih jalan pelan-pelan tidak berisik, nanti kita ketahuan kalau datang terlambat gara-gara bunyi sepatu kalian," jelas Tiara membuat yang lainnya mengangguk mengerti.
Mereka berjalan dengan mengendap-endap.
Mereka langsung merapatkan barisan, memilih di paling belakang, untung saja pak Rudi atasan mereka tak melihat kalau mereka semua telat.
Sedangkan pria yang sedari tadi mengamati mereka yang baru datang seketika tersenyum namun senyum yang sulit untuk diartikan, "Ternyata kita bertemu lagi gadis bar-bar," guman pria itu dengan pandangan mata yang datar namun tetap memperhatikan gerak-gerik Tiara melalui ekor mata nya saat ini.
"Sssttt... Ver mana CEO nya?" Bisik Mutia di telinga Vera.
"Sssttt.... Diam, noh dia lagi merhatiin kita," jawab Vera berbisik tak lupa tangan nya menunjuk ke arah jajaran pria berjas rapi yang tengah duduk dengan rapi.
"Ya mana?" Mutia masih penasaran karena di sana yang duduk bukan 1 atau 2 orang saja, namun ada 8 orang.
"Ck itu, yang paling cakep nih, gaya rambutnya mirip opa kesayangan ku," kata Vera berbinar menatap CEO itu dengan tatapan berbinar.
"Iya, bening banget tuh muka," jawab Mutia yang ikut tersihir oleh ketampanan pria itu.
"Jangan berisik..." Kata Reyhan mengingatkan.
"Ehemm.... Tenang semua! Mari kita sambut CEO kita tuan Alexander Arius Dominic, tuan Alex silahkan naik ke atas untuk menyapa semua karyawan yang ada di sini," kata pembawa acara itu dengan sedikit ketakutan takut salah berbicara.
"Prok prok prok prok prok prok prok,"
Semua bertepuk tangan menyambut Alex untuk naik ke atas panggung yang di sediakan. Bukan panggung besar mewah, hanya panggung kecil sederhana tak terlalu tinggi.
Semua orang meyambut Alex untuk naik ke atas panggung dengan begitu senang dan rasa penasaran, namun berbeda dengan Tiara, justru matanya melotot tak percaya.
'Itukan pria kemarin, hiks hiks hiks hiks hiks. Selalu saja sial begini, ck ini semua berawal dari Reno yang membuat ku sial terus-menerus,' grutu Tiara di dalam hatinya bercampur nada kesal.
"Oh nama dia Alexander," lirih Tiara dengan suara kecil.
'Semoga saja dia tidak melihat ku,' batin Tiara berdoa di dalam hati nya.
Namun permintaan Tiara tidak mungkin terjadi, karena Alexander atau yang lebih sering di sapa bos alex sedari tadi sudah melihat Tiara meskipun Tiara bersembunyi di belakang namun pria itu sudah memperhatikan gerak-gerik Tiara dan kawan-kawan nya yang datang terlambat.
"Lihatlah permainan ku gadis bar-bar," kata Alex dengan suara kecil namun jangan lupakan senyum yang tersungging di bibirnya, senyum misterius yang mampu membuat siapapun merinding di buatnya.
"Perkenalkan saya Alexander Arius Dominic, tentu kalian pasti tahu siapa saya jadi saya tidak akan menjelaskan lagi tentang saya, saya datang ke sini ingin melihat hasil kerja karyawan di sini namun saya sedikit merasa kurang nyaman melihat beberapa dari kalian tadi ada yang terlambat datang ke aula padahal saya saja sudah berada di sini tepat waktu padahal saya notabene adalah pimpinan kalian dan kalian karyawan atau lebih tepatnya sebagai bawahan saya bisa-bisanya datang terlambat,"
Kata-kata yang keluar dari Alex membuat Tiara melotot di buatnya.
'Ha... Apa-apa dia pakai mengungkit keterlambatan ku hari ini, ck pasti dia hanya ingin balas dendam padaku,' batin Tiara menatap kesal ke arah Alex.
Mendengar ucapan dari Alex itu membuat beberapa karya berbisik-bisik dan menatap Tiara dan kawannya dengan pandangan sulit diartikan.
Sedangkan pak Rudi selaku kepala divisi mereka sudah panik, berkali-kali dia mengelap keringat yang menghiasi wajahnya saat ini.
'Aduh mereka, selalu saja buat ulah. Awas saja kalau sampai aku kena tegur, kalian juga akan ku kasih hukuman,' guman pak Rudi di dalam hati nya saat ini.
"Untuk yang terlambat tadi, silahkan maju dan berbaris di sana," kata Alex dengan tegas membuat beni menghela nafas berat.
'Hadeeeh pasti aku juga yang kena omel gara-gara mereka telat,' guman beni di dalam hati nya.
"Ayo Tiara, Vera, Mutia, kita maju," ajak Mita mengandeng tangan Tiara.
Dengan wajah yang di tekuk Tiara pun maju di ikuti Reyhan, Bima dan yang lainnya.
'Ck kenapa wajahnya yang cemberut begitu mengemaskan, terlebih lagi pipi nya begitu chubby. Ingin rasanya ku cubit pipi itu,' batin Alex.
Sedangkan di salah satu barisan, ada perempuan yang begitu senang melihat Tiara dan kawan-kawan nya itu maju untuk mendapatkan hukuman.
"Rasain tuh, kalau perlu biar di pecat sekalian," kata Desi dengan suara kecil yang tak bisa di dengar yang lainnya.
Tak lupa senyum mengejek ke arah Tiara membuat Tiara mengepalkan tangannya saat tak sengaja melihat senyum Desi.
Sedangkan Reno menatap Tiara dengan sendu, entahlah apa yang ada di pikiran lelaki itu saat ini.
"Kalian berdiri saja di sana, nanti hukuman kalian setelah acara ini selesai," jelas Alex dengan wajah datarnya.
Glekkk....
Tiara dan kawan-kawan nya itu merasa tenggorokan nya kering seketika mendengar ucapan Alex.
'Tidak salah kalau mereka pernah bilang kalau pak Alex itu orangnya kejam dan tidak ramah, lihatlah wajah datarnya begitu menyeramkan. Semoga aku tidak di pecat,' batin Reyhan ketakutan.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments