Kejebak macet

Keesokan harinya...

Cahaya terang samar-samar muncul di sela-sela jendela. Bulu mata lentik itu mulai terbuka, matanya terlihat sedikit membengkak karena semalaman Tiara menangis meratapi kisah cintanya yang harus berakhir, Tiara sadar dia tidak boleh larut dalam kesedihannya dia masih mempunyai kedua orang tuanya, Tiara tak ingin terpuruk meratapi kehancuran kisah cintanya, dia harus membuktikan bahwa laki-laki di dunia yang tidak hanya Reno saja.

"Woaaaah," berkali-kali Tiara menguap karena rasa ngantuk masih mendera dalam dirinya.

Cara melirik jam dinding yang ada di kamarnya dan betapa terkejutnya Tiara, matanya langsung membulat sempurna saat melihat angka yang tertera pada jam dinding tersebut.

"Hah sudah jam 07.00, huaaaa.... Bagaimana ini? aku terlambat berangkat ke kantor,"

Tiara berteriak dengan begitu heboh karena dia sudah terlambat bangun, Tiara pun melompat dari kasur, dia bergegas turun dari ranjang menuju kamar mandi. Tiara tak sempat untuk sekedar membuat makanan untuk sarapan pagi ini.

" Nanti beli di kantor saja lah," guman Tiara pada dirinya sendiri.

Tiara langsung duduk di depan cermin untuk berdandan.

"Hah mataku terlihat begitu menyeramkan," guman Tiara kaget melihat kantong mata di bawah matanya yang terlihat bengkak. Tiara berdecak kesal melihat matanya yang seperti mata panda.

Tiara mengoleskan bedak yang cukup tebal di area sekitar matanya untuk menutupi mata pandanya. Tak lupa Tiara pun melukis alis dan bibirnya setelah selesai berdandan dan dirasa cantik menurutnya Tiara pun menguncir rambutnya seperti ekor kuda.

Selesai berdandan dan memilih baju yang tepat untuk dia pakai untuk berangkat ke kantor, setelah Tiara selesai berdandan dan dirasa tampilannya menarik Tiara pun tersenyum.

Tak lupa memakai jam dan mengambil tas kesayangannya.

Tiara berlari kesana kemari mencari kunci motor.

Tiara pun bergegas maju kendaraan roda duanya dengan cepat karena jam sudah menunjukkan jam 07.00 lebih Tiara tak ingin terlambat datang ke kantor, terlebih lagi hari ini pimpinan pusat atau lebih tepatnya pemilik perusahaan itu datang ke kantor untuk memantau kinerja para bawahan.

"Kenapa harus kejebak macet sih," grutu Tiara saat terjebak macet.

Berkali-kali dia melihat jam di tangannya untuk memastikan bahwa dia masih punya waktu untuk sampai di sana, namun Tiara harus menelan kekecewaan karena jam sudah menunjukkan pukul 08.00 tepat.

"Haisss.... Alamat kena omel, kalau kena omel sih masih mending tetapi kalau kena sp bisa-bisa kena pecat karena aku sering bolos kerja untuk mengunjungi bapak sama ibu di kampung," grutu Tiara mengingat pesan pak Rudi terakhir kali.

"Hais sial banget sih aku hari ini, ini semua gara-gara Reno," grutu Tiara selalu kesal mengingat Reno.

Tiara pun mengambil ponsel miliknya, dia pun berniat untuk menghubungi pak Rudi, dia ingin meminta ijin telat datang siapa tahu pak Rudi khilaf dan mengijinkan nya.

Pak Rudi: "Halo....! Kenapa sih pagi-pagi sudah hubungi saya? Kangen..."

Pak Rudi menjawab telepon dari Tiara dengan begitu percaya diri.

'Kaaangen! Hueek..... Najis banget, ogah. Lihat kumis bapak saja sudah geli,' guman Tiara di dalam hati nya saat ini.

Tiba-tiba tubuhnya bergidik ngeri membayangkan wajah pak Rudi, apalagi perut buncitnya itu.

Tanpa Tiara sadari, di samping motornya ada sepasang mata yang sedari tadi memperhatikan tingkah nya dari balik kaca mobil.

"He he he he he he he, aku menemukan gadis bar-bar," guman pria itu tersenyum licik.

"Tunggu pembalasan ku," kata pria itu menyeringai.

Sedangkan Tiara masih memonyongkan bibirnya sambil menggerutu di dalam hati.

Tiara: "He he he he he he he, mau ijin telat datang pak,"

Pak Rudi: "Ijin... Ijin, menang ini kantor bapak moyang kamu,"

Jawab pak Rudi itu sedikit membentak.

'Kalau kantor itu punya bapak ku sih enak pak, tinggal duduk manis uang mengalir, tidak perlu repot-repot kerja,' cibir Tiara dalam hati nya.

Tiara: "Ya elah pak ini saya kejebak macet pak. Sueeerrrr pak....! Nih mungkin si Kokom lewat pak jadi jalan nya macet,"

Pak Rudi: " Haaaaallllah pasti alasan kamu saja,"

Tiara: "Ishhhh pak benar pak, di sini macet. Saya juga sudah coba berangkat pagi pak. Bapak tahu sendiri kan motor saya dah butut minta di ganti baru, jadi jalannya lemot pak,"

Pak Rudi: "Kamu berkali-kali saya bilang buat jadi istri ke dua saya kan enak, tinggal duduk manis di rumah nunggu saya pulang tidak perlu capek-capek kerja,"

Dengan percaya diri nya pak Rudi menawarkan Tiara untuk menjadi istri nya yang kedua, Tiara yang mendengar itu pun memutar bola matanya malas.

Titt......

Bunyi klakson menyadarkan Tiara, dengan cepat dia mengakhiri sambungan telepon nya.

Tiara: " Maaf pak, saya tutup. Takut diamuk masa karena menghalangi jalan,"

Klikk...

Tanpa menunggu jawaban dari sebrang Tiara mematikan teleponnya.

"Iya-iya sabar," grutu Tiara menyalakan mesin motornya.

Tiara memacu kendaraan roda dua nya itu dengan cepat, dengan gesit dia menyelip diantara mobil-mobil.

Sedangkan pria itu memperhatikan Tiara yang sudah hilang dari pandangan.

"Ck, dia itu mengendarai motor seperti di kejar hutang saja," kata pria itu mengelengkan kepalanya melihat kelakuan gadis yang baru 2 kali bertemu namun mampu membuatnya penasaran.

Tak butuh waktu lama, akhirnya Tiara sampai di depan kantor. Setelah memarkirkan motornya, Tiara berlari menuju kedalam kantor, Tiara celingak-celinguk saat tak menemukan pak Rudi. Merasa aman Tiara pun bergegas menuju ke ruang kerja miliknya, Tiara mengendap-endap masuk kedalam bilik kerjanya.

"Fyuuuuh selamat," kata Tiara bernafas lega.

"Hei tumben baru sampai?" Tanya Vera salah satu temannya.

"He he he he he he, biasa macet," jawab Tiara cengengesan.

"Ck kebiasaan, pasti kesiangan nonton Drakor," kata Vera menebak.

"Pasti gara-gara pak Reno ya?" Tebak Reyhan salah satu temannya di sana.

Memang di dalam ruangan itu ada 4 orang yang bekerja di satu ruangan dengan Tiara.

"Hah...." Bibir Tiara menoleh ke arah Reyhan.

'Bagaimana Reyhan bisa tahu,' guman Tiara di dalam hati nya saat ini menatap ke arah Reyhan.

Jujur Tiara masih bingung harus menjawab pertanyaan Rehan.

"Lha kita semua sudah tahu,noh si ulat bulu alias Mbak Desi yang sedari tadi pagi gembar-gembor kalau dia sekarang pacarnya pak Reno," kata Mutia yang duduk di paling pojok.

Tiara masih diam mematung binggung karena kabar ini sudah menyebar di kantor dan lebih tepatnya si ulat bulu itu sengaja.

"Sabar ya," kata Vera menghambur memeluk Tiara.

Tiara terharu mendengar semua ucapan dari temannya itu.

"Iya sabar ya, tenang masih ada aku yang masih jomblo siap menunggu mu 24 jam," kata Bima dengan percaya diri nya.

"Yeee itu sih mau mu," kata Mutia melemparkan pulpen nya ke arah Bima.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •

ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •

dih amit2 jadi istri kedua.

2023-03-25

0

ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •

ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •

bwahahahah

2023-03-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!