Tiba-tiba saja Dirga pun bangkit dari duduknya dan memeluk tubuh mungil sang adik
"Walaupun kehidupan mbak Adel jauh lebih baik dari mas Dirga tapi setiap bulan mas tetap akan kirim uang ke kamu ya Ra, kamu bisa gunakan uang itu untuk membeli apapun yang kamu butuhkan. Sampai kapan pun kamu akan tetap menjadi adik kecil bagi mas Dirga," ucap Dirga dengan tulus
Rara pun membalas pelukan Dirga sambil tersenyum
"Ya ampun mas aku itu sekarang sudah besar loh, lagi pula kan mas Dirga ada di sana juga. Kalau ada masalah aku akan langsung cari mas Dirga," ucap Rara lalu tersenyum
Dirga pun langsung melepaskan pelukannya dan meletakkan tangannya di ujung kepala Rara dengan lembut
"Walaupun kamu sudah besar tetap saja kamu itu adik mas Dirga satu-satunya, pokoknya kalau kamu ada masalah apapun kamu harus langsung cari mas Dirga ya." ucap Dirga dengan serius
Rara yang tidak ingin melihat sang kakak khawatir hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya
"Padahal aku mau cuma tinggal sama Adel bukan pergi untuk berperang, tapi mas Dirga kelihatan khawatir banget." batin Rara sambil tertawa di dalam hatinya
Saat itu Rara memang tidak memiliki pemikiran buruk sama sekali tetapi lain hal dengan Dirga, karena entah mengapa pada saat itu hati kecil Dirga merasa sedikit tenang. Walaupun dia belum tau apa yang akan terjadi tetapi ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya yang tak bisa dia ungkapkan
Dirga pun membantu sang adik merapikan semua barang yang akan di bawa sambil terus menasehati Rara agar pandai untuk membawa diri, dia mengatakan bahwa Rara harus bisa menempatkan dirinya dengan baik di keluarga kecil Adel. Rara pun hanya bisa mengiyakan semua perkataan Dirga agar sang kakak menjadi lebih tenang
Setelah semuanya siap Adel langsung membawa Rara ke ibukota, Adel yang seorang pekerja tidak ingin banyak membuang waktu yang hanya akan membuat semua pekerjaannya menjadi menumpuk
Rara pun akhirnya tiba di sebuah rumah yang cukup mewah, walaupun itu bukanlah pertama kalinya bagi dia datang ke rumah tersebut tetapi sekali ini dia datang untuk menetap di rumah tersebut dengan waktu yang lama. Rara bisa bernafas dengan lega karena kehadiran dirinya di rumah tersebut di sambut dengan hangat oleh semua penghuni di rumah tersebut
Suami Adel memang tergolong sebagai orang yang baik dan anak Adel pun tumbuh menjadi anak yang baik, dan sifat Rara yang seperti itu membuat dia dengan mudah bisa beradaptasi dengan semua orang yang berada di sana
Rara pun mulai melanjutkan kuliahnya di kota besar tersebut, sesampainya dia rumah dia akan di sambut oleh Haikal buah hati dari sang kakak. Sedangkan Dirga hampir setiap hari akan menghubungi dirinya untuk menanyakan keadaan dirinya, Rara bisa merasakan bahwa hari-harinya berjalan dengan sangat baik
Untuk menghibur Rara yang baru saja kehilangan sosok sang ibu bahkan Adit mengajak seluruh anggota keluarga kecilnya termasuk Rara dan Dirga untuk berlibur di akhir pekan, Adit di mata Rara adalah sosok laki-laki yang baik yang membuat dia sangat kagum dan tidak lebih
Hari berganti dengan hari yang lainnya bulan pun sudah berganti dengan bulan yang lainnya, tak ada satupun hambatan yang berarti di dalam kehidupan Rara pada saat itu. Baik di lingkungan rumah maupun kampus semua berjalan dengan sangat lancar
Tetapi itulah yang namanya kehidupan karena bisa saja kita merasa bahwa semuanya berjalan dengan lancar dan baik-baik saja untuk saat ini, tapi dalam sekejap mata semuanya bisa berubah total dengan sangat mudah. Dan itulah yang harus di rasakan oleh Rara pada saat itu
Karena Rara sendiri tidak tau mengapa itu semua bisa terjadi, tiba-tiba saja dia harus terbangun karena mendengar suara teriakan yang sangat kencang dan mengandung amarah
"Apa yang sedang kalian berdua lakukan?!!"
Rara yang terbangun langsung mendudukkan tubuhnya dengan pemikiran yang masih kosong, Rara hanya bisa melihat sang kakak berdiri di hadapannya dengan wajah penuh amarah
"Apa kalian benar-benar sudah gila? apa ini yang selalu kalian lakukan di belakang aku?" tanya Adel sambil mengepalkan tangannya
Rara yang merasa bingung pun langsung melihat ke arah samping, dan saat itu ada seorang laki-laki yang sangat dia kenal berada di sampingnya tanpa menggunakan pakaian
"Kenapa aku bisa tidur di samping mas Adit? kenapa juga penampilan mas Adit begitu?" ucap Rara di dalam hatinya dengan wajah bingung
Adel yang sedang terbakar api amarah menarik selimut yang menutupi sebagian tubuh kedua orang tersebut dengan sangat kuat, Rara pun akhirnya menyadari bahwa tidak hanya Adit yang tak menggunakan pakaian pada saat itu karena ternyata dia pun dalam keadaan yang sama
"Kalian berdua benar-benar terlihat menjijikan!!" teriak Adel
Rara yang tersadar pun langsung meraih apapun yang bisa dia gapai untuk menutupi tubuhnya yang polos tanpa ada sehelai benang pun menutupi
"Mbak aku..." ucap Rara dengan kedua bola mata yang mulai berkaca-kaca
Adel hanya terdiam dan menatap mereka berdua dengan tatapan mata penuh kebencian, sedangkan Adit langsung memakai celananya yang tercecer di atas lantai dan langsung berusaha untuk mendekati sang istri
"Sayang biar aku jelasin dulu ya, aku juga ga tau kenapa bisa seperti ini." ucap Adit dengan wajah panik
Aditya Putra Erlangga mungkin memang tak mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi, tetapi yang pasti dia tau bahwa sang istri saat itu sedang marah dengan apa yang dia lihat. Adel pun menatap tajam sambil tersenyum sinis
"Apa yang kamu jelasin mas? bagi aku semuanya sudah terlihat dengan jelas, kelakuan kalian berdua lebih buruk dari pada binatang." ucap Adel dengan suara yang bergetar menahan amarah
"Aku tau kamu pasti marah, tapi aku juga ga tau kenapa bisa seperti ini. Kamu harus percaya sama aku sayang," ucap Adit lirih
Adel melepaskan tatapan membunuhnya ke arah sang suami
"Tolong pakai baju kalian berdua dengan baik dan kita bicarakan semuanya di luar, aku benar-benar muak melihat penampilan kalian berdua." ucap Adel dengan tegas
Adel sudah hendak melangkah kakinya keluar dari dalam kamar tersebut dan Adit pun langsung memegang tangan Adel dengan wajah memelas
"Kamu harus dengar penjelasan aku dulu sayang"
"Lepasin tangan aku mas, dan aku tunggu kalian di luar kalau kalian sudah berpakaian dengan benar." ucap Adel dengan tegas
Adit pun segera melepaskan tangan Adel dan Adel mulai melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamar tersebut, sedangkan Rara yang tak mengerti apapun hanya tau bahwa saat itu dia harus menghadapi sebuah bencana yang sangat besar
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Sandisalbiah
mereka di jebak.. lalu ini perbuatan siapa jika Adit juga merasa bingung, atau dia lagi pura²..? dan mungkin ini yg di rasakan Dirga yg begitu berat utk melepas Rara ikut dgn Adel, instingnya seorang kakak yg terbiasa menjaga dan melindungi Rara, dia bisa merasakan akan ada musibah yg menimpah adik kecilnya itu.. 🤔🤔
2024-01-02
0
Hasrie Bakrie
Mampir ya
2023-06-09
1
Ucy (ig. ucynovel)
bahagia banget diperhatiin spt itu
2023-04-25
0