Dendam Sang Aquarius
Pagi ini, di kota ini angin berhembus dengan kencang membuat udara terasa sangat dingin menyentuh permukaan kulit. Ini membuat Calandra harus menggunakan jaketnya untuk berangkat ke sekolah barunya.
Walau sudah mengerahkan seluruh tenaga yang dia punya namun nyatanya Calandra tetap saja terlambat sampai di sekolah barunya itu. Langkahnya yang cepat terhenti di depan gerbang sekolah yang beberapa detik lalu baru saja ditutup oleh security sekolah.
“Kalian tidak boleh masuk dulu. Tunggu saja di sini sampai ada guru yang menemui kalian di sini,” ujar security itu dengan tegas.
Calandra menghembuskan nafas panjang, merasa sangat kecewa pada dirinya sendiri yang tak mampu berlari lebih cepat lagi.
“Lo Anak baru ya?“ seseorang di sebelah Calandra bertanya, membuatnya secara sspontan menoleh ke arah asak suara.
Calandra melihat seorang laki-laki berwajar tampan dengan senyuman manis, masih menggunakan seragam putih biru sama seperti dirinya.
“Iya. Lo juga?“ tanya Calandra sebaliknya.
“Padahal baru hari pertama ya ini tapi kita malah udah telat,” ujar laki-laki itu terbahak seolah keadaan ini cukup lucu baginya sementara Calandra merasa saat ini sungguh menjengkelkan.
Calandra melihat ke sekitar dan menyadari bahwa hari ini bukan hanya dirinya tapi banyak juga yang datang terlambat dan tertahan di depan gerbang sekolah yang cukup tinggi itu. Sebagian besar justru sudah menggunakan seragam putih abu-abu yang berarti mereka adalah senior Calandra di sekolah barunya.
“Hai… “ dari kejauhan Calandra dapat mendengar suara laki-laki berteriak, entah memanggil siapa. Laki-laki itu berlari cepat dan berhenti tepat di tengah antara dia dan laki-laki yang tadi menyapanya.
“Kita telat ini?“ tanyanya sambil mengatur nafas.
“Gila, ternyata ada lebih telat dari gue,” gumam Calandra dalam hati sambil menganggukan kepalanya dan tersenyum menjawab pertanyaan laki-laki itu.
“Lo dari mana aja sih?“ tanya laki-laki di sebalahnya.
“Tali tas gue putus, nih lihat. Tadi jatoh, mau ngga mau gue harus balik lagi. Lo bukannya nunggu gue malah jalan terus aja, ngga nungguin gue,“ gerutunya.
“Emang lo ngga sadar pas tas lo jatoh? Lagian kalau gu nungguin lo, makin telat gue“ jawab laki-laki itu ketus.
“Lo tungguin gue atau ngga, lo tetep aja terlambat, buktinya lo tertahan di sini. Lagian Gue baru sadar kalau tas gue putus talinya pas udah di bawah jembatan penyebrangan itu.“ Laki-laki itu menunjuk ke arah tangga penyebrangan dekat sekolh itu. Calandra yang sebenarnya tak diajak berbicara oleh mereka berdua secara refleks mengikuti arah tangan itu bergerak.
“Kacau sih emang lo.“ balas temannya tanpa simpati.
Tak lama kemudian, ada duaa orang guru yang datang dan berdiri di depan pintu gerbang bagian dalam sekolah, memandang ke arah para siswa yang hari itu datang terlambat dan berkumpul di luar gerbang dengan tatapan dingin namun tapi juga kecewa.
Pintu gerbang sudah dibuka namun tak satu pun murid yang berani melangkah masuk melewati gerbang yang telah dibuka sepenuhnya itu oleh para security baik murid senior apalagi mereka yang masih menggunakan seragam putih biru.
“Kalian para murid baru, ikut saya,” ujar seorang guru perempuan dengan tampilan cantik dan menarik, namun telihat tegas. Sementara guru satunya adalah seorang laki-laki berperawakan gagah dan berwibara. Guru laki-laki itu mengurus para senior Calandra.
“Karena ini adalah hari pertama kalian masuk sekolah dan di sekolah baru pula, maka saya maafkan keterlambatan kalian hari ini. Tapi tidak untuk lain kali. Kalian harus ingat itu baik-baik,” ujar guru cantik yang kini berdiri di depan barisan para murid yang masih menggunakan seragam putih biru.
“Perkenalkan nama saya Lilis. Kalian bisa panggil saya bu Lilis. Mengerti?” tambahnya.
“Mengerti buuu… “ terdengar jawaban kompak dari para murid baru termasuk juga Calandra.
“Baik kalau kalian sudah mengerti. Sekarang kalian ikut saya lagi menuju ke lapangan untuk kalian bergabung dengan teman-teman kalian yang sudah lebih dahulu datang dan tidak terlambat seperti kalian,” ujar bu Lilis dengan nada ketus.
Para murid baru berjalan beriringan tepat di belakang bu Lilis yang berjalan dengan anggun menuju lapangan sekolah yang sangat luas.
Di lapangan itu sudah berbaris rapih para murid baru yang kesemuanya masih menggunakan seragam putih biru mereka, seragam dari sekolah lama mereka.
“Bagaimana? Yang telat sudah masuk semua bu Lilis?“ tanya seorang laki-laki yang berdiri di sebuah panggung kecil di hadapan para murid baru dengan pengeras suara. Bu Lilis hanya menjawab dengan anggukan.
“Pasti semalam kalian tidak bisa tidur ya, karena mau masuk sekolah baru. Makanya sekarang kesiangan datangnya, iya kan?“ ujar laki-laki itu, mungkin berusaha untuk melucu namun tak ada satu orahng pun yang terlihat atau pun terdengar tertawa.
“Sekali lagi perkenalkan, nama saya Bagja Raharja. Kepala sekolah di sekolah kalian yang baru ini. Dan selamat datang di SMA Angkasa Biru,” ujar pak Bagja yang diikuti dengan tepuk tangan dan gemuruh sorakan dari seluruh anggota di sekolah itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Mutiara
wahh
2024-07-12
0
Triana Purnami
komek bagus
2023-04-04
1