Setelah kegiatan berenang telah usai begitu pula dengan pengambilan nilai olah raga untuk berenang sudah rangkum sepenuhnya.Maka Raline dan Calandra sudah kembali jalan beriringan menuju pintu keluar kolam renang sambil menikmati jajanan yang berada di tangan mereka, yang tadi sudah mereka beli.
“Gimana, lo jadi nih balik bareng si Draco, Cal?“ tanya Raline sambil menguyah batagor dari bungkus plastiknya langsung.
“Ngga tahu juga nih,” jawab Calandra yang baru saja selesai menelan sebutir cimol pedas yang dibelinya tadi dan mulai menusuk satu buah lagi yang sudah siap masuk kembli ke dalam mulutnya.
“Kok ngga tahu sih lo mah Cal?! emang tadi lo ngomongnya gimana sama si Draco waktu di sekolah?“
“Ya tadi sih gue udah bilang sama si Draco kalau kita bisa mencar dan pulang sendiri-sendiri pas selesai ambil nilai berenang dan balik dari sini,” jawab Calandra.
“Ya kalau gitu sih berarti dia pasti bakal nungguin lo di sini,” timpal Raline degan yakin.
“Lagian tuh anak kok mendadak pengen nganterin gue ke sini!? Padahal udah gue tolak halus, sekarang malah ngeide nganter gue pulang sampe rumah. Ada apa sih sebenernya lin?“ tanya Calandra pada Ralin dengan rasa penasaran.
“Mana gue tahu. Kenapa lo ngga tanya langsung sama anaknya sendiri nanti pas dia jemput lo,” timpal Raline lagi.
“Gue curiga nih jadinya lin,” ujar Calandra dengan wajah yang sangat serius.
“Curiga kenapa Cal?“ tanya Raline ikut penasaran dan memajukan wajahnya mendekat pada Calandra.
“Gue curiga aja kalau ternyata nih anak mau pinjem duit sama gue,” ujar Calandra sambil terbahak.
“Wah ngaco sih lo. Kebanyakan makan cimol lo,” Raline ikut tertawa mendengar ucapan temannya itu.
kedua sahabat itu kembali berjalan hingga akhirnya mereka sampai di lahan parkir sambil menikmati es yang juga mereka beli di kantin tempat renang itu.
Mereka telah sampai di mana angkutan umum yang tadi membawa mereka ke tempat ini terparkir dan Calandra hampir saja naik ke dalam salah satu mobil saat Raline memanggil Draco.
Calandra menoleh, berusaha untuk mencari dimana keberadaan Draco.
“Cal! Calandra! itu si Draco, dia ada di sana tuh!“ ujar Raline sambil menunjuk ke arah Draco.
“Gue bareng Draco ngga apa-apa nih lin?“ tanya Calandra yang masih merasa tidak enak sambil mendekati Raline yang berdiri di samping angkutan umum yang tadi mereka naiki bersama-sama.
“Iya udah sana. Kasihan itu si Draco udah nungguin lo dari tadi,” balas Raline dengan cepat.
“Bener nih?“ Calandra masih merasa tak enak dengan sahabatnya itu.
“Bawel banget lo Cal, sumpah,” ujar Raline lagi sambil mendorong sahabatnya itu ke arah Draco.
"Nanti kalo pak yudi—"
"Tenang, kalau nanti pak Yudi absen, gue kasih tahu lo balik bareng temen yang bawa motor," sambar Raline
Akhirnya Calandra pun memutuskan untuk tidak ikut dengan angkutan umum yang sudah di sediakan oleh pihak sekolah dan pulang bersama Draco dengan motor miliknya.
“Udah lama lo di sini co?“ tanya Calandra ke Draco saat mereka sudah berdekatan.
“Ya gue sampai sini barengan sama kalian sih tadi,” jawab Draco.
“Lama dong berarti ya?!“
“Ya lumayan lah.“
“Padahal khan lo bisa langsung balik aja dari tadi. ngapain juga lo nungguin gue di sini coba?“
“Banyak banget pertanya lo Cal. Jadi lo mau balik sekarang apa nanti nih,” ujar Draco mulai kesal.
“Ya sekarang lah. Lagian angkutan umum yang disewa sekolah udah pada jalan semua,“ gerutu Calandra.
“Ya kalau gitu, lo naik deh cepet. Kayaknya sebentar lagi mau hujan nih,”
Calandra mendongakkan kepalanya, melihat ke arah langit yang memang sudah terlihat gelap dan matahari hampir seluruhnya tertutup awan gelap yang tipis.
kemudian dengan cepat Calandra naik ke jok belakang motor Draco dan beberapa menit kemudian, motor Draco sudah melaju di atas jalan aspal.
Helm yang digunakan Calandra tak sepenuhnya melindungi rambutnya. Sebagian rambut depannya terbang tertiup angin dan menutupi pandangan mata Calandra.
“Kenapa sih dari tadi ngga bisa diem banget lo Cal? Gelisah amat,“ gerutu Draco yang sebenarnya juga merasa tidak nyaman karena Calandra tak duduk tenang.
“Ini rambut gue, ngga mau diem dari tadi,” balas Calandra sambil maasih sibuk mengurusi rambutnya yang diterpa angin.
Draco memelankan laju motornya dan dalam sekejap kini motor yang dikendarai olehnya sudah berhenti di pinggir jalan. Draco memutar tubuhnya dan melepas helm yang sedang digunakan oleh Calandra. Draco merapikan rambut Calandra yang berantakan di bagian depan dengan tangannya. Setelah Draco yakin dengan kondisi rambut Calandra, Draco kembali memasangkan helm itu kepada Calandra.
Calandra yang mendapatkan perlakuan seperti itu hanya bisa terdiam karena sesungguhnya dia merasa aneh sekaligus kebingungan dalam waktu yang bersamaan.
“Sekarang gimana, udah jauh lebih baik khan?“ tanya Draco sebelum kembali memutar badannya.
“Iya. Terima kasih,” balas Calandra yang tiba-tiba memerah pipinya.
“Jadi kita udah bisa lanjutin lagi nih?“ Draco menunggu persetujuan Calandra.
“Iya. Bisa kok,” jawab Calandra masih kaku.
Setelah mendapatkan persetujuan dari Calandra, akhirnya Draco kembali menrik gas motornya dan melaju menuju rumah Candra.
*****
“Makasih banyak ya co,” ujar Calandra begitu dia turun dari motor.
“Untung ngga keburu hujan ya,” ujar Draco.
“Lo mau mampir dulu ngga?“ Calandra menawarkan karena merasa akan segera urun hujan.
“Ngga ah. Takut keburu hujan,” Draco justru berusaha untuk menolak.
Setelah pamit, Draco langsung memacu motornya dan dalam sekejap mata, motornya sudah tak terlihat lagi dipandangan Calandra.
Calandra segera masuk ke dalam rumahnya dan menemui mamanya yang sedang sibuk di dapur, mempersiapkan makan malam.
“Sudah pulang Cal?!“ ujar Tahta, mamanya Calandra yang masih fokus pada sawi putih yang tengah dipotongnya.
“Sudah dong mah. khan udah di rumah ini mah,” ledek Calandra.
"Iya juga ya. Kamu udah makan nak?"
"Belum tapi tadi selesai berenang aku udah jajan banyak. Mama ngga masak makan siang kan?!" tanya Calandra.
"Waktu kamu bilang bakal plang agak lebih sore, mama ngga masak," jawab bu Tahta.
"Untunglah... Aku pikir mama masak dan aku dipaksa buat makan, padahal perut aku udah penuh banget ini," balas Calandra sambil menelus perutnya.
“Eh tadi kamu pulang sama siapa?“ tanya bu Tahta.
“Mama tahu tadi aku pulang sama cowok?“ tanya Calandra kaget.
“Oh ternyata pulang sama cowok toh,“ ledek bu Tahta.
Calandra yang merasa sudah masuk dalam jebakan mamanya langsung bergegas masuk ke dalam kamarnya.
“Malah pergi, Cal… Cal…” panggil bu Tahta sambil tertawa melihat kelakuan anaknya itu.
Di dalam kamar Calandra langsung membaringkan tubuhnya tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu.
“Ah… Ngaco banget kalau gue sampe kepikiran yang aneh-aneh tentang si Draco. Dia cuma pengen baik aja sama gue.“ Gumam Calandra pada dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Alluka
tanda2 sesuatu nih kyknya
2023-03-16
1