Selesai dengan apel di lapangan sekolah, Calandra berjalan mengikuti instruksi yang diberikan oleh para kakak kelasnya. Denagn tertib Calandra dan siswa baru di sekolah itu menaiki tiap anak tangga di gedung sekolahnya dan kemudian satu persatu mereka memasuki tiap kelas hingga akhirnya tiba giliran Calandra yang akhirnya memasuki sebuah kelas yang berada di lantai empat gedung yang ternyata khusus untuk angkatan baru di sekolah itu. Kelas baru Calandra itu sendiri berada di bagian pojok lantai empat, lantai paling tinggi di gedung itu.
Hebatnya semua siswa baru di sekolah itu berjalan dengan tertib dan teratur. Tak satu pun dari mereka yang menyerobot antrian.
Ketika memasuki kelas pun sama seperti itu, semun tertib mengikuti arahan hingga akhirnya Calandra sekarang menduduki sebuah kursi dengan sebuah meja di depannya dan sebuah kursi lagi yang kini diduduki oleh seorang siswa perempuan.
Semua murid kini diabsen oleh para kakak kelas yang bertugas membantu mereka selama masa pengenalan lingkungan sekolah baru itu.
“Hai! Nama gue Raline,” ucap anak perempuan yang duduk di sebelah Calandra dengan nada bersemangat setelah para kakak kelas sudah selasai mengecek kehadiran para siswa baru.
“Hai, gue Calandra,” balas Calandra yang juga vikut bersemangat, tanpa sadar telah tertular keceriaan teman barunya itu.
Mereka pun saling berjabat tangan dan memulai pertemanan mereka di sekolah baru ini.
Acara orientasi alias perkenalan lingkungan sekolah pun akhirnya dimulai. Semua orang, baik siswa baru, kakak kelas mereka hingga para staff dan tenaga pengajar di sekolah itu nampak begitu berantusias dengan kegiatan ini. Apalagi siswa baru yang ingin sekali mengenal sekolah baru mereka, begitu pula dengan Calandra dan Raline tentunya.
Satu persatu guru masuk dan memperkenalkan diri serta menginfokan mata pelajaran yang akan mereka bimbing nantinya kepada siswa baru saat kegiatan belajar mengajar pada akhirnya di mulai.
Selain para guru, beberapa staff lain pun ikut datang silih berganti memperkenalkan diri mereka dan tugas apa yang mereka emban di sekolah itu.
Hingga akhirnya bel pendek berbunyi tiga kali bertada bahwa waktu istirahat pun tiba, semua murid baru makin bersorak sorai.
“Selain gue, lo udah punya teman di sini Cal?“ tanya Raline saat mereka menuruni tangga.
“Harusnya teman SMP gue masuk sini juga, tapi ternyata dia ngga jadi masuk sini,” jawab Calandra lemas.
“Lho kok, kenapa gitu?“ tanya Raline penasaran.
“Bokap dia baru aja dapet perintah buat ditugasin ke luar pulau. Jadi mau ngga mau, dia dan anggota keluarga dia yang lain ikut sama bokapnya pindah ke sana,” Calandra berusaha menjelaskan.
"Emang bokap dia di tugasin ke mana?" tanya Raline.
"Bokapnya ditugasin ke Banda Aceh. Agak PR kalau bokap dia harus bolak balik ke sini."
"Wah, jauh banget ya. Pantes aja akhirnya pada ikut ke sana," tukas Raline.
"Itu dia. Padahal dia udah nyaman di sini, setelah berkali-kali pindah sekolah dan berkali-kali harus beradaptasi sama lingkungan baru," Calandra merasa kasihan saat mengingat temannya itu.
“Bokapnya abdi negara?“ tanya Raline lagi.
“Iya. Bokap dia TNI angkatan darat.“
“Oh, pantes aja,” Raline menganggukan kepalanya.
“Ralineeeeee!“ seseorang memanggil Raline dari kejauhan.
“Hakim! Sini, sini,” balas Raline sama cerianya dengan sebelumnya.
“Kelas lo dimana lin?“ tanya Hakim saat mereka sudah saling berhadapan.
“Kelas gue di lantai empat, yang pojok itu. Kelas lo dimana?“ tanya Raline.
“Juah banget ya ke lantai empat?! Kelas gue mah di lantai dua, bareng si Draco” jawab Hakim.
“Lo sekelas sama Draco lagi?“ jelas sekali terdengar di suara Raline rasa kaget.
“Iya dong. Gue sekelas lagi sama dia,” jawab Hakim seolah menyombongkan diri.
“Ih, gue juga mau sekelas lagi sama kalian,” rengek Raline.
“Eh, lo yang tadi telat juga khan ya!?“ ujar Hakim ketika menyadari keberadaan Calandra dan Calandra hanya lemeparkan senyum.
“Oh kalian udah saling kenal?“ tanya Raline.
“Belum kenal. Cuma tadi ketemu waktu kita sama-sama telat di dan ketahan di depan gerbang sekolah,” jawab Calandra.
“Oh, kenalan dong kalau gitu. Ini Hakim temen gue sejak masih Bocil banget. Nah lo juga kenalin nih kim, namanya Calandra temen sebangku gue sekarang,” Raline saling memperkanalkan Calandra dan Hakim.
Keduanya saling berjabatan tangan sambil menyebut nama mereka masing-masing.
“Si Draco mana?“ tanya Raline.
“Dia kayaknya ke kantin duluan tadi. Gue tadi sempet ngurus kartu yang ketuker di bagian TU,” balas Hakim.
“Ya udah kita ke kantin yuk, sekalian cari si Draco,” Raline memberi usul.
“Yuk ah. Gue juga lapar nih, tadi ngga sempet sarapan gara-gara nyokap bangun kesiangan,” keluh Hakim.
Ketiganya orang itu pun berjalan beriringan melintasi lapangan menuju kantin sekolah yang berada tak terlalu jauh dari dengan gerbang sekolah.
Kantin sekolah telah penuh dengan para siswa baik yang baru mau pun yang sudah lama bersekolah di sana.
Pelan-pelan ketiganya berjalan menerobos kumpulan siswa yang sedang sibuk ngobrol satu sama lain, menciptakan keributan yang khas.
Di sebuah antrian, Raline melihat salah satu temannya.
“Draco!“
Draco menoleh dan melambaikan tangan, mereka bertiga pun menghampiri Draco yang sedang berdiri dalam sebuah antri minuman.
“Gue mau ini juga dong co,” bisik Raline.
“Rasa apa?“ Draco ikut berbisik.
“Kayak biasa,” jawab Raline.
“Itu si Hakim mau juga ngga?“ tanya Draco.
Raline berbalik dan berbisik pad Caalandra, “lo mau titip minuman ini juga ga Cal?“
“Mau dong. Juice terong belanda ya,” Calandra ikut berbisik dan Raline menyampaikan pesanan teman-temannya itu kepada Draco.
Raline, Hakim dan Calandra sudah duduk di sebuah meja yang memang cukup untuk empat orang dan tak lama kemudian Draco pun datang membawa keempat pesanan mereka serta empat buah batagor yang masing-masing di bungkus plastik.
"Yang ini punya lo," ujar Draco sembil menyerahkan sebuah plastik ke Raline.
“Wah, Draco baik banget sih beliin batagor. Makasih ya co,” ujar Raline.
“Batagor gratis, tapi minumnya bayar!” balas Draco.
“Perasaan mahalan batagornyq dari pada minumnya,” ujar Hakim.
“Bawel lah, kalo ngga mau buat gue aja nih,” ujar Draco.
“Eh jangan,” Hakim langsung mengambil bungkusan batagor miliknya.
“Kenalin nih teman sebangku gue, namanya Calandra co,” Raline kini memperkenalkan Calandra dan Draco.
“Lo yang tadi pagi telat kan?“ tanya Draco.
“Iya betul.“
Lalu keduanya saling berjabat tangan dan berpandangan.
"Tuh kan, si Draco juga inget sama si Calandra," sambut Hakim.
"Berarti cuma gue yang justru baru ketemu si Calandra ya," ujar Raline.
Kemudian keempatnya melanjutkan obrolan mereka sambil menikmati makanan dan minuman yang sudah mereka miliki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Alluka
baru perkenalan
2023-03-16
1