Siang ini, Naya dan Laura sahabatnya berencana makan siang di luar kantor. Karena di sebrang kantor ada restoran yang baru buka dan yang pasti keren dengan view nya nuansa kekinian, selain itu menu yang terpampang di selebaran kertas brosur pun mengiurkan.
"Nay, jadi kan kita ke D'sun resto ?" Tanya Laura di depan pintu ruangan Naya.
"Jadi dong, ini aku lagi siap- siap." Ucap Naya dengan semangat.
"Oke! Beb. aku tunggu di parkiran ya, tahu kan posisi parkir mobil aku?" Laura memastikan bahwa Naya tidak lupa, karena jika sudah fokus dengan dunia kerjanya, semua akan terlupakan.
"Iya, tenang Ra."
"Ok!" Laura segera menuju ke parkiran
Sudah menjadi kebiasaan Naya sebelum pergi dari ruangan, ia selalu merapihkan dokumen yang sebelumnya berserakan. Selain itu juga tak lupa ia harus memastikan komputernya dalam keadaan mati, dengan tujuan agar tidak ada orang yang akan berniat tidak baik.
" Selamat siang, Pak Bram." Naya mencoba meminta ijin dengan atasannya.
"Siang Nay, ada apa? Perasaan saya tidak memanggil kamu." Sahut Pak Bramantyo sembari tangan mengukir tanda persetujuan di setiap lembar kertas yang ia baca.
"Maaf pak, saya hendak ijin makan di luar kantor ya pak. Tempatnya di seberang kantor ada restoran baru buka." Naya sambil tersenyum dengan penuh harapan bahwa atasannya mengijinkan
"Silahkan saja Naya, itu hak kamu. Toh ini jam istirahat, jadi lebih baik kamu gunakan sebaik mungkin." Ujarnya
"Baik, pak. Terimakasih pak." Naya tersenyum lebar menandakan bahwa ia sangat senang karena atasanya begitu baik dalam memperlakukan pegawainya.
Salah satu hal yang membuat Naya betah untuk bertahan di perusahaan Alexander Group ini adalah sosok laki- laki paruh baya itu. Iya, Pak Bramantyo yang sudah dianggapnya seperti orang tuanya sendiri.
***
[Pukul 12.10 WIB, di D'Sun Resto]
Naya dan Laura sedang asyik memanjakan matanya dengan melihat setiap sudut yang dimiliki dari D'Sun Resto, tidak lupa tangannya sembari membuka setiap lembar dari buku menu.
"Ra, mau pesan apa?" Tanya Naya pada Laura yang masih bingung.
"Kamu sendiri pesen apa? Jujur ini kenapa menunya semua terlihat enak si Nay?." Ucap gadis berambut pirang itu
"Iya, jadi mau pesen apa? Udah 10 menit kita disini." Tegas Naya, ia mulai khawatir jika atasannya membutuhkan dia.
"Sabar Naya sayang, kamu buru- buru banget si. Tenang, tarik nafas." Laura berusaha membuat Naya lebih rilex
Memang benar, jarang sekali Naya mengahabiskan waktu istirahatnya untuk makan di luar seperti saat ini. Biasanya ia hanya makan di ruangan sambil menatap layar monitor.
"Soto daging enak kayanya ya Nay?" Tanya Laura sambil jarinya menunjuk gambar soto daging pilihannya.
"Iya si, benar. Ya sudah mau nih? Biar langsung kita pesan." Naya memastikan agar tidak salah
"Iya." Jawab singkat Laura
Beberapa menit kemudian, pesanan pun tiba. Soto daging, nasi, ayam penyet, dan lemon tea masing- masing dua porsi.
"Waww,, Naya kamu serius bisa habiskan ini?." Tanya Laura yang penuh dengan keheranan.
"Serius, mungkin karena pagi tadi aku gak makan jadi kelaparan." Ucap gadis berwajah ayu itu.
"Baiklah! Mari makan." Ujar Laura dengan penuh semangat seperti belum makan selama tiga hari.
Naya yang saat itu baru menyuapkan beberapa sendok kuah soto, tiba- tiba ada panggilan masuk di layar handphone.
"Siapa Nay ?" Laura penasaran karena nomornya tidak dikenal sudah tiga kali menelepon Naya, namun tidak di angkat.
"Gak tahu! Mungkin orang dari asuransi, akhir- akhir ini aku sering dapat panggilan dari nomor yang gak dikenal, dalam satu hari bisa lebih dari 10 kali dengan nomor yang sama." Naya yang sembari mengunyah makanan.
"Angkat dahulu Nay, siapa tahu penting." Ujar Laura sambil menyeruput kuah soto
"Iya, Bawel!" Naya sedikit kesal dengan sahabatnya, karena sama saja telah mengganggu waktu makan siangnya.
Tidak butuh waktu lama, handphone Naya berdering dan lagi- lagi nomor tidak di kenal. Anehnya nomor kalau yang ini berbeda.
"Hallo, selamat siang ada yang bisa saya bantu?" Sapa Naya pada orang disebrang telepone.
"Sejak kapan karyawan bisa makan, padahal atasannya saja masih belum makan?." Suara laki- laki yang terdengar suaranya sedikit samar namun tidak asing bagi Naya.
"Maaf dengan siapa saya berbicara?" Tanya gadis itu lagi
"Agita Naya Prawira, bisa kah anda kembali ke ruangan dalam waktu 5 menit!" Tegas suara laki-laki itu membuat Naya semakin penasaran, dengan sosok dibalik telepone.
"Kenapa bisa tahu nama lengkap saya si, jangan- jangan ia petugas asuransi yang waktu itu lagi." Naya bergumam dan terdengar di telinga sang penelpon misterius.
"Naya! Ini saya NATHAN! " Teriaknya
"Nathan siapa?'' Naya bengong karena ia lupa jika nama calon bos barunya adalah Natan Alexander.
"NAYA! Kembali sekarang!" Telepon langsung dimatikan sepihak.
***
Setelah telepon berakhir, tampak di layar Handphone Naya ada notif pesan yang dikirimkan melalu whatsApp.
"Siapa si Nay?" Tanya Laura penasaran
"Gak tahu, bilangnya Nathan. Siapa coba tuh?." dengan polosnya Naya bertanya pada Laura.
"Oh, MG ! Naya itu CEO baru kita!" Tegas Laura pada Naya
"Hah seriusan?"
"Dih, kamu gimana si Nay?"
"Benar Ra, aku gak inget," Naya sambil menggaruk tengkuknya padahal tidak merasa gatal
"Nay, buruan lebih baik kita buruan balik ke kantor." Ujar Laura sembari membereskan barang- barang memastikan tidak ada yang tertinggal.
"Iya, iya sabar Laura. Dia kan baru akan jadi bos aku mulai besok, jadi ya harusnya gak jadi masalah dong?." Naya masih bersikap santai
"Naya! Buruan!." Laura sudah melangkahkan kaki menuju parkiran.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Hayurapuji
calon sekretaris kocak
2023-03-09
0