Ancaman Geng Kapak Kece

Zeyan tidak suka, bila Ahra memiliki teman. Dia segera memukul papan tulis, dengan pandangan tajam.

"Aku peringatkan kalian, siapa yang berani membantu Ahra bakalan menanggung akibatnya. Kami Geng Kapak Kece akan memberikan kalian penderitaan, bahkan hal yang tidak pernah sanggup kalian bayangkan. Bukan hanya itu, mungkin tidak pernah terlintas sekalipun di pikiran. Orangtua yang akan kehilangan pekerjaan, atau kendaraan pribadi kalian yang akan kami rusak, mungkin juga sekolah kalian yang tidak berjalan mulus. Maka dari itu, jangan berteman dengan Ahra." Zeyan memperingati sambil berteriak-teriak.

"Baik Zeyan." jawab semua penghuni kelas, kecuali si Rembulan.

Plok! Plok!

Suara tepuk tangan Zeyan, lalu berjalan mendekat ke arah Ahra. "Wah, kamu berhasil mempengaruhinya iya."

"Siapapun yang punya hati, akan terpengaruh untuk membantu. Lagi pula, manusia seperti kalian tidak layak dihormati." jawab Zeyan.

Keesokan harinya, Rembulan mendapatkan kartu kuning dalam tasnya. Dia sudah muak, dengan tingkah Geng Kapak Kece.

"Ada apa Embul?" tanya Ahra.

"Aku mendapatkan kartu kuning." jawab Embul.

"Ini pasti karena kamu melakukan perlawanan. Sudahlah, tidak usah berteman denganku." ujar Ahra.

"Tidak mengapa, anggap saja ini petualangan." Embul tersenyum, sambil menggenggam telapak tangan Ahra.

Jam pelajaran olahraga tiba, seluruh siswa dan siswi sepuluh Akuntansi praktik. Ahra dan Rembulan berlari di lapangan, dan Zeyan terbesit ide jail.

"Eh, bagaimana bila kita ganggu mereka." ujar Zeyan.

"Aku setuju, karena mereka sudah kurang ajar pada Geng Kapak Kece." jawab Pramudy.

"Kalian mendekat lah, biar aku bisikan caranya." Zeyan mengayunkan tangannya.

Theo, Pras, Eybo mendekatkan telinga mereka, dan Zeyan berbisik tentang rencana konyol. Mereka mulai tertawa-tawa, membayangkan reaksi memalukan yang akan terjadi.

Zeyan melempar tong sampah, dan Rembulan membalas dengan melempar sapu. Pramudy melempar spidol, dan Ahra membalas lempar penghapus. Theo melempar meja, dan Rembulan melempar kursi. Mereka tidak berhenti balas membalas, hingga kelas menjadi berantakan.

"Sudah berani iya rupanya, dengan geng Kapak Kece." ujar Zeyan.

"Memangnya sejak kapan aku takut?" Ahra menatap Zeyan menantang. "Sejak awal aku memang selalu melawan dirimu."

Zeyan semakin murka mendekat ke arah Ahra, lalu mencengkeram kedua pundaknya kuat. Ahra takut-takut tetap melihat, dengan mengumpulkan kekuatan untuk mendapat keberanian. Sesekali kakinya bergemetar tanpa bisa dikontrol. Memasang aba-aba, untuk menangkis lawannya. Ahra butuh mendongak untuk melihat kepala lawan, yang jauh lebih tinggi darinya.

"Aku pastikan, pulang sekolah nanti kamu tidak akan lolos dari geng Kapak Kece." Senyum seringai yang mengerikan, penuh ancaman yang membuat tidak tenang.

Jam istirahat tiba, Ahra dan Rembulan pergi ke kantin. Membeli beberapa gorengan, lalu dibawa ke belakang sekolah. Tidak tahu apa yang akan terjadi, setelah perlawanan terang-terangan dilakukan mereka.

"Eh, tadi kita cukup punya nyali iya melawan." ujar Rembulan.

"Iya, memang cukup berani. Tapi kita tidak tahu nasib kita kedepannya." jawab Ahra.

"Jangan takut, kita hadapi semuanya bersama." ucap Rembulan.

"Baiklah, seperti ini terasa menyenangkan." jawab Ahra.

Jam pelajaran dimulai kembali, sekarang saatnya diskusi kelompok. Ahra memang tidak beruntung, dia satu kelompok bahasa Indonesia dengan Zeyan.Wah, karena punya teman cupu ini, jadi mulai pemberani dia." Zeyan menunjuk Rembulan, dengan senyum mengejeknya.

"Kalian gaya dengan uang orangtua, namun sungguh sombong sekali." Rembulan sudah muak.

"Kalian tunggu saja pembalasanku, aku akan beri pelajaran yang tak bisa kalian lupakan seumur hidup." ancam Zeyan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!