Langit dan pengurus OSIS lainnya mulai memegang satu kelompok. Satu pengurus OSIS memegang satu kelompok dan ketua kelompok diharuskan memberi nama kelompok masing-masing dengan nama hewan.
"Vin, Lo pegang kelompok adik Lo, katanya Lo gak mau kan, kalau adik Lo disuruh ini itu sama kita, jadi Lo urus saja mereka," seru Langit.
"Hmmm...."
Gavin pun menghampiri kelompok Gabby dan teman-temannya, dan itu membuat Alexa kegirangan.
"Yeay...Bang Gavin yang akan memandu kita," seru Alexa dengan berjingkrak-jingkrak.
Alexa hendak menghampiri Gavin dan memeluk Gavin, tapi dengan cepat Gavin menahan Alexa dengan menyimpan tangannya di kening Alexa.
"Jangan macam-macam, ini sekolah bukan rumah," seru Gavin dingin.
Alexa seketika terdiam dengan memanyunkan bibirnya, kalau di rumah dia memang manja kepada Gavin meskipun Gavin dingin dan cuek tapi Alexa paling suka bergelayut manja di lengan Gavin.
"Semuanya ikutin gue," seru Gavin.
"Baik Kak."
Gavin pun membawa semua remaja cantik itu berkeliling sekolah untuk memperkenalkan setiap ruangan di sekolah itu, namun para remaja cantik itu tampak bingung karena Gavin sama sekali tidak bicara sedikit pun.
"Kak, kenapa Kakak tidak menyebutkan satu persatu ruangan apa yang kita lewati?" tanya Vina.
Gavin menghentikan langkahnya secara tiba-tiba, membuat para remaja itu menabrak punggung Gavin dan bertabrakan satu sama lain.
"Astaga, kenapa Abang Gavin berhenti tiba-tiba sih?" keluh Alexa.
Gavin membalikan tubuhnya dan menatap satu persatu remaja cantik itu.
"Kalian bisa baca kan? lihatlah, di semua ruangan itu ada namanya jadi kalian bisa baca itu ruangan apa? terus kenapa aku harus capek-capek memberitahu kalian?" seru Gavin dengan dinginnya.
Para remaja itu terdiam karena merasa takut dengan tatapan Gavin, Gavin pun mulai melanjutkan langkahnya dan mereka mengikuti kembali Gavin dari belakang.
"Astaga, Kak Gavin kok menyeramkan ya," bisik Vina.
"Vina, kata Abi aku, gak boleh ngomongin orang di belakang kalau ada yang mengganjal di hati kita, lebih baik kita bicara langsung di hadapan orang itu," sahut Aleena.
Seketika Vina menutup mulut Aleena karena takut kedengaran oleh Gavin.
"Jangan keras-keras, nanti Kak Gavin dengar," bisik Vina.
Sedangkan Vira dari tadi hanya bisa geleng-geleng kepala, dia benar-benar sangat tidak berminat mengelilingi sekolahan ini.
"Buat apa coba, mengelilingi sekolahan ini kurang kerjaan banget. Sudah tahu, setiap ruangan ada namanya, jadi tanpa diperkenalkan pun aku sudah tahu itu ruangan apa," batin Vira dengan kesalnya.
Cukup lama mereka mengelilingi sekolahan itu, hingga akhirnya mereka pun kembali berkumpul di lapangan.
"Baiklah, kalian sudah tahu dan mengenal sekolah ini, jadi sekarang kalian boleh istirahat dulu dan yang bawa bekal dari rumah, boleh memakannya sekarang," seru Langit.
Para siswa dan siswi baru pun mencari tempat yang nyaman untuk mereka makan. Kelompok Gabby, berkumpul di bawah pohon yang cukup rindang dan makan di sana.
Semuanya mulai membuka bekal mereka masing-masing, kecuali Vira yang memilih duduk agak jauh dari kelompoknya.
"Si Vira kenapa sih? sombong banget jadi orang, gak mau makan bareng sama kita padahal kita juga tidak akan minta makanan dia kok," kesal Alexa.
"Sudahlah, jangan banyak menggerutu, lebih baik sekarang kita makan dulu," seru Vina.
Mereka segera membuka kotak bekalnya dan hendak memasukan makanannya ke mulut tapi Aleena menahan mereka.
"Stop!"
"Ada apa?"
"Sebelum makan itu, kita harus berdo'a dulu, kalau tidak berdo'a nanti kita makan dibantuin setan," seru Aleena.
"Iyakah?" seru Alexa.
"Iyalah."
Aleena pun memimpin do'a, setelah selesai mereka langsung melahap bekal mereka masing-masing. Gabby melirik ke belakang, dan terlihat Dira duduk termenung tanpa membawa bekal karena Bunda Safira saat ini sedang sakit jadi Dira tidak bawa bekal makan.
Gabby memberikan kotak bekal makannya kepada Dira.
"Ini, makanlah," seru Gabby dingin.
"Tidak usah, aku tidak lapar kok."
"Kita akan mengikuti kegiatan MOS ini sampai sore, kamu bisa pingsan kalau tidak makan siang."
"Tapi, itu kan bekal punya kamu," seru Dira.
"Tidak apa-apa, aku masih bawa roti kok," sahut Gabby.
Perlahan Dira pun menerima bekal punya Gabby, dan Gabby mengambil roti dari dalam tasnya. Meski Gabby mempunyai sifat dingin dan wajah yang tanpa ekspresi, tapi Gabby sangat baik dan dia tidak bisa melihat orang kesusahan.
"Dira, sini makannya bareng-bareng," ajak Aleena.
"Iya."
Mereka pun makan siang bersama-sama, tidak lupa mereka berbincang-bincang sembari tertawa. Hanya Vira yang memisahkan diri karena dia tidak suka dengan keramaian.
Langit dan ketiga sahabatnya pergi ke kantin sekolah untuk makan siang.
"Sepupu Lo yang mana, Put?" tanya Langit.
"Alea hari ini tidak bisa masuk, dia masih sakit mungkin besok dia akan masuk," sahut Putra.
"Oh, kalau cewek yang dikuncir dan tanpa ekspresi itu pasti adik Lo kan, Vin? soalnya wajahnya mirip banget sama Lo," tanya Langit.
"Hmm."
"Terus, kalau anak dari sahabat Mommy Lo yang mana?" tanya Langit lagi.
"Yang rambut panjang dan pendiam, dia paling imutlah namanya Dira," sahut Arsya.
Vira merasa sangat haus dan bekal air minumnya sudah habis.
"Sial, minumanku habis," gumam Vira.
Vira pun memutuskan untuk ke kantin membeli minuman, setelah sampai di kantin Vira langsung mengambil minuman dingin dari lemari pendingin.
Di sisi lain, si kembar baru saja masuk ke kantin.
"Kalian cari tempat duduk dulu, gue mau ambil minuman dingin," seru Garra.
"Oke, ambilkan buat kita juga," sahut Ghani.
Vira membalikan tubuhnya dan tidak sengaja menabrak tubuh Garra sehingga air dingin Vira terjatuh ke lantai.
"Astaga, Lo bisa hati-hati gak sih? bagaimana kalau botol air itu pecah dan mengotori seragam gue!" sentak Garra.
"Kok kamu marah-marah sih? kamu sendiri ngapain berdiri di belakang tubuhku? apa jangan-jangan kamu mau berbuat macam-macam ya, sama aku?" sentak Vira tak mau kalah.
"Berani sekali Lo bentak-bentak gue? gue ini senior, kakak kelas Lo, semua anak di sekolahan ini takut sama gue tapi Lo, anak baru berani banget bentak-bentak gue," geram Garra.
"Meski aku anak baru, tapi aku gak takut sama siapa pun, apalagi kalau aku gak salah, ngapain aku mesti takut sama kamu."
Vira segera mengambil botol air minuman dinginnya dan Vira dengan sengaja menabrakkan tubuhnya ke tubuh Garra, lalu Vira pergi dari kantin itu.
Seketika Langit dan ketiga sahabatnya tertawa terbahak-bahak melihat Garra dipermalukan oleh siswi baru.
"Mampus Lo, emang enak dimarahin sama siswi baru!" ledek Arsya.
"Diam Lo bule stres," sahut Garra dengan geramnya.
Garra pun segera mengambil 3 botol air dingin dengan kesalnya, lalu segera menuju meja dimana Ghani dan Gaza berada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Waah Gavin gak ada tokoh dan gak cocok jadi pemimpin..
2024-03-25
1
🍭ͪ ͩ🍌 ᷢ ͩ𝐀⃝🥀ѕαηтι🍒⃞⃟🦅
garra jangan gitu ih yang salah itu kamu loh main bentak aja sama cewek
2023-03-29
1
🍭ͪ ͩ🍌 ᷢ ͩ𝐀⃝🥀ѕαηтι🍒⃞⃟🦅
lah Gavin berhenti mendadak gitu🤣🤣🤣
2023-03-29
1