Keesokan harinya....
Sekolah terlihat sangat ramai dengan hiruk-pikuk para siswa dan siswi baru. Gavin berangkat ke sekolah bersama adiknya Gabby, kedua remaja itu mempunyai sifat yang dingin bahkan wajah keduanya terlihat tanpa ekspresi sama sekali.
"Kalau nanti ada yang macam-macam sama Lo, Lo bilang saja sama gue," seru Gavin.
"Gue bisa jaga diri gue sendiri Bang, jadi Lo gak usah khawatir sama gue," sahut Gabby dingin.
"Oh iya, gue hampir lupa kalau gue itu punya adik hebat yang jago bela diri."
Gavin pun kembali fokus melajukan mobilnya, sementara itu di tempat yang berbeda.
"Mami, bagaimana keadaan Alea?" tanya Putra.
"Alea badannya masih demam, dan sepertinya Alea gak bisa masuk sekolah dulu deh," sahut Mami Queen.
"Ya sudah, nanti biar Putra yang bilang sama gurunya. Al, kamu istirahat saja dulu ya, dan jangan lupa minum obat biar cepat sembuh," seru Putra dengan mengusap kepala Alea.
"Iya, Kak."
Seharusnya yang manggil Kakak itu Putra kepada Alea karena Putra merupakan anak dari Tante Alea, tapi karena usianya lebih tua dari Alea, jadi Alea memanggil Kakak untuk menghormati saja.
"Mami, Putra berangkat sekolah dulu. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, kamu hati-hati ya, bawa mobilnya jangan ngebut-ngebut."
"Siap Mamiku, sayang."
Putra pun segera pergi dari rumah Alea dan segera melajukan mobilnya menuju sekolah. Putra sangat menyayangi Alea, bahkan saking sayangnya, Putra sampai over protektif kepada Alea.
Sementara itu, di rumah Gavin dan Gabby...
"Mommy Gea!" teriak Alexa.
Gea pun keluar rumah dengan menutup kedua telinganya.
"Astaga Alexa, bisa tidak kamu itu masuk ke rumah terus bicara pelan-pelan jangan teriak-teriak dari luar, sudah kebiasaan banget," cerocos Mommy Gea.
"Hehehe...maaf Mommy, Alexa hanya ingin berangkat sekolah bareng sama Bang Gavin dan Gabby juga."
"Mereka baru saja berangkat."
"Hah, astaga mereka jahat kenapa mereka tidak menunggu Alexa sih, ya sudah kalau begitu Alexa berangkat dulu ya. Bye, Mommy."
"Bye, sayang."
Alexa pun segera masuk ke dalam mobilnya, Alexa yang merupakan anak dari sahabat Tata dan Fox itu sangatlah ceria dan cerewet bahkan Alexa sangat nempel kepada Gavin dan itu membuat Gavin kesal.
Gavin melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, tidak lama kemudian di belakang mobil Gavin ada mobil Putra. Gavin sudah tahu itu, dia mengeluarkan tangannya dan melambai ke arah Putra.
Putra segera mempercepat laju mobilnya sehingga saat ini mobil Gavin dan Putra melaju bersamaan.
"Gas Vin!"
"Siap!"
Baru saja Gavin dan Putra akan balapan di jalanan, tanpa di sangka-sangka dari arah belakang sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi membuat Gavin dan Putra sedikit kaget.
"Anjir, itu si Garra kan? kurang ajar, dia ngajak main-main sama kita," seru Gavin.
Tidak lama kemudian, sebuah motor pun melesat dengan kecepatan tinggi.
"Brengsek mereka, ternyata mereka mau cari gara-gara rupanya sama kita," seru Putra.
"Gas pol, Put!" teriak Gavin.
Gavin dan Putra pun mulai melajukan mobil mereka dengan kecepatan tinggi, darah Gavin seolah mendidih melihat kelakuan si kembar itu.
"Bang, ngapain sih Lo ladenin mereka?" seru Gabby.
"Mereka itu selalu ingin menjadi yang pertama di sekolah, dan gue gak bakalan biarkan mereka menguasai sekolah," sahut Gavin.
"Lah, bukanya sekolah itu milik sahabat Lo? jadi, ngapain Lo takut sama mereka."
Gavin tidak menjawab lagi ucapan Gabby, dia terus saja memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi, begitu pun dengan Putra.
Hingga tidak berapa lama, mereka akhirnya sampai di sekolah secara bersamaan.
Gavin segera turun dari dalam mobilnya dan menghampiri Garra dan kedua saudara kembarnya.
"Maksud Lo apa? tadi main nyalip-nyalip segala, kalian mau cari gara-gara sama gue!" sentak Gavin.
"Apaan sih Lo, gak penting banget. Lo ngaku aja gak becus bawa mobil jangan salahkan gue yang jauh lebih jago daripada Lo!" sentak Garra dengan mendorong pundak Gavin.
Putra segera keluar dari dalam mobilnya dan balik mendorong dada Garra.
"Santai Bro, jangan dorong-dorong segala," seru Putra.
Ghani turun dari atas motor sportnya, dan menghampiri semuanya.
"Sudahlah Gar, apaan sih Lo ladenin anak-anak ini? kurang kerjaan banget, mereka itu anak-anak payah yang hanya mengandalkan nama besar orangtuanya saja, beda sama kita bahkan sekolah ini namanya harum karena gara-gara ada kita," seru Ghani dengan sombongnya.
"Kurang ajar."
Gavin hendak memukul Ghani tapi Gabby dengan cepat berlari dan menahan Abangnya itu.
"Sudah Bang, tadi kan gue bilang jangan ladenin mereka, gampang banget Lo kepancing emosi sama curut-curut kaya mereka," ledek Gabby.
"Apa, curut Lo bilang!" sentak Ghani dengan mencengkram pergelangan tangan Gabby.
Gavin paling tidak suka kalau adiknya disentuh oleh siapa pun, apalagi sekarang yang nyentuh Gabby adalah musuhnya sendiri.
"Lepasin tangan adik gue ban*sat!" bentak Gavin dengan mendorong tubuh Ghani sampai dia tersungkur ke tanah.
"Wah, Lo sudah main fisik sekarang," seru Gaza.
Garra dan Gaza sudah maju dan hendak memukul Gavin, tapi tiba-tiba terdengar suara teriakan.
"Stooooooppp!" teriak Langit.
Langit dan Arsya pun segera berlari menghampiri semuanya.
"Vin, Put, sudah dong, ini masih pagi dan apa kalian tidak malu dilihatin sama siswa-siswi baru? sekolahan ini terkenal sebagai sekolahan bagus dan terbaik, jangan sampai ada salah satu dari anak baru merekam kalian dan menyebarkannya ke media sosial, nama sekolahan ini bisa hancur," seru Langit.
"Mereka duluan yang mulai, Lang," seru Putra.
"Nah, inilah yang Ghani bilang, kalian itu hanya bisanya bersembunyi di bawah ketiak orangtua kalian," ledek Garra.
"Lo diam Garra, kalian juga selalu mencari gara-gara sama kami. Lo jangan bilang kami selalu memakai nama besar orangtua kami, karena pada dasarnya, kalian juga sama memanfaatkan nama besar keluarga kalian. Buktinya, Lo dan Ghani gak bakalan semudah itu masuk ke club' pembalap kalau bukan karena campur tangan dari orangtua Lo. Jadi, jangan bawa-bawa orangtua di hadapan kami," seru Langit dengan menunjuk-nunjuk dada Garra.
Kedua Genk itu saling tatap satu sama lain dengan tatapan tajamnya, tapi berbeda dengan Ghani yang entah kenapa dia tidak bisa memalingkan wajahnya melihat Gabby yang tidak lain adalah adik Gavin, musuh terbesarnya.
Gabby memang cantik walaupun tanpa make up, namun sayang wajahnya sangat dingin dan tanpa ekspresi.
"Ingat, jangan macam-macam dan jangan ganggu acara kami hari ini," ancam Langit.
"Sorry, kita sama sekali tidak tertarik dengan acara kalian. Cabut Brother!"
Garra dan kedua saudara kembarnya pun akhirnya pergi.
"Jangan pegang gue guys, jangan pegang gue, biar gue hajar mereka satu-satu," seru Arsya dengan hebohnya.
Gabby dan ketiga sahabatnya hanya bisa melihat kelakuan konyol Arsya dengan cara geleng-geleng kepala.
Langit menghampiri Arsya dan menyentuh kening Arsya.
"Lo salah minum obat ya? siapa juga yang pegangin Lo, orangnya sudah pergi baru aja Lo nantang-nantang, giliran tadi ada di depan mata, Lo malah diam aja, dasar bule stres," seru Langit dengan menoyor kepala Arsya.
Langit pun segera menyusul para sahabatnya yang sudah pergi.
"Woi, tungguin gue!" teriak Arsya dengan berlari menyusul para sahabatnya.
Akhirnya semuanya pun masuk ke dalam sekolah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
altar Merapi
menyimpan data sementara
2023-04-05
1
🍭ͪ ͩ🍌 ᷢ ͩ𝐀⃝🥀ѕαηтι🍒⃞⃟🦅
lah aku terus bela siapa Genk si kembar atau si Genk Gavin ya jadi bingung kan
2023-03-25
1
☠☀💦Adnda🌽💫
kirain si kembar satu gang sama mereka nggak taunya musuh y,..... 🤦♀️🤦♀️🤦♀️
2023-03-16
1