Sangat Manis

Luna terus berputar memamerkan gaun merah yang sangat cantik, kemudian ia mengambil rambutnya dan menaikkannya ke atas sambil memajukan bibirnya bak penggoda.

Benar aksi Luna sangat menggoda Jeno.

"Ehemm, " Jeno kemudian tersadar saat ada orang yang ikut duduk disebelahnya.

"Luna, jangan gaun yang itu. Itu terlalu terbuka," ucap Jeno

"Tapi kata Papa ini cantik? Hemm,"

"Iya cantik tapi Papa gak mau karena itu terlalu terbuka. Cari yang lain ya?" ucap Jeno

"Yang lain nanti jatuhnya daster," ucap Luna karena sering melihat parodi di tiktok yang tidak diperbolehkan pasangannya keluar dengan mengenakan pakaian bagus melainkan pakaian daster.

"Haha bagusan daster kan," kekeh Jeno

"Yaudah Luna ganti lagi,"

Kemudian Luna kembali ke tempat ganti baju dan memakai pakaian pilihan keduanya.

Gaun berwarna Navy sangat cocok di kulit Luna yang putih, warnanya menjadi lebih hidup nan menarik. Kesan cerah dan mewah juga akan terpancar dari orang yang mengenakan warna tersebut.

Termasuk Jeno yang sangat terpesona dengan gaun keduanya tersebut namun lebih baik dari gaun pertama yang di pilih Luna karena tidak terlalu terbuka.

"Ini lebih bagus dari yang tadi," komentar Jeno

"Ok bungkus hehe, tapi boleh gak beli dua-duanya," ucap Luna

"Boleh, tapi jangan...., " ucapan Jeno terputus karena Luna langsung berlari memeluk Jeno dengan mengalungkan kedua lengannya di leher kemudian ia ciumi pipi Jeno tanda terimakasih

"Makasih Papa, Luna seneng," ucap Luna

"Luna, udah besar jangan gitu ah gak enak di lihat orang," ucap Jeno yang semakin dibuat kalang kabut.

Kali ini dia yakin dengan perasaannya, tapi ia harus menahan gejolak rasa cinta yang mulai menggebu.

"Gak apa-apakan sama Papa ini, yaudah Luna ganti baju dulu," ucap Luna kemudian melepaskan pelukannya dan kembali ke ruang ganti kembali memakai seragam putih Abu-Abunya

Sementara Luna kembali ke ruang ganti, Jeno ke kasir untuk membayar dua gaun pakaian putrinya.

"Jeno! Kamu Jeno kan?" ucap salah satu wanita yang kemudian menghampirinya di meja kasir.

Jeno menoleh dan kemudian membalikkan badan dan menjawab, "Iya," ucap Jeno sambil melihat wanita dan berusaha mengingat.

"Jadi benar kamu Dokter Jeno Alvaro kan?" tanya wanita itu lagi

"Hmm maaf siapa ya?" tanya Jeno

"Astaga Jeno! Kamu tuh wajahnya gak tua-tua ya. Aku Tika, teman kamu waktu sekolah dokter," ucap Tika

"Tika yang rambutnya suka disemir pirang itu?" tanya Jeno memastikan pasalnya Tika yang dulu bertubuh langsing. Namun yang dihadapannya adalah wanita itu sangat berisi, meski begitu masih kelihatan cantik.

"Iya, haha astaga udah lama ya kita ga ketemu. Aku jadi ga pede ketemu kamu dengan body gini. Haha," ucap Tika

"Maaf ya Tika, aku lupa karena sering ketemu pasien. Gak usah malu kenapa malu soal body. Kamu masih cantik kok," ucap Jeno memuji sedikit

Tak berapa lama Luna datang dan mendengar Jeno memuji wanita yang ada dihadapannya. Bukan apa-apa, Luna hanya tidak ingin Jeno menikah lagi. dia menganggap Jeno sedang merayu seseorang.

"Pa, udah selesai yuk pulang," ucap Luna sedikit jutek tanpa menyapa teman Papanya.

"Ini anak kamu," tanya Tika

"Iya," sahut Jeno kemudian ia menyentuh bahu Luna agar menyapa temannya tersebut

"Luna kenalkan, ini Tante Tika. Teman kuliah Papa dulu, juga pasien Papa. Dia juga sering main loh sama kamu waktu kecil," ucap Jeno kemudian mengambil kartu debit yang sudah selesai di gunakan untuk pembayaran sekaligus mengambil barang belanjaan putrinya

"Luna ga inget, salam kenal ya Tante,"

"Haha ya wajar kalau tidak ingat karena saat itu kamu masih kecil sayang," ucap Tika

"Iya mohon dimaklumi ya Tika, Kamu apa kabar? Gimana anak-anak dan suami?" tanya Jeno

"Aku udah janda sekarang. Udah lumayan lama sekitar 5 tahun No. Anak-anak juga baik, sudah SMA sebaya Luna sama SMP kelas dua sekarang," ucap Tika

"Turut berduka ya Tika, maaf aku tidak melayat saat itu," ucap Jeno

"Tidak apa-apa. Oh ya teman-teman mau ngadain Reunian nih, tapi belum tau pasti kapannya,"

"Oh ya wah seru juga ya kalau Reunian," ucap Jeno sementara Luna sudah berbisik untuk segera pergi

"Pa, ayo pulang Luna udah capek," ucap Luna berbisik namun sengaja suaranya di besarkan.

"Hehe maaf ya Tika," ucap Jeno merasa tidak enak dengan temannya, "Mungkin lain waktu kita bisa berbincang-bincang lagi,"

"Oh baiklah, nomer kamu masih yang lama kan?"

"Iya, masih nanti lanjut by phone lagi ya, maaf ni bocil ku lagi bete kayaknya hehe," sahut Jeno kemudian pergi meninggalkan Tika

Saat perjalanan menuju mobilnya, Jeno menasihati Luna untuk tidak berbuat seperti itu. Apalagi saat bertemu teman yang sudah lama tidak bertemu. Meski hanya sekedar menanyakan kabarnya.

"Teman lama kalau di deketin pasti nanti jatuhnya makin deket Pa," ucap Luna

"Lah apa masalahnya Luna, kalau dekat malah bagus kan? Kita itu susah dapat teman yang baik dan dekat,"

"Luna gak mau ya Papa nikah lagi,"

"Astaga jadi itu yang kamu pikirin dari tadi?" terka Jeno dan membuat Luna terdiam seketika bahkan ia terus terdiam saat masuk ke dalam mobil.

Tanpa menjawab itu tandanya terkaan Jeno benar. Setelah masuk dan mengikat seat belt-nya, Jeno meraih tangan Luna dan berkata

"Sampai sekarang Papa menduda karena Papa masih mencintai Mama kamu, dan seumur hidup Papa akan selalu merawat kamu hingga kamu dewasa dan menemukan pasangan yang kamu cintai," ucap sang Papa

Namun saat ia berkata seperti itu, ada perasaan tidak tega melepaskan Luna untuk pria lain. Meskipun masih jauh untuk melangkah kesana.

"Papa tidak pernah mengajarkan kamu menjadi anak yang tidak sopan didepan orang yang lebih tua, memasang wajah jutek seperti itu. Nanti dikira Papa kurang mendidik kamu, jangan di ulang lagi ya Luna?" ucap Papa

"Maafin Luna ya Pa, karena bersikap tidak sopan didepan teman Papa. Luna hanya takut kalau Papa menikah lagi, karena Luna dengar Papa bilang cantik ke Tante itu," sahut Luna

Jeno ingin tertawa namun ia tahan karena mereka masih dalam perbincangan serius.

"Janji ya tidak diulangi lagi," ucap Papa

"Iya janji Pa," sahut Luna

Dan mereka melingkarkan jari kelingking mereka tanda janji telah disepakati. Luna tersenyum kembali, tidak lagi menampakkan wajah cemberutnya.

Senyummu mirip Mama mu Luna, sangat manis batin Jeno

Papa ga tau sih tatapan tante Tika, awas aja kalau dia sampai deketin Papa aku kerjain sampai kapok, batin Luna dengan menyeringai

Sementara di lain tempat Tika begitu bahagia setelah sekian lama tidak bertemu dengan Jeno. Diam-diam Tika menaruh hati pada Jeno saat di bangku kuliah dulu. Namun Jeno tidak pernah melihat dirinya, dia hanya menganggap Tika sahabat baik seperti Marten

Terpopuler

Comments

WindA¹

WindA¹

nasihat mu adalah janji yang sudah kau langitkan dalam doa mu jeno.
hati² itu

2023-09-25

0

🦂⃟ᴍɪʟᷤᴀᷤʜᷫ ᶜᵘᵗᵉ ✹⃝⃝⃝s̊S

🦂⃟ᴍɪʟᷤᴀᷤʜᷫ ᶜᵘᵗᵉ ✹⃝⃝⃝s̊S

kalo gk boleh nikah lagi sama orang lain nikahnya sama kamu aja lun

2023-09-13

0

🏘⃝AⁿᵘKuli Tinta𝐙⃝🦜Kᵝ⃟ᴸ

🏘⃝AⁿᵘKuli Tinta𝐙⃝🦜Kᵝ⃟ᴸ

waduuu anaknya juga posesif 🤧

2023-09-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!