Terpesona

Jeno adalah pemilik rumah sakit, namun dia tetap bekerja sebagai dokter kandungan disana. Meskipun sibuk, ia tetap memberikan waktu untuk putrinya.

Saat Jeno bertugas, bayangan akan Luna selalu hadir. Semua dimulai saat Luna tak sengaja mengecup bibirnya. Ada perasaan aneh yang datang tiba-tiba, sekian lama dia menduda perasaan itu muncul kembali.

Sementara disekolahan Luna, gadis itu sama sekali tidak menanggapi apa yang ia lakukan pagi tadi. Luna juga tidak tahu siapa ayah kandungnya, Jeno belum siap mengatakan terlebih saat sang kakek meninggalkannya. Ia takut jika Luna juga akan meninggalkan dirinya, ia berencana akan mengatakan semuanya saat usia Luna 17 tahun.

"Luna," panggil Arya dari bangku belakang. Sedangkan Luna duduk di bangku depan.

Luna menoleh dan berkata, "Hemm apa?"

"Nanti jadi nonton gak?"

"Eh aku bilangnya kita kerja kelompok ya, jadi nanti kita bikin tugas kelompok dulu, baru deh jalan-jalan," ucap Luna

"Gampang sih itu, tugasnya cuma kliping doang kan? Aku udah nempelin, tinggal bawa ke Abang fotokopian trus di jilid deh," sahut Azkha teman sebangkunya, dia perempuan namun memiliki sifat sedikit tomboy.

"Wah keren si Azkha, tapi kalau bisa cepetan ya keburu bioskopnya dimulai," sahut Dinduts yang duduk tepat di depan bangku Arya

"Eh cowoknya siapa lagi yang ikut, masak cuma aku?" protes Arya

"Ya kan yang pasangan cuma kamu ma Luna," goda Dinduts yang sebenarnya memiliki nama Dina, namun karena dia memiliki body yang gendut sehingga nama panggilannya menjadi Dinduts.

"Ih sorry ya kita bukan pasangan," sahut Luna

"Duh belum apa-apa udah di tolak," ucap Arya yang kemudian semuanya terkekeh.

Tak berapa lama sang guru pun datang memasuki kelas dan menyuruh semuanya untuk tenang.

Hemm Papa marah gak ya kalau tahu kita mau ke bioskop bukannya kerja kelompok, batin Luna seraya berpikir

"Ah semoga Papa gak marah, sekali-kali nonton bareng temen hehe," gumam Luna.

Beberapa jam kemudian, tanpa terasa bel pulang sekolah berbunyi. Luna dan teman-temannya segera mengemasi buku dan peralatan menulisnya dan memasukkan ya kedalam tas.

Setelah berdoa dengan keyakinan masing-masing, mereka segera keluar menuju tempat fotokopian. Tepatnya ada di seberang sekolahnya.

Tak berapa lama selang beberapa menit, Jeno sudah berada di sekolah Luna untuk menjemput putrinya, dia berencana akan mengantarkan Luna ke tempat temannya untuk kerja kelompok. Namun yang terjadi, Jeno melihat Luna dan teman-temannya ada di seberang sekolah. Dan mereka hendak meninggalkan tempat fotokopian.

Yang lebih membuat Jeno khawatir adalah Luna berboncengan dengan seorang pria. Mereka terlihat tertawa riang.

"Sebaiknya aku ikutin Luna," gumam Jeno yang melihat Luna dari kejauhan.

Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, Luna dan teman-temannya memasuki kawasan mall. Jeno pun menggelengkan kepala merasa anaknya sudah pandai berbohong.

"Jadi Luna sekarang sudah pandai berbohong ya, katanya mau kerja kelompok dirumah temen tapi malah ke mall," gerutu Jeno didalam mobil dan sedang mencari tempat parkir

Jeno memarkirkan dengan cepat lalu terus mengikuti Luna dan temannya dari kejauhan. Dia sempat kehilangan jejak, namun bertemu lagi saat Luna dan teman-temannya sedang melangkah masuk kedalam bioskop.

Jeno pun segera memotret Luna saat memasuki bioskop. Dia tidak ingin mencegahnya sekarang karena kemungkinan tiket sudah dipesan. Jadi Jeno akan menghampirinya saat gadis kecil itu selesai menonton.

Dua jam berlalu, Luna dan teman-temannya keluar dari bioskop, mereka membicarakan alur cerita yang tadi mereka tonton.

"Seru banget ya, aku berasa kayak tokohnya gitu," ucap Dinduts

"Ahh bedalah tokohnya langsing," protes Arya

"Ih Arya nyebelin," Dinduts tidak terima dia pun menggelitik perut Arya.

Tak berapa lama Jeno pura-pura lewat dan melihat Luna berada di depan bioskop.

"Duh itu kan Papa," Luna kemudian bersembunyi di belakang Arya yang bertubuh tinggi

"Loh kalian teman-temannya Luna ya," sapa Jeno

"I-iya om," ucap Dinduts dan Azkha bersamaan, sementara Jeno berpura-pura mencari keberadaan Luna.

"Luna, kamu ngapain ngumpet hah? Ayo sini," ucap Jeno

Kemudian Luna keluar dari persembunyiannya dan terkekeh kecil

"Eh ada papa hehehe," ucap Luna

"Katanya kerja kelompok? Trus kenapa disini?" tanya Jeno

"Anu om, tadi kita ngerjain dulu di sekolah trus setelah selesai kami main kemari," jawab Arya

"Iya om kita udah selesai bikinnya kok, ini tugasnya," ucap Azkha membenarkan dan memperlihatkan tugas kliping mereka

Jeno mengambilnya dan melihat tugasnya yang diisi beberapa nama salah satunya Luna.

Oh jadi ini tugas yang tadi mereka jilid di fotokopian, batin Jeno

"Ya sudah, kalau begitu gimana kalau kita makan siang bareng ya," ajak Jeno

"Wah bener nih om, yuk yuk , makasih ya om," ucap Dinduts yang nomer satu kalau soal makan, semuanya pun tertawa.

Jeno mentraktir teman-teman Luna makan siang di sebuah restoran cepat saji. Yang gambarnya orang tua berjanggut hehe.

Saat makan, Jeno memperhatikan Luna entah kenapa putri sambungnya itu semakin lama semakin cantik. Bahkan saat makan dan melahap makanan pun terlihat imut baginya. Segera Jeno menepis pikiran aneh yang bersarang dikepalanya.

Setelah menghabiskan makanannya, teman-teman Luna pamit pulang. Sementara Luna masih di mall dengan Papanya.

"Makasih ya Pa udah traktir temen-temen Luna," ucap Luna

"Iya, sama-sama kan jarang-jarang juga,"

"Habis ini jangan pulang ya Pa, Luna mau beli baju buat pesta ulang tahun nanti. Baju Luna udah pada gak muat soalnya,"

"Masak sih, bukannya masih ada ya yang muat?"

"Ih Papa, muat sih muat tapi udah kependekan roknya. Emangnya Papa mau Luna keluar pamerin paha Luna?" tanya Luna

"Gak terasa ya kamu cepet tinggi, yaudah kita cari yang panjang sekalian jangan dibawah lutut," ucap Jeno

"Tergantung modelnya lah," ucap Luna yang tidak mau kalah.

Mereka pun masuk ke sebuah butik ternama, Luna langsung mencari pakaian yang dia mau sementara Jeno duduk di sofa lobby. Jujur saja dia tidak tahu kalau soal Fashion yang dia tahu apakah pakaian itu cocok dikenakan atau tidak.

Pakaian pertama yang Luna coba, langsung di perlihatkan pada sang Papa.

"Pa...lihat ini, bagus gak?" tanya Luna memperlihatkan gaunnya dan berputar kemudian tersenyum centil

Seketika itu juga jantung Jeno mendadak berhenti, pesona putri sambungnya telah mencuri hatinya. Jeno menelan salivanya. Sungguh dia tidak tahan melihat kecantikan yang terpancar dari paras Luna yang beranjak dewasa.

"Cantik," satu kata yang keluar dari mulut sang Papa, ia melihat Luna tanpa berkedip dan sangat terpesona

Astaga dia sangat mempesona...batin Jeno

Terpopuler

Comments

🦂⃟ᴍɪʟᷤᴀᷤʜᷫ ᶜᵘᵗᵉ ✹⃝⃝⃝s̊S

🦂⃟ᴍɪʟᷤᴀᷤʜᷫ ᶜᵘᵗᵉ ✹⃝⃝⃝s̊S

kayaknya saat Jeno ngasih tau siapa luna sebenarnya. . sekalian ngelamar deh. si jeno udah gk tahan sama pesona luna

2023-09-13

0

🏘⃝AⁿᵘKuli Tinta𝐙⃝🦜Kᵝ⃟ᴸ

🏘⃝AⁿᵘKuli Tinta𝐙⃝🦜Kᵝ⃟ᴸ

Jeno ini ngerawat jodoh sendiri ya 🤣

2023-09-10

0

Kᵝ⃟ᴸ...🍾⃝ͩVᷞɪᷰสᷡИᷧ

Kᵝ⃟ᴸ...🍾⃝ͩVᷞɪᷰสᷡИᷧ

astgaaaa mkin ksini mkin aneh ini jenooo... inget umuuuuur😭😭😭

2023-09-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!