Tiba di restoran Amel masuk dari pintu belakang seperti biasa nya,meski wajah nya terlihat kurang enak di lihat namun karna ia orang nya lembut dan sopan jadi orang-orang yang bekerja di sana jadi tak risih dengan nya. Ia memang hanya bertugas di bagian dapur saja tak pernah mau keluar takut nya pembeli restoran akan risih dan merasa kotor dengan nya.
Namun saat restoran masih tutup atau mereka sedang menyiapkan semua nya ia ikut membantu jika sudah saat nya buka baru ia akan terus berada di dapur.
"Pagi semua"sapa Amel dengan senyum di wajah nya menyapa mereka.
"Pagi Mel"jawab mereka.
"Aku ke kebelakang dulu simpan tas"ucap Amel di angguki mereka.
Mereka bekerja sama agar cepat selesai dan restoran buka,karna mereka akan buka tepat jam sembilan pagi dan tutup paling lama jam sepuluh malam namun jika ada yang membooking restoran mereka untuk acara tertentu baru lah mereka akan lembur yang kadang sampai jam satu malam.
"Apa semua bahan kita sudah lengkap mbak"tanya Amel pada koki yang juga sama-sama bagian memasak dengan nya.
"Sudah Mel baru mbak cek"ucap nya di angguki Amel.
"Semoga hari ramai biar dapat bonus seperti bulan kemaren"ucap Karin membuat Amel tertawa mendengar nya.
"Iya mbak biar jalan-jalan kita"sahut Amel.
"Jalan-jalan nya bulan depan nya lagi Mel mbak lagi butuh uang soal nya,adek mbak kan mau masuk sekolah bayaran nya banyak maklum sekolah atas"ucap mbak Karin.
"Ohh adik mbak udah lulus smp dong"ucap Amel.
"Iya lah mel kalau gak lulus gak akan masuk sekolah atas"celetuk mbak Karin.
"Hehehe"Amel cengengesan mendengar celetukan mbak Karin yang benar adanya.
Kini mereka di mulai di repotkan dengan alat masak di depan mereka karna restoran sudah buka dan pelanggan mulai berdatangan satu persatu. Amel dengan lihai memainkan pisau di tangan nya juga memasak bahan di depan nya karna sudah terbiasa jadi tak membuat nya repot dan takut sama sekali.
Saat jam istirahat ia berjalan menuju musholla di belakang restoran yang tersedia untuk melaksanakan kewajiban nya sebagai umat muslim,ia selalu lebih awal pergi sholat karna membasuh wajah nya saat berwudhu jadi sebelum ada orang datang ia akan sholat lebih awal dan akan memoles wajah nya kembali setelah selesai seperti semula karna rekan nya yang lain akan memilih istirahat lebih dulu sebentar.
"Makan dulu Mel"ucap mbak Karin melihat Amel sudah kembali.
"Iya mbak aku juga udah lapar nih"ucap Amel segera mengambil makan untuk nya karna waktu istirahat mereka hanya empat puluh lima menit saja dan akan bergantian dengan yang lain untuk istirahat.
"Ini udah semester baru lo Mel kau gak jadi mendaftar kuliah"tanya mbak Karin menatap Amel yang kini sudah duduk di samping nya.
"Seperti nya tahun ini belum mbak mungkin tahun depan"ucap Amel.
"Loh kenapa bukan nya tahun kemaren kamu bilang akan mendaftar tahun ini"tanya mbak Karin heran karna memang Amel sudah menganggur setahun setelah lulus sekolah.
"Seperti nya gak jadi mbak kan masuk kerja mulai pagi sampai malam"jawab Amel.
"Benar juga sih Mel"ucap mbak Karin membernar kan ucapan Amel.
Amel memang dulu ingin melanjutkan pendidikan nya lagi namun saat melihat restoran milik nya maju membuat nya mengurungkan niat nya,ia memilih untuk fokus pada bisnis milik nya saja apalagi saat menikah nanti ia hanya ingin fokus pada keluarga kecil nya saja tanpa bekerja.
"Kenapa kau jadi melamun Mel"tanya mbak Karin menatap Amel yang malah berhenti makan.
"Ehh gak kok mbak"cengir Amel kambali melanjutkan makan nya.
Akhir nya mereka kembali melanjutkan makan hingga selesai,tak terasa sekarang sudah pukul sepuluh malam Amel tiba di rumah.
"Seperti nya pemilik rumah ini belum kembali masih gelap semua"gumam Amel menutup pintu dan masuk ke dalam rumah yang masih gelap gulita.
Ia pun mulai menghidupkan lampu agar rumah terlihat terang,Amel tersenyum tipis menatap sekitar yang kini sudah terang dan akan melangkah masuk ke dalam kamar nya untuk istirahat.
"Besok minggu aku libur lebih baik membeli bahan masakan untuk jaga-jaga mana tahu di perlukan"gumam nya yang akan melangkah ke kamar mandi.
Tok tok tok
"Heii buka pintu"ucap seseorang dari luar dengan suara keras.
"Ehh kenapa nih"ucap Amel segera bergegas membuka pintu.
"Ada apa tuan"tanya Amel.
"Besok kau jangan pergi kemana pun papa meminta ku membawa mu ke rumah"ucap Alvin ketus.
"Baik tuan"ucap Amel mengangguk.
"Ingat jangan mengatakan hal apapun pada papa ku jika dia bertanya diam saja"ucap Alvin.
"Baik tuan"ucap Amel tenang.
"Menyusahkan saja"dengus Alvin berlalu ke lantai atas dimana kamar nya setelah memberitahukan nya pada Amel. Saat di kantor tadi papa nya meminta untuk datang ke rumah membawa Amel beruntung Feri sudah keluar dari ruangan nya hingga tak ada yang tahu jika dia sudah menikah.
Amel sendiri kembali menutup pintu dan mengunci nya ia pun ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya dan langsung tidur setelah selesai.
.......
Pagi hari seperti yang di katakan oleh Alvin semalam,kini Amel telah bersiap dengan gamis berwarna toska juga dengan jilbab yang ia tata rapi setelah selesai ia keluar dari dalam kamar menunggu Alvin di luar.
"Ayo"ucap Alvin ketus berjalan lebih dulu tanpa menatap ke arah Amel.
Mereka pun masuk ke dalam mobil Alvin menuju kediaman orang tua Alvin,tiba di sana kedua nya turun dari dalam mobil dan melangkah masuk ke dalam rumah.
"Kalian sudah datang"ucap pak Bram tersenyum tipis menatap anak dan menantu nya.
"Ada apa papa menyuruh ku membawa nya ke sini"tanya Alvin langsung tanpa menjawab ucapa papa nya.
"Ck kalian duduk dulu ada yang ingin papa katakan"ucap pak Bram.
Kini kedua nya duduk di depan pak Bram juga ibu Sarah mama nya Alvin yang dari tadi diam saja tanpa bicara apapun.
"Sebulan lagi ulang tahun perusahaan kita rencanya sekaligus papa ingin mengumumkan pernikahan kalian setelah itu baru kita adakan resepsi"jelas pak Bram.
"Papa apaan sih Alvin sudah katakan jika pernikahan ini hanya sementara saja pah"ucap Alvin mendelik.
"Kau tahu pernikahan adalah hal yang sakral Alvin"ucap pak Bram menatap tajam putra nya tersebut.
"Aku tahu pa tapi pernikahan ini buka ke inginan ku papa yang memaksa ku untuk menikah jadi jangan salahkan aku jika berkata seperti itu"ucap Alvin yang tak takut dengan tatapan sang papa sama sekali karna bagi nya sudah biasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments