Disebuah ruangan penjara besi berdinding kayu terlihat para pria muda dengan pakaian lusuh dan tak sedikit pula yang memakai pakaian compang camping, sedangkan para wanita berada di ruangan penjara sebelahnya dengan kondisi yang tak jauh berbeda, tempat ini adalah tempat penjara untuk para budak, tempat jual beli budak ilegal. Para bangsawan yang menginginkan seorang budak akan datang kesana, ia membelinya setelah memilih budak itu dengan seksama sesuai apa yang mereka butuhkan, ada yang sengaja dipekerjakan untuk menjadi pelayan atau juga pemuas hasrat bagi para pria dan wanita yang kesepian karena para bangsawan sering kali melakukan pernikahan politik demi keuntungan satu sama lain.
Sedangkan dua orang anak laki laki berambut hitam dan perak dengan warna bola mata merah kekuningan berada di penjara terpisah dengan orang orang, dia adalah Ferderick Steward dan Adiknya Kaisan Steward, anak berusia sepuluh dan tujuh tahun itu meringkuk bersebelahan diruangan itu, dalam sekejap kehidupan mereka berubah total, dari seorang anak anak yang hidup bahagia di kastel mewah keluarga Count yang dipenuhi kasih sayang dan perlakuan hormat orang orang sampai berakhir di penjara budak.
Setelah bisnis orang tuanya bangkrut karena ditipu oleh koleganya, ayah dan ibunya meninggal dunia secara bersamaan karena terlibat kecelakaan kereta kuda, tak cukup dengan hanya membawa kabur uang bisnis count, penipu itu juga berhutang kepada rentenir dengan jumlah yang sangat besar menggunakan jaminan harta count dengan mencuri stempel keluarga.
Setelah mereka diusir dari tempat tinggal mereka sendiri mereka dibawa oleh kerabat jauh keluarga mereka yaitu Baron Kaman, pria berusia lima puluhan bertubuh gempal itu membawa Ferderick dan kaisan pergi, tanpa kecurigaan apapun mereka yang telah putus asa kehilangan tempat tinggal dan orang tuanya secara bersamaan menerima dengan senang hati uluran tangan dari seseorang yang mengaku sebagai kerabat orangtua mereka tanpa kecurigaan apapun.
Setelah perjalanan yang memakan waktu berjam jam akhirnya kereta kuda berhenti, Baron Kaman menyuruh Ferderick dan Kaisan turun, alih alih melihat sebuah rumah layak huni seorang bangsawan mereka malah dihadapkan oleh pemandangan bangunan kumuh yang terbuat dari kayu, perasaan Ferderick mulai tak tenang namun ia tak bisa menolak ajakan pria itu untuk mengikutinya masuk kedalam sana.
"Apa ini rumah tuan Baron kaman Kak?" bisik Kaisan, ferderik meresponnya dengan mengangkat jarinya didepan bibir agar kaisan berhenti berbicara karena ferderick tengah mengamati situasi, kaisan mulai ketakutan karena melihat seorang pria bertubuh besar dan berkepala plontos yang tampak garang keluar menyambut mereka dengan melemparkan tatapan bengis kepada anak anak itu.
Setelah Tuan Baron menyelesaikan obrolannya dengan pria itu, dan mendapatkan sekantong koin emas segerombolan pria datang dan menyeret Ferderick dan Kaisan, Mereka berdua sungguh kebingungan, ia memanggil manggil baron Kaman namun pria itu hanya tersenyum licik kepada ferderick, ia menyadari pria gemuk itu telah menipu mereka berdua. ferderick terperangah melihat mereka melewati penjara didalam bangunan kumuh itu, terlihat banyak orang yang dipenjara disana dengan keadaan yang terlihat tak sehat dan pakaian yang kumal dan lusuh.
Para pria bertubuh besar itu melempar mereka berdua di ruangan terdalam bangun itu, "apa yang kalian lakukan!! keluarkan kami dari sini" teriak Ferderik, sedangkan Kaisan bersembunyi ketakutan dibelakang punggung kakaknya.
"Hihihi, kalian akan keluar dari sini setelah kalian cukup besar dan wajah tampan itu mampu menghasilkan banyak uang untuk kami" ucap seorang pria yang mengunci penjara itu sembari meringis.
"Huhuhuhu...aku takut kakak" Kaisan terus menangis setelah para pria itu meninggalkan mereka.
"Tenanglah Kaisan, kakak akan mencari cara agar kita bisa keluar dari tempat ini" Ferderick mengelus elus punggung adiknya untuk menenangkannya. Lama kelamaan kaisan tertidur dipangkuan kakaknya.
Ferderick terdiam, mengapa mereka berdua harus mengalami hal hal menyedihkan yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya,bagaimana caranya agar mereka dapat melarikan diri dari tempat itu, pikiran pikiran seperti itu terus terlindas dipikiran anak sepuluh tahun itu. tangan ferderick mengepal.
Baron Kaman sialan, aku akan benar benar membunuhmu!
Hari berganti hari namun mereka masih terus terkurung disana, para penjaga terus berkeliling memeriksa sehingga ferderick terus kehilangan kesempatannya untuk melarikan diri.
Pagi hari mereka dibangunkan oleh suara penjaga yang melemparkan roti keras kepada mereka, awalnya ferderick dan kaisan tak bisa menelan roti keras itu, tapi lama kelamaan mereka terbiasa makan makanan yang biasa dimakan oleh seorang budak, karena mereka harus makan agar bertahan hidup dan memiliki tenaga untuk melarikan diri. Sesimpel itu lah pemikiran anak yang dipaksa berfikir dewasa karena keadaan yang terdesak.
Setelah mereka menghabiskan waktu kurang lebih satu tahun di penjara budak, akhirnya kesempatan mereka kabur terbuka, ferderick melihat penjaga menjatuhkan kunci penjaranya saat ia menaruh di kantong celana, anak itu diam diam mengambil kunci setelah memastikan disekitarnya tak ada yang melihat.
Ia benar benar harus berhati hati, tidak boleh gagal dalam percobaan pertama karena selama satu tahun ini ia telah melihat beberapa kali orang orang yang mencoba kabur dan kembali tertangkap, mereka akan dipukuli didepan para budak yang lain sampai hampir mati,hal itu dilakukan dengan sengaja sebagai peringatan agar para budak yang melihatnya tidak akan berani mencoba kabur, ferderick terus menghawatirkan adiknya yang masih polos dan tak tahu apa apa.
Tiba tiba Pria berkepala plontos itu datang bersama seorang Nyonya bangsawan dengan pakaian glamor berbelahan dada rendah dan membawa kipas di tangannya untuk menutupi sebagian wajahnya, wanita itu berusia empat puluhan, perlahan mereka semakin mendekat dan mereka berhenti di depan Ferderick dan Kaisan.
Kedua orang itu menatap Ferderick lekat lekat, perempuan itu seakan tengah menilai tubuh ferderick dari ujung rambut sampai ujung kaki, ferderick terus menatap mereka waspada.
"Bagaimana menurut anda Nyonya?"
"Sangat sempurna jika lima tahun lagi"
"Ya, anda benar, saya membeli mereka dengan harga yang sangat tinggi"
"Jika barangnya seperti ini saya pun rela mengeluarkan biaya tinggi, lihatlah tatapan matanya sekarang, lima tahun lagi saya yakin tatapan itu akan sangat mempesona jika dilihat di atas tempat tempat tidur, benar bukan?"
"Tentu saja Nyonya, anda sangat hebat menilai suatu barang"
"Ya, saya akan membawanya besok"
"Apa anda tidak terlalu terburu buru nyonya?"
"Saya ingin mendidiknya sendiri dengan kedua tanganku agar ia tunduk kepadaku lebih cepat, apa tidak boleh?" mata wanita itu melirik tajam ke arah pria disampingnya.
"Ten tentu saja boleh nyonya, anda bisa membawanya kapanpun, apa anda akan membawa keduanya?"
Wanita itu menggeleng "Untuk apa saya membawa anak yang masih terlalu muda itu"
"Ya, anda benar"
"Pakaikan pakaian bagus yang cocok untuknya, saya akan menjemputnya besok pagi" mereka melanjutkan percakapan dengan berjalan meninggalkan tempat itu.
"Apa yang mereka bicarakan kak?" tanya kaisan dengan wajah polos, ia sama sekali tak mengerti apa yang barusaja di dengarnya.
"Bukan apa apa, kita harus melarikan diri malam ini kai, jika tidak kita akan dipisahkan"
"Jangan tinggalkan aku kak huhuhu"
"Tidak, kakak tidak akan pernah meninggalkanmu disini sendirian, tenanglah" Ferderick menenangkan adiknya yang menangis sembari memikirkan cara untuk bisa melarikan diri malam ini.
Bersambung..........................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments