Rubia mulai berjalan dengan tegak menuju tempat latihan, pundak kecilnya yang tampak rapuh terlihat amat tegar,ekspresi wajahnya tak berubah meskipun sengatan panas matahari musim panas membakar kulitnya.
"Anda terlambat Yang Mulia!" ucap tegas Sir Harington.
"Maafkan saya" jawab Rubbia seraya menundukkan wajahnya.
"Jika besok anda terlambat sekali lagi saya akan memberitahukan kepada Baginda Kaisar!" pria itu terus berbicara dengan nada suara yang amat dingin.
"Baik" gadis kecil itu mengangguk dengan patuh dan mengangkat pedang berat yang telah dipersiapkan oleh gurunya, ia berlatih dengan tekun dan terus fokus mendengarkan arahan dari Sir Harington.
Grand Duke Jeromme Harington adalah Guru yang bertanggung jawab atas pendidikan ilmu pedang putri Rubbia, dia memiliki pangkat ketua di pasukan ksatria dan keluarganya secara turun temurun menjadi pelindung Kaisar dan kekaisaran karena keluarga Harington adalah satu satunya keluarga yang tersisa yang ikut serta dalam pendirian Kekaisaran , pria berusia empat puluhan itu memiliki perawakan tinggi besar berambut perak dan bermata kehijauan, pria itu sangat tegas dan disiplin dalam pelajarannya, Duke Harington memiliki seorang putra yang digadang gadang sebagai calon Tunangan Putri Rubia.
Sementara Kaisar Ailen tengah menahan mati matian perasaannya yang semakin tak nyaman dan terus bergejolak di dalam hati dan fikirannya ketika tengah menghadiri rapat hariannya bersama para menteri dan bangsawan tingkat tinggi. Ia terus merasa gelisah, disaat saat seperti itu biasanya ia akan mencari istrinya yaitu Ratu issabella dan akan menghabiskan waktu yang panas bersama, entah itu siang atau malam bukanlah halangan baginya, namun anehnya semakin hari ia merasa semakin tak puas dengan istrinya itu dan waktu yang dihabiskan bersama istrinya tak lagi memuaskan dahaganya, benar, kini gejalanya mulai membuatnya menderita.
Kaisar mengepalkan telapak tangannya dan meremas kertas prastisi yang ada dihadapannya "Baik, kita akhiri rapat hari ini, kalian bisa meninggalkan ruangan terlebih dahulu!" ucap kaisar membubarkan orang orang.
Semua orang meninggalkan ruangan, dan tersisa Duke Verano yang beranjak dari tempat duduknya melangkah menghampiri kaisar. "Saya akan mengantarnya ke tempat tidur anda, silahkan anda menunggu di di kamar dengan tenang dan nyaman Yang Mulia" bisiknya di telinga kaisar. Kaisar dan duke Verano saling menatap dan tersenyum smirk.
Diam diam Duke Hillard Verano yang telah menyadari gejala dari Kakak iparnya itu, ia mengirimkan para wanita cantik yang entah berasal dari mana ke kamar sang Kaisar tanpa sepengetahuan Kakak kandungnya yaitu Ratu issabella, karena di kekaisaran Grosjean ini memiliki hukum monogami, hukum yang mengharuskan seorang pria hanya bisa memiliki satu pasangan termasuk Kaisar sendiri.
Bukan tanpa alasan, Duke Verano memang sengaja mendekati kaisar agar kaisar terus bersandar dan semakin mempercayainya, pria berambut pirang itu memiliki maksud tersembunyi dibalik kebaikannya kepada kaisar, ia terus berusaha menonjolkan Putra sulungnya yang berusia sedikit lebih muda dari Rubia kepada kaisar dengan harapan agar putranya yang akhirnya dipilih oleh kaisar untuk mewarisi takhtanya dan pria itu selalu memojokkan Rubia disetiap kesempatan, itu sebabnya Kaisar dan Ratu semakin goyah untuk mempercayakan takhta kepada putri mereka satu satunya.
Setelah melakukan sesi latihan ilmu pedang berakhir Rubia berjalan menuju ruangan kerja Kaisar yang berada jauh dari tempatnya berlatih,itu adalah salah satu tugas yang diberikan kepada Rubia, agar kaisar dapat mengontrol dan mengetahui perkembangan belajar putrinya, ia menghentikan langkahnya di depan ruangan tersebut.
Tok tok tok, ia telah mengetuk pintu beberapa kali namun tak ada jawaban, Rubia menoleh kekanan dan kekiri, para penjaga pun tak berada ditempatnya, ia membuka pintu ruangan itu dan masuk, kaisar tak berada diruang kerjanya, Rubia kembali berjalan dan berhenti tepat didepan kamar kaisar, ia mengetuk namun tak mendapatkan respon sementara dari dalam terdengar suara seorang wanita yang tertawa dengan manja.
Rubia membuka pintu kamar tersebut, ia sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya, matanya membelalak , ia menggigit bibirnya serta tubuhnya gemetar, Kaisar tengah berada diantara dua wanita yang hanya mengenakan jubah tipis di tubuhnya. Kaisar menoleh kearahnya setelah salah satu wanita itu memberitahukannya.
Tanpa sadar mulut Rubia mengeluarkan isi hatinya "Kotor dan menjijihkan!"
Kaisar segera lari kearahnya dengan merapihkan pakaian yang telah berantakan, Rubia menyadari apa yang baru saja diucapkannya kepada Kaisar negara ini, tubuh kecilnya semakin gemetar, kakinya melangkah mundur dua langkah dari tempatnya berdiri.
Kaisar sampai dihadapannya dan menampar Rubia dengan keras berkali kali sampai tubuh kecil itu ambruk ke lantai dan kedua pipinya membiru. "Dasar anak tidak sopan tak tahu diri, berani beraninya mulutmu mengeluarkan kata kata seperti itu kepada kaisar negeri inii!!!"
Seketika para pelayan dan ksatria yang berjaga di sekitar sana berkumpul dan menyaksikan Kaisar yang memukuli anak perempuannya, namun mereka hanya penonton tak ada satu pun yang berani menghentikan perbuatan Kaisar. Kaisar berhenti memukulinya setelah melihat para pekerjanya berkerumun.
"Jika ada yang berani membuka kamar pribadiku tanpa seijinku, siapapun itu leher kalian akan kutebas!!!" teriak kaisar. ia meninggalkan putrinya yang terluka dan kembali masuk kedalam kamar dan melanjutkan aktifitasnya tanpa memperdulikan tanggapan orang lain.
Sir Barnes yang telah menyaksikan itu menghampiri Rubia yang telah bangkit dan berdiri "Anda baik baik saja Yang Mulia?" untuk pertama kalinya Rubia melihat wajah pria itu yang berekspresi mengasihaninya, justru ekspresi seperti itulah yang paling dibenci oleh Rubia, Rubia hanya mengangguk dan berjalan menjauh dari tatapan iba atau hanya sekedar mengasihani yang ditunjukkan oleh orang orang yang melihat dirinya dipukuli tanpa ampun oleh ayah kandungnya sendiri.
Dengan cepat Ratu Isabella telah mengetahui kejadian yang menimpa putrinya, wanita cantik berambut pirang yang mirip dengan Rubia muncul dihadapannya sebelum ia sampai di kamarnya. Ratu membelai pipi Rubia dengan lembut dan memeriksa seberapa wajahnya yang terluka.
"Dasar Kaisar bodoh, bagaimana bisa dia melukai wajah cantik putriku,kau akan kesulitan jika memiliki bekas luka diwajah,kau harus mencari suami yang bisa meneruskan takhta kerajaan jika kau lemah" ucapnya dengan suara yang lembut namun arti dari bisikan lembut itu lebih menyakiti perasaan Rubia daripada pipinya yang dipukuli oleh ayahnya.
Lydia berlari setelah mendengar apa yang terjadi kepada Rubbia, ia membuka kamarnya, terlihat Rubia tengah duduk dihadapan cermin, jangankan menangis, ia sama sekali tak menunjukkan rasa sakitnya, lydia menghampirinya kemudian memeluknya dengan segenap hati, lydia benar benar merasa sedih dengan apa yang telah dialami oleh Nona nya.
"Apa tidak sakit Yang Mulia? Baginda Kaisar sangat keterlaluan" lydia menatap wajah mungil yang dipenuhi luka yang telah membiru dengan mata yang berkaca kaca, Rubia merasa lebih baik karena Lydia selalu menangis dan menggantikannya bersedih karena ia tak diperbolehkan menunjukkan sisi lemahnya kepada orang lain termasuk Lydia. Lydia segera mengompres lalu mengobati lukanya.
Rubia berbaring di atas tempat tidurnya setelah berganti pakaian tidur, ia memandang langit yang gelap dari jendela besar di kamarnya, perlahan lahan ia terlelap.
Bersambung......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Sergiy Karasyuk Lucy S.K.L.
Kaisar gendeng ya !?
Poor Rubia
2023-04-11
0