Perlahan pria bertubuh tinggi besar dan memiliki bekas luka dipelipisnya membuka mata, ia terkejut menemukan seorang anak laki laki disampingnya, matanya menyipit melihat tajam anak disampingnya yang masih memegang pedangnya, ia bangun "hei nak, apa yang kau lakukan disini? kau manusia atau hantu? mengapa kau memegang pedangku? kembalikan" pria itu merebut pedangnya, namun ia melihat bekas darah yang menempel di pedang kesayangannya itu dari sela sela cahaya bulan.
"Apa yang kau lakukan kepada pedangku? siapa yang baru saja kau bunuh?" pria itu mencurigainya.
Ferderick menunjuk serigala yang berlumuran darah disampingnya, pria itu menoleh dan terkejut lagi, bagaimana bisa anak ini membunuh serigala besar ini dan memakai pedangnya?.
Pria itu mulai meraba raba perutnya yang seharusnya terluka "Lukaku? mengapa tidak sakit lagi?" gumamnya.
"Hei nak, apa yang kau lakukan dengan tubuhku? apa kau mengobatiku? apa itu mungkin?" ia tak yakin dengan apa yang dipikirkannya tapi seharusnya itu adalah sesuatu yang pasti karena hanya anak itu yang berada disituasi yang tak ia mengerti.
"Benar, saya yang mengobati Tuan"Jawab ferderik dengan wajah datar.
"Kau? apa kau memiliki semacam kekuatan suci? tak mungkin kan? kekuatan suci penyembuh hanya dimiliki oleh pendeta dikuil dan tak mungkin lukanya benar benar langsung sembuh begini" ia bergumam sendiri, mencoba menelaah situasi.
Ferderick hanya mengamati reaksi pria dihadapannya yang sedang bertanya tanya kepada dirinya sendiri.
"Ahhh sudahlah aku akan memikirkannya nanti saja, bau darah serigala itu sangat menyengat, pasti sebentar lagi segerombolan serigala akan datang kesini" pria itu melangkah pergi sembari mengelap pedangnya dengan bajunya sendiri.
"Tunggu Tuan, apa kau akan pergi begitu saja dan meninggalkan seseorang yang telah menyelamatkan nyawamu?" ucapnya lantang hingga membuat pria itu menghentikan langkahnya dan kembali berbalik badan.
"Baiklah, meskipun aku tidak percaya kau mengobatiku tapi terimakasih, sepertinya kau melindungiku dari serigala itu, kemampuanmu boleh juga" ia kemudian meneruskan kembali langkahnya.
"Tolong bawa kami juga tuan, bukankah anda harus membayar karena saya telah menyelamatkan nyawa anda"
"Hahhhh,anak ini benar benar ya, jadi kau menolongku karena meminta imbalan? yasudahlah, berarti aku tak memiliki pilihan lain, baiklah.. ikutlah denganku"
"Tolong ikut dengan saya terlebih dahulu untuk menjemput adik saya disana" ia menunjuk ke arah adiknya berada.
"Hahhh?? baiklah terserah kau saja" pria itu pun mengikuti Ferderick.
Setelah itu Ferderick menggendong Kaisan dipunggungnya dan mereka mengikuti langkah cepat pria itu, pria itu berhenti tiba tiba dan mengambil Kaisan lalu menggendong di punggungnya, ternyata pria itu diam diam memperhatikan anak itu yang terlihat sangat kelelahan, sebagai satu satunya orang dewasa disana ia merasa tak enak hati berpura pura tak melihat anak kecil yang kelelahan menggendong adiknya dengan tubuh kecil itu, apalagi anak yang katanya telah menyelamatkan nyawanya.
Sepertinya dia orang yang lumayan baik.
Mereka terus berjalan menelusuri hutan, Akhirnya kedua anak itu bisa keluar dari hutan gelap itu saat matahari mulai menunjukkan sinarnya, mata ferderick berbinar karena bisa kembali melihat pemandangan luar setelah lama terkurung dalam penjara budak itu.
Mereka berhenti di sebuah kedai kecil yang menjual beberapa hidangan makanan dan minuman beralkohol setelah berjalan cukup jauh dari hutan, pria itu menurunkan kaisan dan mendudukannya di kursi, kemudian pria itu menatap ke arah Ferderick yang berdiri diam dibelakangnya.
"Apa yang kau lakukan, duduklah.. telingaku gatal karena mendengar suara perut adikmu" ia menunjuk kursi di sebelah kaisan duduk. Kaisan merasa malu namun senang.
"Tapi Tuan, kami tidak memiliki uang" ucapnya sembari melangkah kemudian duduk dikursi yang terbuat dari kayu itu.
"Aku akan membelikan kalian makanan sebagai balas budi karena menyelamatkan nyawaku"
"Baiklah, saya tidak akan sungkan lagi kepada orang yang nyawanya telah saya selamatkan" Ferderick dan kaisan mulai menyantap bubur daging hangat yang baru saja sampai dihadapannya.
"Ck ck anak ini" pria itu melihat anak anak yang duduk didepannya, anak anak yang tampan, cara bicaranya pun sopan seperti seorang anak dari seorang keluarga bangsawan, tapi pakaian mereka sangat lusuh. kedua anak itu pun makan dengan sangat lahap seperti telah lama tak melihat makanan yang layak dimakan.
"Siapa nama kalian?" tanya stev sembari mengunyah makanannya.
"Saya Ferderick"
"Saya Kaisan"
"Nama yang bagus seperti nama orang terhormat"
"Tentu saja, karena kami dari keluarga cc.." ucapan kaisan terhenti setelah Ferderick menatapnya lalu menggelengkan kepala agar adiknya tak memberitahukan asal usul mereka kepada sembarang orang.
"Hahaha, tampaknya kakakmu tak ingin aku mengetahui siapa kalian, baiklah jangan beri tahu kalau tak mau, kalian boleh pergi setelah menyelesaikan makan"
"Siapa nama anda Tuan?" tanya Ferderick dengan wajah datarnya itu.
"Panggil saja aku Stev"
"Apa anda seorang ksatria?"
"Hahaha, ksatria katamu? bukankah jika aku adalah seorang ksatria maka pakaianku akan lebih bagus? selayaknya seragam ksatria terhormat?" kenyataannya pria itu memakai jubah hitam.
"Itu saya pikir karena pedang anda sangat bagus "
"Benarkah menurutmu begitu? ini adalah pedang kesayanganku yang sudah menemaniku bertahun tahun lamanya, tidak ada pedang yang lebih bagus dari punyaku ini dan bla bla blaa..." tiba tiba ia menjadi antusias membicarakan dan membanggakan pedangnya secara berlebihan.
"Saya mengerti anda sangat menyukai pedang itu, tapi..Anu Tuan Stev apa anda bisa membawa kami ke rumah anda?" ucap Ferderick ragu ragu.
"Apa kalian tak memiliki tempat tujuan?" mereka berdua menggeleng.
"Apa kalian tahu siapa aku? aku adalah seorang prajurit bayaran, aku akan membunuh seseorang asal mendapatkan banyak uang,markas kami dipenuhi oleh orang orang yang menyeramkan, apa kalian tetap ingin ikut denganku?"
"Tentu" ucap Ferderick tanpa ragu ragu karena baginya yang terpenting adalah tempat berteduh terlebih dahulu.
"Jika kau ikut denganku makan kalian akan menjadi sepertiku juga, apa kalian tidak keberatan menjadi seorang pembunuh? dan yang terpenting kau bisa saja terbunuh saat gagal membunuh, seperti diriku yang kau temukan di hutan itu"
"Itu lebih baik daripada dibunuh oleh orang orang yang mengejar kami"
Tiba tiba Stev merasa iba "Ahh.. kalian bersembunyi dihutan karena seseorang ingin membunuh kalian?" Ferderick mengangguk tanpa ragu, ia tak perlu menceritakan alasan mereka mengejarnya kan?, begitu pikirnya.
"Jadi, bisakah anda membawa kami? saya akan membayar kebaikan anda suatu saat nanti"
"Ciihh.. mendengar hal seperti itu dari seorang anak kecil membuatku terharu, baiklah ikutlah denganku, dan jangan lupakan janjimu kelak"
"Baik"
Tak seperti penampilannya yang mengerikan Stev memiliki sifat yang sedikit konyol, itulah kesan stev dimata Ferderick sejauh ini. Setelah selesai mengisi perut, mereka kembali berjalan, sampailah mereka di tempat penitipan kuda, stev menitipkan kudanya di tempat itu.
"Kalian tunggulah disini, aku akan mengambil kuda" Ferderick dan kaisan mengangguk dan menunggu dengan patuh.
Tak lama Stev membawa seekor kuda hitam dengan tubuh besar ke hadapan mereka, "apa kita akan pergi dengan naik kuda ini?" tanya Ferderick.
"Ya, tentu saja"
"Bertiga?"
"Tentu, ayo kalian naiklah dibelakangku" stev naik terlebih dahulu.
"Tapi? apa anda tak memiliki kuda lain?"
"Tidak ada, mau ikut tidak?"
Ferderick pun duduk paling belakang untuk melindungi adiknya, disituasi seperti ini seharusnya ia tak mengharapkan banyak hal, Ferderick merasa sangat bersyukur untunglah stev mau membawa mereka, kudapun melaju dengan cepat, Ternyata Stev sangat mahir menunggangi kuda, itu wajar karena dia seorang prajurit bayaran, misi apa yang membuatnya hampir meregang nyawa? Ferderick bertanya tanya dalam hati, tapi baginya yang terpenting saat ini ia dan adiknya menjauh dari tempat penjara budak.
Bersambung......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments