Shin Ho beranjak, siap untuk pulang. Namun merasa Shi Woon tak bergeming, Ia pun kembali duduk.
" Ada apa lagi?" tanya Shin Ho.
" Aku masih merasa ada yang janggal. Kau tau, saat kematian Nyonya Yoo, aku benar - benar merasa ada yang aneh." ucap Shi Woon menerawang.
" Ais, jangan memikirkan itu. Saat itu kau masih berumur tujuh tahun, ingatanmu bisa saja buram." Shin Ho menepuk pelan bahu sahabatnya lalu kemudian menarik Shi Woon untuk berdiri.
" Kita berpisah disini, oke. Aku harus menjemput seseorang dulu." ujar Shin Ho dan berjalan lebih dulu.
" Kau tidak mau minum denganku dulu?" teriak Shi Woon.
Shin Ho mengabaikan sahabatnya dan hanya melambai tangan hingga tak lama Ia menghilang dibalik pintu.
" Dia sahabatku kan? Kenapa lebih mementingkan wanita itu?" gerutu Shi Woon seorang diri.
...🌸🌸🌸...
Gedung Pusat Belajar Bahasa
Waktu menunjukkan pukul delapan malam. Tampak wanita cantik kini keluar dari gedung dengan setelan modis serta tak lupa jaket overcoat selutut berwarna cokelat gelap.
Rambut panjang tergerai indah, berjalan dengan gaya elegant disepanjang trotoar. Hingga tak lama sebuah mobil sport hitam metalik menghampiri dengan membunyikan klakson nyaring.
" Emily." panggil seorang pria yang berada didalam mobil.
Emily menoleh, dan menatap pria itu sembari tersenyum manis.
" Naiklah, aku akan mengantarmu." seru pria itu lagi.
Emily mengangguk dan segera masuk kedalam mobil.
***
Diperjalanan, Emily hanya terdiam sembari menatap keluar jendela.
" Ada apa? Kau ada masalah?" tanya pria itu yang tak lain adalah Shin Ho.
" Tidak ada. Aku hanya sedang menikmati perjalanan ini." jawab Emily seadanya.
" Benarkah? Kau mau berjalan - jalan?" tawar Shin Ho.
Emily seketika mengangguk girang.
...🌸🌸🌸...
Waktu terus berlalu hingga tak terasa kini hampir pukul sepuluh malam. Emily dan Shin Ho saat ini tengah berada diseberang jalan, memandang menara Namsan Tower dari kejauhan.
" Aku ingin sekali kesana." ujar Emily dengan arah pandang dititik yang sama.
Shin Ho menoleh dan menatap seksama sisi samping wajah wanita cantik disebelahnya.
" Ayo, aku akan menemanimu kesana." ajak Shin Ho.
Emily menggeleng.
" Aku ingin kesana, tapi setelah menemukan pria empat tahun lalu." jawab Emily yang kemudian perlahan hengkang.
Shin Ho segera menyusul dan berjalan disamping Emily.
" Kapan kelas bahasamu selesai?" tanya Shin Ho.
" Hari ini sudah selesai. Pelatihku bilang aku cepat mengusai bahasa Korea, jadi tadi dia menyuruhku untuk menyelesaikan kelas terakhir. Besok aku akan fokus pada toko rotiku." jelas Emily.
Shin Ho mengangguk pelan.
" Kau masih menunggu pria itu? Memangnya kau yakin akan bertemu dengannya?" Shin Ho mengajukan tanya.
" Tentu saja. Dia adalah pria yang pertama kali kujumpai saat ke Korea. Kau tau, saat dipesawat, aku sudah meniatkan ini." jeda Emily.
Sementara Shin Ho kini siap mendengarkan.
" Saat aku bertemu dengan seorang wanita, maka dia akan menjadi sahabatku. Dan jika aku bertemu dengan seorang pria maka dia akan menjadi cinta pertamaku." lanjut Emily lagi.
" Lalu kenapa aku hanya menjadi sahabat?"
Seketika langkah kaki Emily terhenti. Ia menatap nanar pada Shin Ho.
" Karena kau adalah orang kedua yang kutemui saat tiba di bandara." jawab Emily seadanya.
Shin Ho tanpa aba - aba meraih tangan Emily dan menatap wajah wanita itu dengan penuh arti.
" Tahun depan, saat salju pertama turun lagi, dan jika tidak bisa menemukannya.. Datanglah padaku sebagai seorang wanita. Bukan sebagai sahabat."
Setelah memendam perasaan selama empat tahun, Shin Ho akhirnya memberanikan diri untuk memberikan gambaran pada Emily tentang perasaannya.
" Hah?" Emily tercenung.
Shin Ho tersadar dan kini memalingkan wajah, melihat jam dipergelangan tangannya.
" Ini sudah jam sepuluh lewat. Sebaiknya kita pulang." ujar Shin Ho menarik tangan sahabatnya dan berjalan lebih dulu.
Tanpa disadari Shin Ho, Emily sejak tadi memandanginya dengan diam - diam. Emily bukannya tidak peka, karena sebenarnya Ia sudah tau perasaan sahabatnya ini sejak tiga tahun belakangan. Namun Ia cukup sadar diri untuk tidak terlibat lebih dalam soal perasaan cinta yang ditawarkan oleh sosok Shin Ho. Terlebih lagi Ia juga sudah menyimpan rasa pada seorang pria yang ditemuinya dibandara untuk pertama kali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments