Tiba didepan rumah, Emily segera keluar dari mobil Shin Ho.
" Terima kasih untuk malam ini." ucap Emily lalu membungkuk, memberi salam pada pria tampan didalam mobil.
...🌸🌸🌸...
Menapaki anak tangga yang akan mengantarnya keunit tempatnya tinggal, Emily terus terbayang ucapan sahabatnya, Shin Ho. Ia sejujurnya tidak tega pada pria dewasa itu, namun Ia juga tidak bisa mengesampingkan perasaan sebenarnya.
Hingga kini Ia tiba dilantai dua, tempatnya tinggal. Seketika dirinya tersadar saat seseorang disampingnya begitu heboh memasukkan barang keunit, tepat disebelah unit Emily.
Emily menautkan kedua alisnya, karena setahunya unit disebelahnya tidak bisa disewakan karena sang pemilik gedung sangat keras pendirian untuk membuat tempat disamping Emily terus kosong.
Tak lama keluar pria paruh bawa dari dalam unit itu. Rupanya Tuan Lee Jeong— sipemilik gedung.
" Tuan Lee, kenapa tempat ini terisi?" tanya Hily keherangan.
" Oh Emily, rupanya kau datang. Gedung ini bukan lagi milikku, sudah ada yang membelinya sejak kemarin. Pemiliknya juga sudah pindah kesini. Makanya didalam diisi barang - barang baru."
" Oh." Emily hanya berohoria dengan santai. Tapi sedetik setelahnya Ia tersadar akan sesuatu.
" Lalu bagaimana denganku? Berarti aku akan disuruh pindah?" raut wajah Emily mendadak panik.
" Eits, tidak. Kau tenang saja, pria yang membeli gedung ini sangat baik. Jadi dia membiarkanmu tinggal disini, bahkan dia mengatakan, tidak akan menerima uang sewa darimu." terang Tuan Lee dengan binar bahagia.
Bagaimana tidak, pria yang membeli gedungnya memberi harga dua kali lipat dari harga penjualan pada umumnya. Hal itu tentu saja membuatnya kegirangan sepanjang hari ini.
" Benarkah? Wah, syukurlah. Ternyata didunia ini ada orang baik." pekik Emily antusias.
Ia meloncat - loncat sembari tersenyum lebar. Namun sepersekian detik kemudian, dirinya mendadak kaku saat melihat sosok pria yang muncul ditangga.
Satu menit, dua menit, hingga tiga menit terdiam lalu seketika "Aakkkhhhh." Spontan Emily berteriak kencang saat memastikan penglihatannya tidak salah.
Tuan Lee yang mendengar teriakan Emily terkejut, sementara pria yang berdiri diujung tangga terperanjak.
" Apa yang kau lakukan disini." teriak Emily.
Dada naik turun, Emily berusaha mengontrol suasana hatinya yang mendadak kacau setelah melihat pria yang sangat dibencinya— Dokter Woon.
" Wah, kau sadar apa yang baru kau ucapkan?" Shi Woon tak kalah ganasnya dari Emily.
" Tuan Lee, sebaiknya jelaskan padanya, siapa aku." titah Shi Woon dengan tegas.
" Emily, dia pemilik gedung ini. Dia yang tadi kubicarakan." terang Tuan Lee.
Tak ingin terlibat perbincangan panjang, Tuan Lee segera berlalu menuruni anak tangga. Karena memang Tuan Lee adalah tipekal pria tua yang tidak suka mendengar banyak suara.
Kini tinggal Shi Woon dan Emily yang saling melempar tatap.
" Oh jadi kau pemilik gedung baru ini." Emily menekankan ucapannya diakhir kalimat.
" Tentu saja." celetuk Shi Woon dengan tangan terlipat didepan dada. Ia memperlihatnya aura kesombongan pada sicantik Emily.
" Kau tidak perlu membayar sewa mulai sekarang. Cukup menjadi tetanggaku yang ramah, juga selalu menuruti keinginanku." celoteh Shi Woon panjang kali lebar, tanpa menyadari bahwa sosok Emily sudah tidak ada disampingnya.
" Ah, dan juga.. karena aku orang baik maka.." ucapan Shi Woon menggantung saat Ia berbalik dan tak mendapati Emily lagi.
" Dimana dia?" lirihnya menatap jengah pada pintu rumah wanita yang dikaguminya.
" Oh, Dokter Woon?"
Terdengar suara wanita yang menyerukan nama Shi Woon. Pria gagah itu seketika menoleh dan menampilkan senyum lebar saat melihat siapa wanita itu.
" Perawat Oya." Shi Woon tersenyum kikuk saat menyapa wanita cantik yang notabene adalah kakak Emily.
Oya membungkuk, memberi salam pada pria tampan didepannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments