Wanita yang disekap

Naren menggebrak lemari dengan kekuatan penuh, hingga kaca lemari itu sendiri pecah berserakan dilantai. Telapak tangan memerah dan mengalirkan darah segar dari selah jemari.

"Pelayan!" Bahkan berteriak penuh amarah memanggil pekerja di rumahnya.

"Ya, Tuan?" Wanita paruh baya mengenakan baju hitam dan putih itu tampak tergopoh-gopoh memasuki kamar tuannya.

"Siapa yang berani masuk ke kamar ku?!" sentak Naren. Semenjak keluarganya kacau, meninggal satu-per-satu, ia tak bisa mengontrol diri. Emosinya sering memuncak hanya gara-gara masalah kecil.

Namun, tatapan berang yang ditunjukan pria itu, sepertinya kali ini bukan karena ada masalah kecil. Tapi ada masalah besar yang sudah terjadi.

"Tidak ada, Tuan, selain dua pelayan yang membersihkan kamar Anda," jawab pelayan itu dengan sangat gugup.

"Panggil mereka kemari!"

"Baik!"

Tak berapa lama, pelayan tadi masuk ke kamar Naren bersama satu pelayan lagi yang mengekor dibelakangnya.

"Maaf, Tuan, pelayan yang satunya sedang ke pasar membeli keperluan dapur," ujar pelayan dengan kepala menunduk.

"Di antara kalian pasti ada yang berkhianat! Semua file penting ku hilang! Bahkan rekaman CCTV juga disabotase." Telapak tangan Naren terkepal.

"Aku tidak akan mengampuni yang berkhianat. Siapapun akan ku pastikan mendapat ganjaran setimpal. Jadi, lebih baik mengakui sekarang!" Nada Naren penuh penekanan. Mengintimidasi dua pelayan yang sedari tadi gemetar ketakutan.

"Maaf, Tuan, saya tidak mengambil apapun dari kamar Anda. Hanya mengambil pakaian kotor dan segera keluar. Tina, teman saya pun hanya merapikan tempat tidur Anda. Tapi ...." Wanita itu diam dan terlihat ragu.

"Tapi apa!" Naren menyentak.

"Ta-tadi malam sewaktu saya ke dapur untuk mengambil minum, saya melihat seorang wanita mengendap-endap keluar dari kamar Anda. Wanita itu memakai baju putih dan berambut panjang, saya pikir itu hantu, jadi saya buru-buru kembali ke kamar. Karena saya takut."

Keterangan itu membuat Naren semakin mendidih dan tak bisa berpikir jernih lagi.

Semalam memang ia ketiduran di ruang kerja, hingga pagi ini baru memasuki kamar dan telah mendapati brankar yang berisi file penting tentang bukti kejahatan Ziat telah raib. Hal itu menyulut emosionalnya begitu meluap-luap.

Dengan langkah lebar, Naren pergi ke gudang. Ciri-ciri yang disebutkan tadi mengarah pada seseorang yang tengah ia kurung selama beberapa hari.

Naren sempat terhenyak sesaat begitu mengetahui kunci gudang masih tersimpan di kotak kecil dekat pintu masuk. Mungkinkah wanita yang ia sekap bisa keluar jika kuncinya saja masih tersimpan ditempat penyimpanan.

Namun, lagi-lagi prasangka buruk dan kesalahpahaman semakin membuatnya tak bisa berpikir jernih. Hingga, akal sehat tertutup dengan kecurigaan.

Setelah membuka pintu, mata tajamnya langsung disuguhi pemandangan miris. Seorang wanita berpakaian putih lusuh itu tampak meringkuk kedinginan karena tidur hanya beralaskan kardus.

Tapi, lagi-lagi nurani seorang Naren jauh meninggalkan hati. Hingga yang ada hanya kobaran api kebencian dan dendam yang sulit diredam.

Byur!

Tanpa ampun, Naren mengguyur tubuh Valey dengan seember air yang diberikan oleh pengawal.

Valey yang baru terlelap dini hari begitu terkejut dan bangun dengan paksa. Seluruh tubuhnya basah kuyup.

"Tu-tuan ...." Bibirnya bergetar ketakutan. Bukan hanya karena wajah Naren yang penuh kemarahan, tapi luka di punggung tangan pria itu yang masih mengeluarkan darah membuatnya ngilu dan takut.

Tiba-tiba Naren mendekat dan langsung mengapit dagunya dengan kuat. Membuatnya meringis tertahan.

"Dari awal aku benar-benar tidak mempercayaimu!" desis Naren penuh penekanan. Kedua bola matanya tampak menyala.

"Kamu bersekongkol dengan baj*ngan itu untuk melenyapkan semua bukti kejahatannya. Kamu menculik dan menembak ibuku, lalu datang ke rumahku berpura-pura baik padahal niatmu untuk menghancurkan bukti kejahatan Ziat! Jika kakakku sudah ditemukan, ku pastikan aku langsung membunuhmu!" gertak Naren membara.

Mata sayu Valey hanya bisa melesakkan air mata. Mulutnya kesulitan untuk menyanggah segala perkataan Naren yang sama sekali tidak benar.

Ia berusaha menggeleng, tapi cengkeraman Naren semakin menyakiti dagu dan pipinya.

"Kamu pasti tau dimana persembunyian pria bi*dab itu. Cepat katakan, dimana Ziat menyekap kakakku!" Suara Naren menggelegar bagai petir ditengah-tengah hujan badai. Sangat menakutkan!

Valey memejamkan mata saat Naren berteriak tepat di depan wajahnya.

"A-aku ... ti-tidak ... tau ... tu-tuan." Suara Valey tak bisa maksimal. Cengkeraman Naren seolah sudah terkunci mengapit rahangnya, hingga ia kesulitan mengeluarkan suara.

"Harus ku apakan agar kamu mau membuka mulut, hah?!"

Naren menyentak wajah Valey dengan kekuatan penuh, hingga kening wanita itu terbentur tembok dan seketika membentuk luka yang mengeluarkan darah.

Valey memegangi kepala yang berdenyut. Pandangannya berkunang dan semakin menggelap. Hitam, pekat. Ia pingsan.

Naren menendang-nendang kaki Valey, namun Valey bergeming. Ia membuang napas panjang dan berlalu keluar.

"Mulai malam ini, kalian berjaga di depan gudang. Jangan biarkan ada yang masuk. Atau, kalian laporkan padaku!"

"Baik, Tuan." Dua pengawal menyanggupi perintah Naren.

"Jangan ada yang memberi makanan sampai besok pagi!"

Dua pengawal itu saling melirik. Terhitung satu hari dua malam wanita tahanan itu tidak mengkonsumsi makanan, sanggupkah bertahan hidup?

Tanpa merasa bersalah, Naren meninggalkan gudang tempat penyekapan Valey begitu saja. Padahal Valey terluka karena dirinya, bahkan masih pingsan. Namun Naren tak iba sedikitpun. Dendam dan kemarahan menutup nurani.

Terpopuler

Comments

Sumi Sumi

Sumi Sumi

orang kalau sudah d liputi amarah lupa untuk berpikir jernih ,, jadinya salah paham terus

2023-03-09

0

Apriyanti

Apriyanti

lanjut thor

2023-03-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!