FLASHBACK OFF.
Setelah, suaminya membentak ia, dengan keberanian ia pun berdiri dari tempat duduknya, baginya adalah tidak ada yang bisa merendahkan martabat seorang wanita.
"Jika gara-gara saya, anda berpisah dengan kekasih mu? Lantas kenapa anda menujui perjodohan yang di lakukan oleh oma? Oh atau mungkin anda tidak akan mendapatkan warisan dari keluarga anda?"Ucap lantang Vanadya kepada suaminya.
PLAK, tamparan yang sangat melengking, sampai penjuru mansion. siapa lagi pelakunya kalau bukan virendra kepada sang istri karena sudah panjang berkata seperti itu kepada dirinya.
"Apa begini kah cara kamu berbicara kepada saya?"Bentaknya dengan aura dingin.
Para maid yang menyaksikan kejadian yang di lakukan suami istri itu hanya bisa diam saja, karena mereka tak berani ikut campur dalam urusan tuan dan nyonya mereka.
Vanad yang mendapatkan tamparan dari sang suami, hanya meringis saja, sambil memegang pipinya. Dengan keberanian ia pun mengambil dokumen dan ballpoint, lalu menandatangani surat perjanjian itu, namun ia tak akan pernah menandatangani surat perceraian yang di berikan suaminya.
"Sudah ku tandatangani, namun jangan harap kau akan bercerai dengan ku tuan virendra.!"Setelah mengatakan itu ia pergi ke kamarnya yang berada di lantai dua. Namun sebelum ia benar-benar pergi. Ia pun berbalik mengarah ke suami dan asisten pribadinya, lalu ia berkata. "Oh iya. Cakra tambahkan dua poin di dalam perjanjian itu."
Cakra, pun menatap tuannya untuk meminta persetujuan, lalu tuannya hanya menganggukkan kepalanya. "Poin apa nyonya?"
"POIN PERTAMA. PIHAK KEDUA BERHAK MELAKUKAN SESUKA HATI DI DALAM RUMAH MAUPUN DI LUAR RUMAH, DAN PIHAK SATU TIDAK PERLU BERKOMENTAR KEPADA PIHAK KEDUA, DAN PASANGAN DARI PIHAK SATU JANGAN BANYAK CANGKEM MENGURUSI PIHAK DUA. POIN KEDUA, PIHAK PERTAMA TIDAK BOLEH MELAKUKAN SENTUHAN FISIK MAUPUN SENTUHAN BATIN. DI DALAM HUBUNGAN INI TIDAK AKAN ADA YANG NAMANYA HUBUNGAN ANTARA SUAMI DAN ISTRI."Vanandya, berkata dengan sangat lantang dan dingin.
Virendra yang mendapatkan perlakuan seperti itu dari sang istri hanya bisa mengepalkan tangannya sampai buku-buku tangannya memutih. Ia tak percaya kalau wanita itu akan sangat berani kepada dirinya.
"Cakra! Aku ingin kau segera mendapatkan data-data tentang wanita itu dengan komplit tanpa terlewat sedikit pun."Virendra berkata dengan dingin dan datar. Ia sangat marah dengan perlakuan yang di lontarkan oleh istrinya. 'Aku tidak akan membiarkan hidup mu tenang istriku, karena kau terlah mengusikku dan masuk kedalam kandang singa.'Batin virendra. sambil melihat kepergian Vanandya.
Cakra pun hanya mengangguk-anggukan kepalanya, karena ia lagi berusaha mencari data tentang nyonya'nya itu yang sangat sulit untuk di tembus.
Setelah mengatakan itu virendra, pergi ke kamarnya, ia ingin mengistirahatkan tubuhnya, yang sangat lelah karena pernikahan bodoh ini.
"Asisten Cakra." panggil seseorang kepada asisten Cakra.
Cakra yang akan pergi pun langsung menghentikan langkahnya, lalu berbalik arah melihat siapa yang datang.
"Ada apa?"
Wanita yang bernama indah. Itu pun berdecak sebel karena tingkah laku cakra tidak jauh berbeda dengan tuanya.
"Apa bener itu Nyonya kita? Aku tak menyangka kalau nyonya kita akan sangat berani kepada tuan virendra."
Sontak perkataan indah, langsung mendapatkan tatapan tajam dari Cakra.
"Berkerja lah dengan benar, ataupun bergosip, karena mulai sekarang kau dan Astuti akan menjadi pelayan pribadi nyonya muda. KAU PAHAM."Cakra pun berkata dengan dingin, datar sambil menekan kata-kata akhirnya. Lalu ia pergi begitu saja tanpa mendengar jawaban dari pelayan itu.
***
Pagi pun menerpa mansion pasutri baru itu, dengan cahaya yang sangat indah.
Lalu seorang wanita yang sangat cantik, sedang membuat sarapan pagi untuk dirinya, tentu dengan suami barunya itu yang sangat arogan. Sebenarnya ia males harus membuatkan sarapan untuknya, namun karena tidak ingin di cap sebagai istri durhaka oleh masyarakat luar. Apa lagi ia terlalu males jika mendengar mulut-mulut netizen yang seperti anjing menggonggong.
Saat ia sedang mempersiapkan makanan yang ia buat ke meja makan, tentu saja dengan bantuan para maid'nya. Ia melihat suaminya menuruni anak tangga, pun langsung menghampirinya.
Namun saat ia akan menghampiri suami'nya, ada sebuah suara yang mengejutkan mereka.
Kedua pelayan yang setia mendampingi nyonya pun,. hanya terdiam tanpa mengatakan apapun.
"Apa kalian tau siapa dia?"Tanya Vanandya kepada kedua pelayannya, sebenernya ia menolak ada pelayan di belakangnya, namun ini perintah dari sang nyonya besar tanpa di bantah. Karena nyonya besar tidak suka jika setiap ucapannya di bantah. Akhirnya Vanandya menujui dengan pasrah.
Melihat kedua pelayannya yang diam saja pun kembali berkata dengan dingin. "Jika kalian ingin menjadi pelayan setia ku, kalian harus berani, jangan takut untuk berbicara. dan sebenarnya aku tak butuh pelayan lemah seperti kalian."
Perkataan nyonya muda membuat mereka meringis, bener apa kata nyonya,. mereka harus berani, agar mereka bisa berada di dekat sang nyonya. "Baik nyonya kami akan menjadi pemberani agar kami bisa menjadi pelayan nyonya."Ucap mereka tanpa rasa takut sedikitpun.
"Dan ya, jangan panggil aku nyonya, karena aku bukan nyonya kalian. Panggil aku vana."
"Tapi nyonya."
"Tidak ada penolakan. Dan saya juga sudah menganggap kalian seperti teman saja, bukan seperti pelayan."
Perkataan nyonya'nya membuat ia terkejut bercampur sedih, mereka tak menyangka nyonya'nya akan mengangkat ia menjadi sahabat. Mereka pun berjanji akan menjaga dan melindungi sang nyonya mereka, yang sudah baik padanya.
Saat mereka sedang berbicara ada seseorang wanita yang mendekati dirinya. "Hai. Kenalkan aku Tanu, kekasih suami kamu."Ucap Tanu sambil menyodorkan tangannya ke arah vana.
"Aduh, kayanya tangan bersihku, tidak pantas bersentuhan dengan tangan kotor anda."Perkataan vana pun sontak membuat Tanu menarik tangannya ia pun, mulai menunjukkan kesedihannya kepada kekasihnya.
"Vanadya, jaga bicara kamu. Jika saya mendengar kamu menghina kekasih ku aku tidak akan segan-segan menyiksa dirimu."Virendra yang sangat arogan pun berbicara dengan dingin dan datar.
Vanadya, hanya berdecak sebel, melihat kelakuan suaminya yang sangat membela tikus got di depannya.
Virendra lalu berpamitan kepada sang kekasih untuk berangkat ke kantor, tanpa menghiraukan tatapan sang istri. Ia sudah sangat kesel mendengar perkataan istrinya yang semena-mena.
Melihat kepergian sang kekasih, lantas Tanu menatap wanita di depannya dengan permusuhan.
"Apa lihat-lihat, pengen saya colok mata kamu dengan pisau?"
Tanu pun langsung memutuskan kontak mata'nya dari wanita di depannya, ia melihat ke arah meja makan yang sudah banyak makanan.
"Wah ada makanan, kebetulan sekali perut aku sedang lapar."Lalu Tanu pun mendekati meja makan itu dengan cepat, namun sebelum ia sampai ke meja makan,. sudah terlebih dulu di cegah oleh sang tuan rumah.
"Berhenti disitu jangan maju lagi."Ucap dingin vana kepada Tanu. agar tidak mendekati meja makan. Lantas ia pun menyuruh berapa pembantu untuk membuang seluruh makanan itu, karena ia sangat tidak Sudi jika makanan yang ia buat harus di makan oleh tikus got itu.
Para maid, yang mendapatkan perintah dari sang nyonya hanya bisa melaksanakannya saja. tanpa membantah sedikit pun.
"Hai. Kau gila, kenapa kau menyuruh mereka membuang makanan. Apa kau tau tau aku sedang kelaparan."
"Kamu nanya? Kamu bertanya tanya. Biar aku jawab ya, saya tidak Sudi makanan yang saya buat, di makan oleh tikus got macam ondel-ondel seperti mu."Ujar Vanadya.
"Aku akan.."
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments