...💖💖💖...
Dor dor.
"Booos!" teriak bodyguard dengan kencang ke arah Prans.
Bertepatan dengan Prans yang kini berada di depan meja yang ingin ia capai.
Bughhh.
"Akkkhhh!!" pekik Jasen.
Tembakan yang di arahkan Jasen ke pada Prans, meleset 5 inci dari kepala Prans. Dari arah belakang Jasen, Samuel yang melihat bahaya masih mengintai Prans pun tidak tinggal diam. Ia langsung melayangkan kakinya dengan sekali tendangan ke arah kepala Jasen, membuat Jasen langsung tersungkur ke lantai.
"Kau berhutang nyawa pada ku, bos!" seru Samuel, dengan memberikan perintah pada bodyguard yang lain untuk membereskan sisa kekacauan yang terjadi.
"Selamatkan dulu nyawa istri ku, baru kau sebut aku berhutang pada mu, dasar bodoh!" gerutu Prans tanpa menoleh ke arah Samuel.
Sreek.
Prang prang tak.
Prans menarik taplak meja berwarna putih, yang menjuntai menutupi kolong meja. Dengan pecahnya gelas dan piring yang ada di atas meja saat menyentuh lantai.
Prans membola saat melihat keadaan Naura, jauh dari pikiran buruknya.
"Samuel!" Seru Prans dengan suara yang menggema, gelas yang berada di atas meja dekat dengan dirinya pun langsung pecah saat mendengar seruan Prans yang menggema.
Prang.
Samuel langsung berlari ke arah Prans, gawat, ini pasti hal buruk terjadi pada Nona Naura.
Dengan perlahan Prans membuka lakban yang menutupi mulut Naura, raut wajah bahagia karena berhasil menemukan sosok yang ia cari.
Namun rasa cemas, marah, kesal, kecewa kini menyeruak dalam diri Prans.
"Kamu sudah aman sayang, ayo bangun! Tidak akan ku biarkan hal buruk, terjadi lagi pada mu! Ayo buka mata mu, sayang!" Prans menepuk nepuk pipi Naura yang kini tubuhnya terasa dingin.
Samuel membola melihat keadaan Naura, astaga, jangan biarkan Nona Naura mati Tuhan, bisa kiamat dunia Prans tanpanya.
Prans menatap kesal dan jengkel dokter Samuel, Prans berkata dengan ketus, "Dasar bodoh! Tunggu apa lagi kau hah! Menunggu aku menembak mu, baru kau berusaha untuk menyelamatkan istri ku!" bentak Prans.
Samuel membuka lakban yang membelit di ke dua kaki Naura, sedangkan Prans berusaha membuka lakban yang membelit ke dua tangan mungil sang istri.
"Cepat, dasar bodoh! Jika sampai terjadi apa apa padanya, kau tidak akan aku biarkan lolos begitu saja, Samuel!" gerutu Prans.
"Kau tidak lihat, aku sedang menolongnya! Lebih baik kau berdoa saja lah, berharap tidak terjadi apa apa padanya bos!" Samuel gusar sendiri.
Tangan Samuel dengan cekatan, memeriksa denyut nadi pada pergelangan tangan Naura.
Samuel mengerutkan keningnya, menatap wajah pucattt Naura, entah apa yang sudah di berikan pria bodoh itu... denyut nadinya lemah sekali!
"Bagai mana? Naura baik baik saja kan?" tanya Prans dengan cemas.
"Denyut nadinya terlalu lemah. Kita harus melarikannya ke rumah sakit, Prans!" ucap Samuel.
"Tidak, aku tidak akan membawanya ke rumah sakit... rumah sakit tidak akan aman untuknya." Prans menolak usulan Samuel.
"Kau bodoh atau gila hah! Kau mau membuatnya mati perlahan! Aku tidak tahu apa yang sudah di berikan pria bodoh itu pada istri mu ini!" sungut Samuel, dengan menggosokkan tangan Naura, berusaha menormalkan kembali suhu tubuh Nona Muda-nya.
Prans mengerutkan keningnya, menatap Samuel dengan tajam.
Tak.
Prans menjitak kepala Samuel.
"Awhhh." rintih Samuel.
"Berani kau membentak ku! Lupa kau itu hanya kacung ku! Cepat ikut aku ke rumah, kau rawat Naura ku di rumah. Tidak perduli apa pun yang kau butuhkan untuk merawatnya, aku akan sediakan apa pun itu!" Prans menggendong Naura dengan ke dua tangannya, membawanya ke luar dari hotel yang banyak menyisakan beberapa tubuh yang tidak lagi bernyawa.
Samuel tidak bisa lagi berkelit, jika Prans sudah membuat ke putusan. Mau tidak mau, Samuel mengikutinya. Ia mengikuti langkah kaki Prans, mengimbangi langkah pria yang kini di landa kekalutan.
"Bagai mana keadaan Nona, bos?" tanya Haikal saat melihat Prans membawa Naura.
"Kau urus Atmaja, Heni dan Dito! Sisanya biar kau serahkan pada Dega dan yang lain!" titah Pram.
"Baik bos, semoga Nona tidak apa apa." ujar Haikal saat menatap wajah Naura.
Prans duduk dengan memangku Naura di dalam mobil, tangannya memeluk erat tubuh sang istri, ayo sayang, buka mata mu! Kau sudah janji pada ku, kau akan menemani ku hingga aku menua! Ayo sayang!
Berkali kali Prans mengecup pucuk kepala Naura, tangannya mengelus pipi Naura, berharap jika Naura akan terusik dan membuka ke dua matanya.
Prans berkata dengan suara yang terdengar lirih dan putus asa, "Buka mata mu, sayang! Ini aku! Aku sudah menemukan mu! Kau sudah berjanji pada ku, kau akan memberikan aku anak, mengisi hari ku dengan canda tawa mu! Bangun, buka lah mata mu!" gumam Prans pelan, dari sudut matanya ke luar bulir bening, menetes membasahi pipi Naura.
Sedangkan Samuel terus mengemudi, dengan sesekali sudut ekor matanya merilik ke arah kaca spion mobil.
"Nona pasti akan baik baik saja, bos." ujar Samuel, "Meski entah berapa lama Nona akan menutup matanya." tambahnya lagi.
Prans menatap tajam Samuel, "Jaga bicara mu, Samuel! Dasar dokter bodoh!"
Grap.
Bersambung....
...💖💖💖...
Makasih yang udah sempetin mampir, jangan lupa tinggalin jejak komen, like.
Abaikan kalo gak suka ya 😅😅
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
seru thor
2023-04-04
1
Zєє wallupattma
wah seru udah dor doran bae
2023-04-03
1
Ara Aulia
apaan lgi tuh
2023-03-23
1