Kejadian Beberapa Minggu Yang Lalu

"Pagi semuaa!!" Rays masuk tanpa melihat ke arah kanan dan kiri. Suasana kelas jadi berubah, anak-anak jadi ribut setelah melihat siapa yang masuk ke kelas mereka. Pasalnya tidak ada yang tahu mengapa Rays tiba-tiba saja bisa masuk ke sana. Selain keren dan tampan Rays juga terkenal galak kalau ada yang mencari perkara dengannya. Wajar saja jika beberapa di antara mereka mewaspadai amukan Rays. Tapi cewek-cewek ini malah cekikikan tidak jelas saat melihatnya.

"Ya ampun Kak Rays guys...!"

"Keren banget."

"Mimpi apa gue semalam, ketemu pangeran hari ini."

"Lo lihat ngak, gayanya tadi?"

"Iya iya, gue lihat."

"Udah kayak CEO keren di novel - novel gitu."

Seketika kelas sudah seperti pasar ikan. Rays menarik kursi lalu duduk dengan tatapan datar.

Namun mereka masih juga berbisik-bisik, sama sekali tidak peka dengan keadaan.

"Coba bayangin kalau Kak Rays pakai baju resmi gitu, pasti........"

Bukkkh

Sebuah suara nyaring datang dari arah depan kelas. Rays meletakkan buku-buku yang dibawanya dengan keras ke atas meja. Mungkin sudah hampir seperti membanting, hanya saja dengan cara yang sedikit halus. Semuanya jadi terkejut, suasana pasar ikan pun berubah menjadi mode diam. Hawa mencekam memenuhi ruangan, tidak ada yang berani melihat ke arah depan. Sepertinya malaikat maut ada di antara mereka.

Di kursi paling belakang terlihat Syaiqa sedang memainkan buku-buku di mejanya. Membuka buku lalu menutupnya kembali. Entah sudah yang ke berapa kalinya ia lakukan, bahkan sesekali hanya memandangi tulisannya saja, lalu melafalkan kata perkata tanpa mengeluarkan suara.

Ini memang sudah menjadi kebiasannya. Sebelum pelajaran dimulai ia tidak akan fokus dulu, karena ini adalah mata kuliah yang paling tidak ia suka. Dia tau yang masuk bukan dosennya. Dia juga tau cowok itu adalah kakak kelasnya, Naya sering menggosipkannya dengan kursi dan meja saat mereka makan siang, karena Syaiqa sama sekali tidak menanggapinya, bahkan sekedar "eum". Bagi Syaiqa siapa yang mengajar itu tidak penting, yang jelas ia tidak suka pelajarannya. Jadi ia akan tetap uring - uringan hingga dosen memberikan tugas. Dan tentu saja Naya lah yang mengerjakannya. Namun semua dosen mengetahuinya, tidak pernah sekali pun mempermasalahkannya. Mereka juga tahu jika sebenarnya Syaiqa bisa, ia hanya trauma dan belum bisa terlepas darinya.

Rays yang melihat Syaiqa tidak asing baginya ditambah ke tidak fokusan Syaiqa membuatnya penasaran pada gadis paling belakang itu.

"Kamu, yang paling belakang maju ke depan!" Katanya sambil melemparkan lirikan tajam ke arah kursi belakang.

"Kamu!"

Rays menunjuk ke arah Syaiqa, namun Syaiqa sama sekali tidak melihat ke depan. Tidak juga mendengarkan seruan untuknya.

"Qa, Qaaa..!" Naya berbisik, namun Syaiqa masih tetap pada lamunannya.

"Qa.......!" Naya mencoba menaikkan sedikit volumenya.

Semua mata telah tertuju pada mereka. Disini mereka menyanyangkan kebodohan Syaiqa, bisa-bisanya dia melamun saat seorang pangeran berada di hadapannya.

Semuanya sudah memberikan tatapan jengah ke arah Naya dan Syaiqa. Akhirnya dengan segala kekuatan dan keberanian yang dimilikinya, Naya beranjak bangun menuju tempat duduk Syaiqa yang berada dibelangkangnya.

"Qa......!" Panggil Naya sambil menggoyang-goyangkan bahu Syaiqa.

"Apa sih Na...." Syaiqa menatap Naya kesal sebelum akhirnya menyadari mata semua orang mengarah ke atasnya.

Deg

Deg

Seketika mulutnya membisu, ia akhirnya sadar pasti ada hal yang telah dilewatkannya.

Syaiqa melirik Naya dengan tajam. Kenapa, Nay? Kenapa pada menatapku seperti itu. Salah ku apa? Begitu arti tatapannya pada Naya.Ternyata kau benar-benar ya Qa, sebenarnya dari tadi kau buat apa sih? Sampai Kak Rays menunjukmu untuk ke depan. Naya terus mengomel dalam hatinya, bagaimana pun ini adalah ruang kelas, tidak sembarangan bisa bertindak sesuka hati. Namun Naya harus menelan kekecewaan ternyata Syaiqa masih belum juga melihat ke arah depan.

Lihat ke depan bodoh, monster itu sudah seperti akan memakan kami hidup hidup.

Syaiqa mulai membalikkan kepalanya ke arah depan saat mengerti isyarah Naya, dia juga mulai merasakan hawa panas disekelilingnya. Akhirnya setelah memastikan perintahnya Ia beranjak bangun dan perlahan melangkahkan kakinya menuju ke depan.

Tap

Tap

Ya ampun, bisa kena serangan jantung ini. Lagian kenapa harus aku sih. Naya lagi, ngapain sih gitu cara bilangnya ngeri banget.

"Ada apa ya Pak?"

"Kerjakan soal halaman 125 nomor a sampai c!" Jawab Rays tanpa melihat ke arahnya.

Sombong banget sih, ck! Dari gayanya aja udah ketahuan SOK.

Syaiqa mengambil buku dan mulai mencari sesuai arahannya.

Apa ini, soal beginian? Ya ampun ini kan kelemahan aku. Kenapa bisa apes begini sih. Ya Tuhan tolonggggg!

Naya sudah menggeleng - gelengkan kepalanya saat mendengar perintah tadi. Dia tahu betul pasti Syaiqa tidak akan bisa menyelesaikannya.

Semoga aja ada keajaiban Qa, kalau gak siap-siap deh bakalan ada perang dingin didepan.

"Kenapa hanya diam? Bukannya kamu mahasiswi terpintar semester ini, seharusnya ini soal yang tidak sulit kan Nona Syaiqa?"

Panggilan Rays benar-benar membuat semua orang terkejut, bagaimana bisa Kak Rays mengenali Syaiqa yang satusnya adalah mahasiswa semester pertama. Bahkan Naya juga heran menatapnya. Naya sempat berpikir mungkin saja mereka memang saling mengenal, di lihat dari hubungan bisnis orang tua mereka sah-sah saja kan. Tapi bagaimana mungkin dia menyebut nama Syaiqa dihadapan banyak orang. Syaiqa sendiri lebih terkejut, karena dia benar-benar tidak menyangka kalau kakak kelasnya itu juga mengenalinya. Ia semakin gugup, takut jika image keluarganya tercoreng gara-gara dia tidak bisa menjawab soal itu. Syaiqa adalah orang yang sangat menjaga imagenya dan keluarganya.

"Ekhm, saya tau nama kamu, hanya karena menebak-nebak saja, dosen kalian memberi tahu bahwa di kelas ini yang paling pintar bernama Syaiqa, melihat kamu begitu santai tentu kamu kan yang paling pintar."

Zain yang berdiri di dinding bagian luar kelas hanya mangut-mangut saja melihat kelakuan Bosnya. Zain juga menertawakan ingatan Rays tentang sekilas perjumpaan hari itu.

Syaiqa benar-benar kesal dengan perkataan Rays. Ia merasa sangat di permalukan di hadapan teman- temannya. Dalam sekejap Syaiqa meletakkan buku yang dipegangnya dengan keras, lalu menuliskan beberapa rumus di papan tulis. Rumus yang akan membuat Rays benar-benar malu di hadapan semua anak kelas. Bahkan Zain yang sempat masuk dan melihat ke arah papan pun menggeram kesal. Bagaimana seorang mahasiswa srmester pertama mengetahui rumus tingkat dosen. Syaiqa pun pergi begitu saja tanpa bicara apapun. Sontak saja Naya berlari mengejar Syaiqa keluar.

"Kak Rays! Anda keterlaluan. Bagaimana bisa Anda memperdaya seorang gadis dengan trauma masa lalunya?" Naya hanya sempat mengucapkan kata-kata itu, tidak lupa ia mengacungkan jari tengah ke arah Zain dan Rays sebelum benar-benar menghilang di balik pintu keluar. Zain benar-benar marah dan ingin mengejar Naya, namun Rays menghentikannya dan memilih melanjutkan materi.

Terpopuler

Comments

Nuhume

Nuhume

🔥🔥🔥🔥

2023-04-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!