Hal Penting 2

Zain mendekat ke arah Pak Toni dan membisikkan sesuatu. Pak Toni hanya mangut-mangut saja, dan setelahnya melirik ke arah yang lain dengan tatapan yang sulit diartikan. Naya begitu penasaran, apa yang sudah dikatakannya.

Tidak mungkin Pak Toni menerima suap mereka kan, wahhh jika benar seperti itu aku akan melapor pada Presdir.

Setelah Zain kembali ke posisinya, tampak Pak Toni and The Gengs sudah tidak bersiaga lagi. Naya menyadari jika ada hal yang tidak beres, Naya berusaha keras menatap tajam ke arah mereka, tapi sinyal itu seperti tidak terlihat, mereka biasa-biasa saja. Naya tidak akan menyerah, ia berjanji akan akan tetap berada di garda terdepan apapun yang terjadi. Ia harus menjaga imagenya di depan Presdir dan Ayahnya. Tiba-tiba Zain mendekatinya dan mengunci tangannya.

"Iihhhh! Apaan sih, lepasin...lepasin tau...Pak Toni kenapa diam saja! Kalau terjadi sesuatu dengan nona muda riwayat kalian semua akan tamat!"

Bughk!

Zain melototinya dengan tajam, Naya baru saja menginjak kakinya. "Apa? Sakit? Makanya lepasin! Kalian meremehkan kekuatan aku?"

Bocah ini lumayan juga gayanya, menarik.

"Sebaiknya gadis cantik ini bersikap yang baik agar tidak terjadi sesuatu yang buruk terhadap nona muda tersayangmu itu." Ucap Zain sambil berbisik di telinga Naya.

"Lihat! Kamu lihat mereka!" Zain menunjuk ke arah Pak Toni dan yang lainnya.

"Mereka saja berdiri dengan patuh." Zain semakin mendekatkan bibirnya ke pipi Naya,

"Kamu tidak mau bergabung, Nay?" Ucap Zain dengan begitu lembut di telinga Naya, ia hampir merinding dibuatnya. Ia jadi serba salah, ia takut juga sebenarnya. Tapi bagaimana dengan Syaiqa, setelah berdebat panjang dengan nuraninya, akhirnya ia mengalah. Ia akan menjadi penonton yang baik, sementara waktu. Ya hanya sementara, demi nonanya. Jika keadaan mendesak ia tidak akan peduli apapun ia akan mengeluarkan senjata pamungkasnya.

Syaiqa ingin menolong Naya tapi tatapan Rays yang terus mengarah padanya membuatnya diam seribu bahasa. Sebenarnya ia sangat ingin pergi, namun ia tetap harus menepati janjinya dulu untuk berbicara dengan laki-laki di depannya itu.

Ia sama sekali tidak terbiasa dengan situasi saat ini, tatapan Rays begitu syahdu namun tetap intens menatapnya tak berkedip. Semakin lama semakin mendekat. Otak Syaiqa seperti berhenti berputar. Ini seperti dejavu dalam pikirannya. Aroma parfum Rays begitu menenangkan untuknya. Tapi dia tidak bisa mengingat apapun. Tanpa Syaiqa sadari Rays sudah berada tepat di hadapannya, sangat dekat. Hanya berjarak setengah meter, jarak yang sangat tidak aman untuknya. Hingga akhirnya petikan jari Rays menyadarkan lamunannya. Ia terkejut dan reflek mundur. Namun Rays malah lebih mendekat. Bahkan ia menginjak tali sepatu Syaiqa. Sengaja ataupun tidak baginya sudah tidak penting.

"Katakan! Apa mau Anda?" Tanya Syaiqa dingin dengan memalingkan wajahnya ke arah yang lain. Rasanya saat ini Syaiqa ingin marah bahkan ia terus menggesekkan kakinya ke belakang sedikit demi sedikit. Namun beda halnya dengan Rays, lidahnya seolah kelu, Ia menatap Syaiqa dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Masuklah ke mobil ada hal yang ingin kusampaikan!" Rays mulai membawa pandangannya ke arah yang lain. Situasi saat ini benar-benar di luar banyangannya.

"Di sini saja." Syaiqa tetap tidak mau.

"Semakin lama kamu masuk, semakin banyak drama yang akan mereka lihat."

Syaiqa ingin marah, ia ingin menampar laki-laki dihadapannya. Ini penghinaan sekaligus pelecehan baginya. Bagaimana mungkin pengawalnya saja tunduk pada mereka. Lama berfikir akhirnya ia punya rencana. Ia akan menarik Naya dan kabur dari sana. Tapi tidak, bagaimana dengan Pak Toni dan yang lain. Ya sudah aku menyerah. Ikuti saja dulu kali ini.

Di dalam mobil dengan pintu terbuka, Syaiqa minta duduk di posisi kemudi dan Rays di kursi belakang. Rays mengatakan sesuatu dengan sangat pelan dan serius. Syaiqa tidak menyangka ternyata hal penting yang dimaksud bukan seperti perkiraannya dan Naya, ini benar-benar di luar nalar. Akhirnya mereka keluar.

"Bagaimana, kamu mau?" Tanya Rays dengan suara lantang.

"OMG! Kak Rays lagi nembak dia! Waw keren banget...!"

"Aaaaaa! Aku juga mau!"

"Terima! Terima! Terima!" Anak-anak yang melihat bersorak riang bersama. Hingga tatapan Zain mendiamkan mereka.

Naya yang dari tadi hanya memperhatikan Syaiqa, lambat laun menyadari suara teriakan anak-anak.

"Apa nembak? Kapan nyatain cintanya? Gak mungkin aku melewatkan sesuatu kan?" Naya hanya bisa terdiam heran.

Saat itu Syaiqa benar-benar tidak memikirkan apapun lagi kecuali tawaran Rays padanya. Cepat atau lambat ia memang harus melakukannya.

Mungkin aku memang harus mencobanya sekarang. Semoga dia orang yang baik. Aamiiin.

"Iya! Aku mau." Jawab Syaiqa sambil memejamkan matanya mengingat hal yang ingin dilupakannya.

"Aaaaaaaaaa Kak Rays.....!"

Pertahanan mereka runtuh akhirnya mereka mengeluarkan suara emas mereka. Tiba-tiba Rays berjongkok tepat di depan Syaiqa dan hendak menyentuh tali sepatunya. Sontak Syaiqa mundur.

Kenapa lagi ini? Apa dia mau mengikat tali sepatuku. Apa? Suasana macam apa ini Ya Tuhann.

Tapi Rays malah menatapnya sendu dan penuh arti, Syaiqa jadi salah tingkah di tatap aneh seperti itu. Dan tiba-tiba saja Rays langsung mengikat tali sepatunya tanpa berkata sepatah katapun. Syaiqa reflek menahan napasnya.

Setelah selesai Rays pun berdiri dan berbisik sesuatu di telinga Zain. Hingga akhirnya ia pergi membawa mobilnya sendiri meninggalkan Zain dan yang lainnya.

Semua yang melihat bertambah terkejut dan menjerit dalam hati mereka. Mereka hanya bisa berbicara dengan suara yang ingin menjerit.

"Aaaaaa......so sweet sekali.

"Pasti mereka udah jadiankan..?

"Kak Rays emang gak ada lawan.

"OMG! Besok bakal heboh satu kampus, Kak Rays punya pacar baru."

Suara teriakan itu begitu saja lalu lalang di telinga Syaiqa, ia sama sekali tidak mendengar dengan baik. Banyak hal yang terjadi dengannya saat ini. Ini tidak bisa membuatnya berpikir jernih. Akhirnya ia memilih pulang dengan Zain yang mengikutinya membawa rentetan barang yang dihadiahkan Rays untuk Syaiqa. Syaiqa tidak peduli dengan tanggapan orang-orang. Ia memang seperti itu ditambah kejadian barusan benar-benar aneh dan tidak mudah dicerna pikiran. Bagaimana mungkin Kak Rays meminta menemuinya hanya untuk mengajaknya privat kimia.

Aku sudah tahu kamu memiliki trauma. Kemarin aku tidak sengaja bertemu dengan Tuan Hasmana. Dia memintaku untuk membantumu. Jika kamu mau aku sudah menyiapkan banyak referensi dan bahan-bahan yang diperlukan. Tinggal mengatur tempat dan waktu. Dan kamu juga bisa mengajak teman-temanmu.

Begitu Rays berbicara padanya di dalam mobil, Syaiqa sebenarnya juga heran kenapa bisa, dan kenapa seheboh itu. Tapi Ya sudahlah, ia tidak suka memperpanjang masalah. Lagi pula mereka hanya akan belajar bersama toh juga akan ada Naya. Dia juga dia akan mengajak beberapa teman sekelasnya. Tidak ada jenis kekhawatiran apapun yang dipikirkannya.

Terpopuler

Comments

Nuhume

Nuhume

kaka Thor, klo bisa paragrafnya jgn trllu panjang, bisa tuh yg panjang di bagi jadi dua atau tiga paragraf spya pembaca gk puyeng.. itu untuk aku yaa kak🙈🙈

2023-04-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!