Bab 5, petualang

Aku pun pingsan setelah pertarungan mematikan itu.

Disaat ku pingsan ku merasakan sensasi nostalgia di atas kepalaku.

Kepalaku seperti sedang menyentuh sesuatu yang lembut dan terasa hangat.

Aku pun mulai sadar dari pingsan ku dan membuka mata ku secara perlahan.

Dan kulihat ada Frisca yang sudah mengelus kepalaku dengan pelan.

Frisca yang mengetahui aku sudah bangun ia pun tersenyum kepadaku dan berkata.

Kerja bagus, kau sudah berjuang dengan baik"

Dia mengucapkan itu dengan santai dan dengan senyumnya yang indah.

Aku pun berusaha untuk bangkit karena merasa malu dengan situasi saat ini, namun ketika aku ingin bangkit, Frisca menahan ku dan tak memperbolehkan ku untuk pergi dari pangkuannya.

Dia berkata bahwa aku seharusnya beristirahat saja dan tak usah memedulikan hal lain.

Aku menurutinya untuk kali ini karena saat ini aku memang masih sangat kelelahan setelah pertarungan kemarin.

Disaat aku ingin menutup mataku kembali untuk beristirahat aku teringat bahwa ketika pertarungan terjadi tanganku terlepas dari tubuhku, mengingat hal itu secara spontan aku melihat ke kiri dan terlihat tangan kiri ku sudah ada di tempatnya.

Aku terheran melihat tanganku dalam keadaan baik tanpa luka sedikitpun.

Frisca yang melihat ku dalam keadaan heran menjelaskan kepadaku bahwa ia melihat ku bertarung dengan pria besar itu lalu setelah kekalahan pria besar itu ia berlari kearah ku dan mengeluarkan sebotol air penyembuh.

Sebelum ia menuangkan botol itu ia mengambil tanganku terlebih dahulu yang tak jauh dari tempatku pingsan.

Ia menuangkan botol itu dan dalam sekejap mata, tanganku kembali utuh tanpa luka.

Lalu setelah ia menuangkan air itu ke seluruh tubuhku ia membawa ku hingga ketempat ku berada saat ini.

Aku merasa malu karena aku di bawa oleh seorang wanita.

Tapi aku tak mengatakan hal itu kepada Frisca karena malu.

Kulihat ke kanan dan ke kiri, terlihat banyak pohon dan rumput disekitar ku.

Angin berhembus dengan kencang dan tak lupa terdengar juga suara tapak kaki kuda.

Tempat ku berada tak jauh dari perumahan yakni berada di taman.

Untuk ukuran taman tempat ini begitu luas ucapku pelan.

Disela hembusan angin yang mengenaiku mataku secara perlahan tertutup akibat lelah yang sudah menumpuk.

Mataku akhirnya tertutup rapat dan aku tertidur tepat di pangkuan Frisca.

Keesokan harinya aku dan Frisca kini sedang bersiap untuk mencari pekerjaan agar bisa mendapatkan uang.

Benar! Salah satu cara agar bisa bertahan hidup adalah dengan mendapatkan uang! Dan cara mendapatkan uang adalah dengan cara bekerja!" Ucapku pelan

Aku menggenggam tanganku dengan erat dengan mengatakan hal itu, dan yang sedang kulakukan di saksikan langsung oleh Frisca.

Aku merasa malu dan berjanji tak akan pernah melakukannya lagi di depan Frisca.

Kemudian aku bertanya kepada Frisca cara mendapatkan uang dan ia pun menjawab cara mendapatkan uang ada banyak caranya dan salah satu caranya adalah dengan memburu monster dan menjualnya.

Mendengar itu aku menjadi teringat dengan momen pertemuan ku dengan Frisca.

Frisca menuturkan bahwa jika ingin memburu monster harus mempunyai izin karena jika tak punya izin walaupun kita berhasil memburunya dan menjualnya itu tak akan dianggap sah dan akan di ambil oleh serikat yang sering dipanggil serikat petualang tanpa mendapatkan untung sedikit pun.

Lalu aku pun bertanya bagaimana cara mendaftar menjadi anggota serikat petualang lalu Frisca menjelaskan bahwa untuk mendaftar kita hanya harus pergi ke tempat serikat berada lalu kita hanya perlu mendaftar disana.

Ia juga menjelaskan bahwa jika ingin menjadi petualang akan di seleksi dengan mengukur tingkat kekuatan masing masing individu.

Jika kita kalah ataupun dianggap kalah oleh instrukturnya maka kita tak akan bisa mendaftar menjadi petualang hingga kita bisa memenangkan pertarungannya.

Ia menjelaskan semua hal yang ia ketahui dan ia juga berkata jika ingin tau lebih banyak lebih baik ke tempatnya langsung.

"Untuk lebih jelasnya, lebih baik kita langsung kesana"

Frisca mengajakku untuk langsung pergi menuju serikat petualang, aku pun lantas menyetujuinya dan pergi kesana bersama Frisca.

Setelah berjalan beberapa saat, kami akhirnya tiba di serikat petualang.

Tempat itu terlihat sangat besar dengan warnanya yang mencolok serta terdapat banyak hiasan hiasan yang membuat tempat itu mengingatkan bahwa aku memang berada di dunia lain.

Aku mulai melangkah maju untuk memasuki tempat tersebut.

Ketika aku memasuki tempat itu terlihat banyak sekali orang berbadan besar dan kekar, setiap orang membawa senjata nya masing masing seperti pedang besar, gada, panah, dan juga ada orang yang seperti penyihir.

Wow setelah lama ku tak pernah keluar dari Goa ternyata ada sihir di dunia ini" ucapku dengan kagum.

Aku berjalan dan melihat sekeliling tapi kini aku berjalan dengan hati hati supaya kejadian kemarin tak terulang kembali.

Aku berjalan dan terhenti di tempat yang sepertinya adalah seorang resepsionis disini.

Seorang resepsionis disana melihatku dengan tatapan sinis dan tajam.

Aku menghiraukan tingkahnya dan mulai bertanya bagaimana caranya supaya aku bisa menjadi bagian dari serikat.

Seketika tempat yang ramai itu menjadi hening seketika dan dilanjutkan oleh tawa yang sangat keras.

hahahaha

Hei, hei kau dengar itu?"

Yang benar saja, apakah tempat ini di pikirnya adalah tempat bermain?"

Orang orang disekitar ku berbicara hal buruk tentangku dan ya aku tak memedulikannya dan mengatakan hal itu sekali lagi kepada resepsionisnya.

Resepsionis yang mendengarnya lagi pun menceletus dengan perkataan buruk yakni

"Hei hei kau pikir ini tempat bermain?, Mana mungkin orang lemah seperti kau bisa memburu monster!"

"Yang ada kau yang akan diburu oleh monster!"

Dan lagi tempat itu dipenuhi suara tawa kembali dan kini lebih keras dibanding sebelumnya.

Aku pun membalas celetukannya dengan berkata

"Apakah aku terlihat lemah bagimu?"

Dan lagi suasana disekitar menjadi hening dan tak terdengar satu suara pun bahkan aku bisa mendengar suara detak jantungku sendiri.

"Hoi hoi kau jangan sombong!, Sudah dilihat sekilas pun bisa diketahui bahwa kau ini lemah!"

Tiba tiba pria besar yang sedang duduk tak jauh dari tempatku berdiri dan mengayunkan pedangnya tepat kearah leherku dari belakang.

"Sudah sudah, kau ini jangan terlalu kasar dengannya, hanya dengan sedikit ayunan pedangmu bisa membunuhnya kau tau?!"

Kini suasana yang awalnya hening berubah kembali menjadi Sura tawa.

Frisca yang di sampingku merasa geram dengan perilaku mereka semua, Aku melihat kearah Frisca dan nampak ia sudah bersiap untuk menyerang pria besar yang mengacungkan pedangnya ke arahku.

Namun aku menghentikan Frisca dan berkata bahwa semuanya akan baik baik saja dan ia pun menuruti perkataan ku.

Setalah ku ucapkan kalimat itu aku pun memegang pedangnya dan berbalik dengan cepat lalu aku pun menarik pedangnya dan.

"Huh, kau ini sudah cukup keterlaluan bukan?"

Aku yang ingin menyerang pria besar itu terhenti akibat datang seorang wanita yang menarik pedangnya dan membuangnya seperti membuang sampah.

Aku pun mundur beberapa langkah mengambil jarak darinya karena sedari awal aku tak merasakan kedatangan wanita itu.

Orang orang yang disekitar menjadi hening karena kedatangan wanita itu, terlihat mereka seperti merasa takut padanya.

Aku terheran dengan perilaku mereka semua dan disaat ku termenung wanita itu pun mengucapkan sesuatu

"KALIAN ORANG ORANG BODOH! Kenapa kalian selalu menganggu setiap orang yang ingin mendaftar?!"

Wanita itu mengambil nafas dan berteriak dengan sangat keras, suara itu bahkan terdengar hingga keluar.

"Apa kalian pernah melihat kemampuannya?!"

Suaranya menggema di seluruh ruangan, orang orang disekitar hanya bisa menelan ludah karena takut dengan wanita itu.

Jelas aku merasa heran, mengapa orang yang berbadan besar dan kekar takut dengan seorang wanita yang penampilannya kurang lebih sama denganku?

"Aku telah menyaksikannya, bahwa pemuda ini memiliki kemampuan yang sangat besar!, Pemuda ini berhasil mengalahkan Berdis si kematian dengan sendiri dan hanya menggunakan pisau kecilnya!"

Mendengar hal itu suasana disana berubah kembali menjadi lebih buruk.

Mereka yang mendengar ucapannya terkejut tak percaya karena pria besar yang ku kalahkan atau biasa disebut dengan Berdis si kematian berhasil dikalahkan.

Dari yang kudengar dari Frisca kemarin malam, ternyata orang yang ku kalahkan adalah orang yang sangat kuat dan hebat.

Ia terkenal reputasinya di kota ini karena ia tak pernah gagal menjalankan pekerjaannya namun yang menjadi kekurangannya ialah sifatnya yang buruk karena suka menindas yang lemah.

Frisca mengatakan bahwa pada saat itu aku sedikit beruntung karena jika aku tak menyerang pada saat saat terakhir itu aku akan mati dengan sangat buruk.

Kemudian setelah wanita itu menceritakan singkat tentang diriku yang berhasil mengalahkan Berdis si kematian ia mengenalkan dirinya kepadaku

"Namaku Hera, aku seorang petualang rank S, mohon bantuannya untuk kedepannya"

Wanita itu mengenalkan dirinya dengan sedikit membungkukkan dirinya, jika aku tak teliti aku tak akan mengetahui bahwa ia sedang membungkukkan dirinya.

Kemudian setelah kejadian yang tak terduga itu berakhir aku pun disetujui untuk menjadi seorang petualang dan kini aku menjalani sebagai petualang peringkat

Terbawah yakni peringkat G.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!