Bi Ratih

Arya Sena masuk kedalam gubuk reok. Wajahnya yang datar sejenak berubah menjadi wajah yang sedih ketika memandangi wanita tua yang sedang terbaring lemas di atas tikar lusuh. Keadaan ini sudah hampir 3 bulan menimpa wanita tua itu.

"Bi ! Bi ! aku membawa roti untuk makan malam Bi Ratih". Dengan suara lirih, Arya Sena mencoba membangunkan Bi Ratih. Seketika Bi Ratih tersenyum memandangi wajah bocah di depannya. Arya Sena memang bukan anak kandungnya. Entah sejak kapan Bi Ratih mulai merawat Sena hingga sekarang berumur 7 Tahun. Sena pun tidak mempedulikan asal usulnya. Yang dia tahu hanya terus hidup bersama Bi Ratih. Satu - satunya orang yang dianggapnya di dunia ini untuk saat ini. Bahkan suara dan ekspresi Sena hanya akan muncul jika berada di depan Bi Ratih.

Sejak Kecil hidup miskin dan yatim piatu membuat Arya Sena membenci semua orang kecuali Bi Ratih. Hal ini terjadi karena sejak kecil dia dikucilkan, di hina bahkan sering di pukuli orang di sekitarnya. Sekarang satu - satunya orang yang menyayanginya berbaring tak berdaya dengan tubuh kurus.

Setiap Sena melihat Bi Ratih hatinya terasa akan meledak karena sakit dan suaranya yang tertahan seakan ingin meluap keluar dari tenggorokannya untuk berteriak menangis dan mengadu kepada langit akan kehidupan yang tak menentu yang di jalaninya.

"Sena ! dimana kamu mendapatkan roti ini nak?". Bi ratih memandangi Sena dengan sayu. Anak yang dia besarkan sejak bayi kini telah menjadi laki laki yang tumbuh besar namun ada rasa sedih di hatinya telah menyembunyikan jati diri Sena yang di rahasiakannya sampai saat ini.

Sena tersadar dari lamunannya setelah mendengar suara bi Ratih." Saya di beri oleh pedagang Bi setelah membantunya mengangkat barang". Sena terpaksa berbohong agar bi ratih mau memakan roti karena sejak semalam Bi Ratih belum makan apapun.Biasanya Sena lebih suka berburu kehutan untuk makanan namun jika dia tidak mendapatkan hewan buruan terpaksa dia mencari makanan di pasar dengan segala cara tanpa mempedulikan baik buruknya.

Bi Ratih yang mendengar jawaban Sena hanya menggelengkan kepala sambil melirik pakaian di bagian samping Sena yang memiliki bercak darah. Bagaimanapun Bi ratih telah merawat sena sejak bayi sehingga tahu jika sena berbohong.Namun dia tidak ingin membuat sena semakin bersedih jika dia memarahinya.

"Lain lali Bibi ingin makan daging ikan atau ayam hutan saja tidak usah kau bawakan roti". Bi Ratih berusaha menghindarkan Sena dari perilaku yang menyimpang seperti mencuri. Sena hanya mengangguk karena mengetahui maksud dari Bibinya kemudian dia minta izin untuk membersihkan badan dan merawat luka di punggungnya. Dia menuju sungai yang tidak jauh dari gubuk nya dengan wajah tanpa ekspresinya setelah menjauh dari Bi Ratih.

Setelah membersihkan Badan dan lukanya Sena kembali masuk. Dia tersenyum setelah melihat bibinya kembali tidur dan di sampingnya masih ada sepotong roti yang sengaja di simpan bi ratih untuknya. Bi Ratih pasti menyadari bahwa semenjak semalam dia juga belum memakan apapun kecuali air sungai yang selalu mengganjal perutnya.

"Memang hanya Bibi yang selalu mengerti diriku, saya berharap bibi bisa hidup lebih lama agar saya bisa membahagiakan bibi dengan makanan yang banyak dan rumah yang nyaman". Sena mengambil roti dan menggigitnya tanpa ekspresi. Dia bersandar di dinding gubuknya hingga terlelap.

Terpopuler

Comments

Sugiri

Sugiri

sungguh malang nasib mu arya siapa dirimu susungguhnya

2022-11-07

0

Lalu Ell Leo

Lalu Ell Leo

mantap thor semoga sampe tamat

2021-02-18

0

Nikodemus Yudho Sulistyo

Nikodemus Yudho Sulistyo

PENDEKAR TOPENG SERIBU mampir lagi nih.

2021-01-07

0

lihat semua
Episodes
1 Kerajaan Kumbara
2 Arya Sena
3 Bi Ratih
4 Awal Tragedi
5 Kematian Bi Ratih
6 Guru Jaya Bhaya
7 Perjalanan Di mulai
8 Guru Yang Lemah
9 Hutan Kematian
10 Teknik Pernafasan Amukan Surgawi
11 3 Kitab Tingkat Dewa
12 Siluman kera putih
13 Kekuatan Cincin Penguasa
14 Pesan Terakhir Jaya Bhaya
15 Menjalankan Amanah
16 Kekejaman Tanpa Pembunuhan
17 Nafsu Membawa petaka
18 Merak Ungu
19 Kebaikan yang terbungkus Kegelapan
20 Menemukan Titik Terang
21 Sena VS Tetua Badri Arja
22 Isyana Tunggadewi
23 Bertemu Dewa Tabib
24 Kedatangan Tumenggung Raharja
25 Kekacauan di Kota Rando
26 Pembantaian
27 Melawan Tumenggung Raharja
28 Janji Sena
29 Cinta yang mulai tumbuh
30 Siasat Arjunta
31 Siluman Kelelawar
32 Kemampuan Isyana
33 Bertemu Murid Suci
34 Terjebak ditengah Pertempuran
35 Putri Kerajaan Kumbara
36 Janji Berakhir
37 Kehidupan Baru
38 Turnamen Kumbara Muda
39 Kekuatan Arjunta
40 Bakat Pendekar Muda Kumbara
41 Tak Sesuai Harapan
42 8 Besar
43 Pemuda di Luar Nalar
44 Makna Kehidupan
45 Babak 4 Besar
46 Kekaguman
47 Juara sekaligus Buronan
48 Pasukan Jubah Merah
49 Menuju Kota Wanua
50 Operasi di mulai
51 Hancurnya Bandit Serigala Api
52 Musuh Baru
53 Padepokan Bukit Api
54 Rahasia Dunia Persilatan
55 Bandit Lembu Gunung
56 Perpisahan
57 Kota Sanriga
58 Hitam dan putih
59 Gelombang Hewan Buas
60 Kekuatan Tongkat Emas
61 Merebut Musuh
62 Siluman Harimau Emas
63 Serangan Kelompok Bertopeng
64 Kemunculan Sena
65 Rencana Nyai Genggong
66 Kemenangan Sementara
67 Melarikan Diri
68 Dilema Prabu Sanjaya
69 Pemilik Tubuh Abadi
70 Kekacauan
71 Serangan Siluman
72 Kebahagiaan di Tengah Peperangan
73 Penyesalan akan selalu ada
74 Ambisi Nyai Genggong
75 Kekhawatiran Prabu Sanjaya
76 Penculikan Dewi Lasmini
77 Penyelamatan
78 Kemampuan Pendekar Tubuh Baja
79 Pertarungan Panjang
80 Masalah Baru
81 Bertemu Isyana Kembali
82 Misi Bersama
83 Alibi Rubana
84 Amukan Dewi Lasmini
85 Gejolak Kota Bina
86 Menyebar
87 Menunggu Musuh
88 Persiapan Perang Mendadak
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Kerajaan Kumbara
2
Arya Sena
3
Bi Ratih
4
Awal Tragedi
5
Kematian Bi Ratih
6
Guru Jaya Bhaya
7
Perjalanan Di mulai
8
Guru Yang Lemah
9
Hutan Kematian
10
Teknik Pernafasan Amukan Surgawi
11
3 Kitab Tingkat Dewa
12
Siluman kera putih
13
Kekuatan Cincin Penguasa
14
Pesan Terakhir Jaya Bhaya
15
Menjalankan Amanah
16
Kekejaman Tanpa Pembunuhan
17
Nafsu Membawa petaka
18
Merak Ungu
19
Kebaikan yang terbungkus Kegelapan
20
Menemukan Titik Terang
21
Sena VS Tetua Badri Arja
22
Isyana Tunggadewi
23
Bertemu Dewa Tabib
24
Kedatangan Tumenggung Raharja
25
Kekacauan di Kota Rando
26
Pembantaian
27
Melawan Tumenggung Raharja
28
Janji Sena
29
Cinta yang mulai tumbuh
30
Siasat Arjunta
31
Siluman Kelelawar
32
Kemampuan Isyana
33
Bertemu Murid Suci
34
Terjebak ditengah Pertempuran
35
Putri Kerajaan Kumbara
36
Janji Berakhir
37
Kehidupan Baru
38
Turnamen Kumbara Muda
39
Kekuatan Arjunta
40
Bakat Pendekar Muda Kumbara
41
Tak Sesuai Harapan
42
8 Besar
43
Pemuda di Luar Nalar
44
Makna Kehidupan
45
Babak 4 Besar
46
Kekaguman
47
Juara sekaligus Buronan
48
Pasukan Jubah Merah
49
Menuju Kota Wanua
50
Operasi di mulai
51
Hancurnya Bandit Serigala Api
52
Musuh Baru
53
Padepokan Bukit Api
54
Rahasia Dunia Persilatan
55
Bandit Lembu Gunung
56
Perpisahan
57
Kota Sanriga
58
Hitam dan putih
59
Gelombang Hewan Buas
60
Kekuatan Tongkat Emas
61
Merebut Musuh
62
Siluman Harimau Emas
63
Serangan Kelompok Bertopeng
64
Kemunculan Sena
65
Rencana Nyai Genggong
66
Kemenangan Sementara
67
Melarikan Diri
68
Dilema Prabu Sanjaya
69
Pemilik Tubuh Abadi
70
Kekacauan
71
Serangan Siluman
72
Kebahagiaan di Tengah Peperangan
73
Penyesalan akan selalu ada
74
Ambisi Nyai Genggong
75
Kekhawatiran Prabu Sanjaya
76
Penculikan Dewi Lasmini
77
Penyelamatan
78
Kemampuan Pendekar Tubuh Baja
79
Pertarungan Panjang
80
Masalah Baru
81
Bertemu Isyana Kembali
82
Misi Bersama
83
Alibi Rubana
84
Amukan Dewi Lasmini
85
Gejolak Kota Bina
86
Menyebar
87
Menunggu Musuh
88
Persiapan Perang Mendadak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!