Setiap orang memiliki impian mereka masing-masing. Kekuasaan, kebahagiaan, keluarga, dan kehidupan percintaan. Walaupun hal itu belum tentu akan menjadi kenyataan, tapi setiap orang pasti akan berusaha untuk mendapatkannya, kan?
......................
Baru saja kemarin aku sampai di kota ini, mungkin sebaiknya aku berkeliling untuk lebih mengenal kota ini.
Banyak sekali penduduk yang berdagang di kota ini. Dan mereka memiliki produk yang berbeda-beda. Tetapi kebanyakan didominasi oleh hasil pertanian seperti sayuran dan buah-buahan. Kota ini memiliki pemimpin yang dulunya juga merupakan seorang pedagang ternama. Yaitu, Morris Adler. Seorang jenius yang pandai dalam berdagang, dia dikenal dengan kemampuannya dalam bernegosiasi. Kota ini juga enak untuk dipandang.
Aku menemukan sebuah padang rumput yang terbentang luas dan indah. Angin yang sejuk dan suhu udara yang pas. Ini adalah tempat yang bagus untuk bersantai. Saat melihat-lihat keadaan sekitar, aku menemukan sebuah pohon yang tumbuh sendirian di hamparan padang rumput ini. Aku memilih duduk di bawah pohon itu karena tampaknya disitu lebih menenangkan.
Saat sedang bersantai, aku pun memikirkan tentang buku tua yang aku baca tadi malam sebelum akhirnya tertidur. Buku itu menceritakan impian dari Pak Derrys dan... istrinya, mungkin?
Singkatnya buku itu berisi tentang impian mereka saat remaja. Memiliki keluarga dan menjadi pedagang paling makmur di Halsberg. Tapi itu membuatku terpikirkan mengapa istrinya melakukan perjalanan untuk mencari sebuah kebebasan. Apakah ada sesuatu yang membuatnya merasa terkekang dan membuatnya merasa tidak bebas dalam kota ini. Semakin kupikirkan, hal itu membuatku semakin pusing.
......................
"Sial, sepertinya aku ketiduran."
Sepertinya aku ketiduran setelah memikirkan hal itu. Matahari terbenam selalu menjadi hal yang indah untuk dilihat. Tapi... entah mengapa, hal itu terasa menyedihkan. Sebaiknya aku pulang, hari sudah mau gelap.
"Aku pulang!"
Tampaknya tidak ada siapa-siapa di rumah saat ini. Mungkin Pak Derrys masih dalam perjalanan pulang, tapi dimana Calia?. Kupikir dia mungkin bersama Pak Derrys hari ini. Tapi, mengapa aku merasa khawatir dengan hal ini.
Sepertinya ada yang pulang.
Diriku langsung mencoba memeriksanya. Dan hal yang mengejutkan pun terjadi.
"Pak, apakah Calia bersama bapak?"
"Tidak. bukannya dia ada di rumah?" Menjawab dengan ekspresi kebingungan.
Hanya dengan melihat mata Pak Derrys, aku bisa mengetahui bahwa dia tidak berbohong.
"Pak, ayo kita cari Calia. Saya akan pergi ke arah Timur, bapak pergilah ke arah yang berlawanan dengan saya."
Tanpa berbicara sepatah kata pun, kami langsung bergegas untuk mencari Calia.
Apa yang membuatnya tidak pulang? Apakah dia tersesat? Tidak ingin pulang?... Atau jangan-jangan!... Ayolah Luke jangan berpikir seperti itu! Di saat seperti ini kau harus mencari cara cepat untuk menemukannya.
Kurang lebih sudah 2 jam aku mencari Calia, tetapi aku tidak melihat adanya keberadaan Calia dengan kemampuan sihir pendeteksi ku. Dan semua tempat yang mencurigakan sudah aku periksa untuk memastikan jika ada hal yang tidak diinginkan terjadi. Jika aku boleh berasumsi, Calia sedang ingin menyendiri.
Tempat di kota ini yang bisa dicapai oleh anak kecil dan masih dalam jangkauan aman.... Mungkin tempat itu.
Sudah kuduga, kau pasti di sini Calia. Sendirian dengan wajah yang terlihat sedih. Apa yang sebenarnya kau pikirkan?
"Calia, apa yang kamu lakukan disini?"
"Kak Luke?" Sambil mengusap air matanya.
"Maukah kamu menceritakannya padaku?" Luke bertanya dengan nada yang lembut.
Calia setuju dan dia pun menceritakan semuanya kepadaku. Dia bercerita bahwa ayahnya selalu sedih sejak kepergian ibunya dan Calia pun mengatakan dia ingin ibunya segera pulang. Jika dipikir-pikir, Pak Derrys mengatakan bahwa Calia terakhir kali melihat ibunya saat dia berusia 6 tahun. Seorang anak kecil yang menjalani hidup tanpa sosok seorang ibu. Itu adalah hal yang sangat menyedihkan untuk di dengar. Dari awal, aku tidak mengira dia akan bersedia untuk bercerita kepadaku. Tapi, mungkin dia tidak ingin membuat ayahnya khawatir, jadi dia memilih untuk memendamnya.
Aku yang berasal dari keluarga yang harmonis dan selalu mempunyai kesempatan untuk bercerita kepada orang tuaku, mungkin tidak akan mampu memahami isi hati dari Calia. Tapi setidaknya, aku ingin membantunya.
"Calia, kakak punya cerita yang menarik loh buat Calia."
"Cerita apa kak?" Calia membalas dengan ekspresi bertanya.
"Dengarkan ya..."
Dahulu kala, ada seekor burung kecil yang tinggal bersama kedua orangtuanya. Burung kecil itu memiliki sayap yang lemah, hal itu membuatnya sulit sekali untuk terbang. Tetapi dia tidak pernah menyerah, dengan kegigihannya dia pun berhasil untuk terbang di langit. Ayah dan ibu nya pun bahagia melihat hal itu.
Musim semi tiba, para burung akan melakukan migrasi. Termasuk burung kecil tersebut. Dia benar-benar bersemangat dan berkeluyuran di udara. Tetapi ia tidak sengaja menabrak pohon di depannya dan dia pun jatuh. Ayahnya yang menyadari hal itu langsung mencoba untuk membantunya. Ya, dia berhasil membantu burung kecil itu. Tapi malangnya, mereka berdua terpisah dari kawanan mereka. Ibunya yang tidak menyadari hal itu terus melanjutkan perjalanannya.
Kejadian buruk menimpa seekor burung kecil yang malang. Hal ini membuat kedua burung itu harus mencoba bertahan hidup tanpa mengandalkan bantuan siapapun. Tetapi mereka tidak pernah menyerah untuk terus bertahan hidup, mereka percaya bahwa suatu hari mereka akan bertemu lagi. Tidak peduli berapa lama pun itu.
"Kasihan sekali ya burung kecil itu.." Calia menanggapi dengan ekspresi yang sedih.
"Tetapi burung itu tidak pernah menyerah, Calia juga harus tetap semangat dan tetap kuat oke!"
"Oke kak!" Dengan wajah tersenyum dan perasaan lega.
"Janji ya"
"Iya! Calia berjanji."
Semoga saja hal ini bisa membantunya untuk bersemangat kembali.
Tidak lama setelah itu, Pak Derrys pun menemukan kami. Dia langsung berlari dan memeluk Calia. Tangisan pun tidak tertahankan di antara mereka berdua. Calia pun menceritakan apa yang terjadi sebelumnya, Pak Derrys mendengarkannya dengan baik lalu memberikannya pelukan dan berjanji tidak akan membuatnya khawatir lagi. Aku lega melihat hal ini, kuharap ini akan membantu mereka untuk lebih bersemangat lagi. Setelah itu kami pulang ke rumah untuk beristirahat. Sebelum tidur, mungkin kupikir aku akan melanjutkan perjalanan ku besok. Walaupun sementara, tempat ini memberikan banyak pelajaran untukku.
Pagi pun tiba, aku berpamitan kepada mereka berdua untuk melanjutkan perjalananku. Pak Derrys memberiku persiapan makanan untuk perjalananku dan Calia sedih mengetahui bahwa aku akan pergi. Aku menghabiskan sedikit waktu ku untuk bercerita dengan Calia sebelum pergi. Setelah keadaan tenang, aku pun bersiap-siap untuk meninggalkan kota ini.
Calia bertanya apakah suatu hari aku bisa menemui mereka lagi. Aku pun menjawab bahwa ini bukanlah sebuah selamat tinggal, tapi sampai jumpa. Dia pun tersenyum kepadaku. Aku pun melangkahkan kaki ku untuk melanjutkan perjalanan ku.
"Hati-hati ya kak! Calia tidak akan pernah melupakan kak Luke!"
Aku senang bahwa ada seseorang yang akan selalu mengingatku. Walaupun sedih rasanya untuk meninggalkannya, tapi aku harus tetap pada tujuanku.
Dan, aku lupa untuk menceritakan bagian akhir dari kisah itu kepadanya. Bahwa ada dua kemungkinan pada ending cerita itu. Bisa saja burung kecil itu berhasil bertemu kembali dengan ibunya atau kemungkinan yang kedua.... Burung kecil itu tidak akan pernah bertemu ibunya di karenakan beberapa hal. Salah satunya, hanya kedua burung itulah yang selamat karena burung lainnya ditangkap oleh para pemburu burung saat mereka melakukan perjalanan.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments