Chapter 4 : Helen

Diriku masih terngiang dengan suara tadi malam. Siapakah orang itu? Penyanyi ternama? Atau itu hanyalah khayalanku yang disebabkan oleh tubuhku yang letih pada saat itu.

Berjalan lurus dari sini lalu kau akan menemukan seseorang yang dipanggil "Bu Maria". Aku lupa menanyakan hal ini secara lebih spesifik. Aku mencoba menanyakan warga setempat tentang rumah dari Bu Maria tersebut. Mereka mengatakan bahwa rumahnya memiliki dua lantai dan biasanya beliau sedang memainkan gitar pada saat ini.

Apakah kebanyakan orang-orang di tempat ini memiliki bakat bermusik ya, uniknya...

......................

Aku mendengar bunyi sebuah gitar yang sedang dimainkan dengan tempo yang pelan.

Bunyi yang dihasilkan dari gitar ini membuatku senang dan gelisah secara bersamaan.

Dan aku pun melihat seorang wanita yang sedang memainkan gitar tersebut. Mungkin ialah yang disebut Bu Maria. Tapi aku tidak enak menganggu kesenangannya, mungkin aku harus menunggu ia menyelesaikannya terlebih dahulu.

Aku penasaran bagaimana rasanya bermain gitar itu sejak kecil. Mereka yang bisa memainkan alat musik itu sangatlah keren di mataku. Jika ada kesempatan untuk memainkannya, aku akan sangat senang untuk melakukannya.

......................

Akhirnya selesai juga, mungkin inilah waktunya.

"Maaf mengganggu, apakah anda Bu Maria?" Tanyaku.

"Iya, saya Maria. Anda siapa?"

"Perkenalkan, nama saya Luke. Saya baru saja tiba disini beberapa saat yang lalu."

"Oh begitu..." Jawab ia sambil menganggukkan kepalanya.

"Ngomong-ngomong bu, apakah saya boleh menginap disini untuk beberapa hari saja?"

"Tentu saja boleh! Mari masuk nak" Bu Maria mengajak ku masuk ke dalam rumahnya.

Kami pun masuk ke dalam rumah. Ada banyak alat musik selain gitar di dalam rumah ini. Mungkin Bu Maria adalah seseorang yang sangat mencintai seni musik. Aku tidak perlu heran, semua orang di desa ini punya selera musik yang bagus.

"Kamarmu ada di lantai dua" Sambil memberikanku kunci kamar tersebut.

Aku pun langsung menuju ke kamarku yang berada di atas.

Hmm? Sepertinya ada dua kamar. Kamarku yang mana ya....

Aku mencoba untuk mengecek kondisi sekitar, mencari informasi yang mungkin nanti akan berguna.

Aku menemukan sebuah foto yang terlihat seperti ibu dan anak. Kupikir ini adalah foto Bu Maria bersama anaknya.

Sebuah lukisan? Sepertinya dilukis oleh anak kecil..... Helen? Apakah ini adalah lukisan anaknya?

Sepertinya salah satu kamar itu adalah miliknya. Dan benar saja, didepan pintu kamar itu tertulis nama Helen. Berarti kamar yang satunya adalah milikku.

Diriku langsung melompat ke kasur setelah membuka pintu kamarku.

"Akhirnya, sebuah tempat yang nyaman untuk beristirahat. Setelah membereskan barang-barang, mungkin aku akan langsung tidur" Ucapku yang sedang kegirangan.

Aku membereskan barang-barang yang kubawa. Sejujurnya aku lumayan merindukan suasana pedesaan seperti ini, tenang dan damai.

Akhirnya selesai juga. Baiklah, mungkin ini saatnya aku tidur. Sangat melegakan sekali, mungkin aku akan tidur lebih lama kali ini.

Baru saja menutupkan mata, diriku langsung tertidur karena sangat kelelahan.

......................

"Kau jahat sekali Luke... Mengapa kau meninggalkanku setelah mengatakan hal itu? Keparat, mati saja kau!!"

Mimpi macam apa itu.... Sepertinya aku ketiduran sampai malam.

Aku berusaha untuk berdiri dari tempat tidurku untuk mengambil air minum. Dan, sesuatu yang aneh terjadi.

Hah, seseorang bernyanyi?... Ini adalah suara pada saat itu! Apakah pemilik suara itu ada di sekitar sini? Sebaiknya aku menyelidiki tentang hal ini.

Aku bergegas untuk turun dari tangga dan mencari suara itu.

Sepertinya suara itu berasal dari luar, sebaiknya aku buru-buru ke sana.

Aku berjalan menuju ke arah dimana suara itu berada. Semakin lama, suara itu semakin dekat denganku. Dan akhirnya, itu dia pemilik suaranya. Tepat seperti dugaan ku, pemilik suara ini adalah seorang perempuan. Tapi entah mengapa, wajahnya tidak asing bagiku.

Perempuan itu menyadari kehadiranku. Saat aku melihat wajahnya, aku sedikit terkejut. Awalnya aku tidak percaya akan hal ini, tapi tidak salah lagi... Itu adalah dia.

"Hei, bukannya kau adalah...."

...----------------...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***